Doa Katolik
Orang Kudus Katolik 7 Februari Beata Eugenia de Smet Penolong Jiwa di Api Penyucian
Nama orang kudus baik santo, santa, beato maupun beata dapat dijadikan nama baptis, krisma atau nama pelindung umat Katolik.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Peringatan Orang Kudus Katolik 7 Februari 2022.
Nama orang kudus baik santo, santa, beato maupun beata dapat dijadikan nama baptis, krisma atau nama pelindung umat Katolik.
Orang Kudus Katolik pada 7 Februari ini merayakan Beata Eugenia de Smet.
Ia mengabdikan dirinya dalam melayani Tuhan dengan cara hidup saleh.
Kesalehan dan sikap hidup yang baik mengantar ia menjadi kudus.
• Khotbah Katolik Minggu 6 Februari 2022 Lengkap Liturgi Ekaristi Bacaan Injil dan Doa Umat
Beata Eugenia de Smet
Beata Eugenia de Smeth Lahir di Lille Perancis pada tanggal 25 Maret 1825.
Ia adalah Pendiri Tarekat Suster-suster Pembantu Jiwa-jiwa di Api Penyucian.
Sejak berusia 17 tahun, ia sudah berniat mengabdikan dirinya bagi kemuliaan Tuhan.
Ia bersedia dan rela menerima penyelenggaraan Ilahi atas dirinya dengan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah, kendatipun kehendak Allah berat baginya.
Sesudah menerima Komuni Kudus pada hari peringatan jiwa-jiwa di Api Penyucian tahun 1853, ia merasakan dalam hatinya suatu gejolak batin yang luar biasa kuatnya.
Ia merasa mendapat panggilan Allah untuk membina suatu tarekat baru bagi suster-suster yang khusus mengabdikan diri bagi kepentingan jiwa-jiwa yang masih bergulat dengan penderitaan di api penyucian dengan doa dan tapa serta pekerjaan amal kasih.
Gejolak hati itu tak tertahankan. Namun ia masih juga merasa ragu-ragu akan panggilan Ilahi itu.
Guna mendapatkan kepastian akan pentingnya mendirikan tarekat itu dan agar tarekat itu tidak didirikan atas dorongan emosional perorangan belaka, ia meminta kepada Tuhan lima buah tanda sebagai petunjuk perihal apa yang dikehendaki-Nya dari padanya.
Tuhan mengabulkan permohonannya itu selama 2 tahun awal karyanya.
Kecuali itupun, ia meminta petunjuk dari Santo Yohanes Maria Vianney, Imam dari Ars yang pada waktu itu sudah termasyur namanya karena berbagai karunia yang luar biasa yang diberikan Allah kepadanya.