Kombinasi Booster Vaksin Ketiga Bisa Sejenis atau Beda Jenis, Ada Takaran dari BPOM
Pemberian Vaksin booster diberikan secara Homolog dan Heterolog..........................................
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mulai 12 Januari 2022 pemberian vaksin booster ketiga dilakukan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk 5 jenis vaksin.
Kelima vaksin itu adalah vaksin Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.
"Pertama vaksin Coronavac PT Bio Farma ini adalah untuk booster homologus (satu jenis vaksin) akan diberikan sebanyak 1 dosis setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap untuk usia 18 tahun," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers secara virtual, Senin 10 Januari 2022 dikutip dari kontan.id
Coronavac Bio Farma berbahan baku vaksin Coronavac yang diproduksi Sinovac, perusahaan asal China.
Homologus berarti vaksin booster yang disuntikan sama dengan vaksin primer atau dosis pertama dan kedua.
Penny mengatakan, vaksin Pfizer bisa diberikan untuk vaksin booster dengan pemberian 1 dosis yang bersifat homologus dan diberikan untuk usia 18 tahun ke atas.
• Pemberian Vaksin Booster Tidak Sama dengan Vaksin 1 dan 2, Berikut Tata Caranya dari Kemenkes RI
Pemberian Vaksin booster diberikan secara Homolog dan Heterolog.
Berikut kombinasi pemberian vaksin booster ketiga melansir Instagram @kemenkes_ri
1. Sinovac-Sinovac maka vaksin booster setengah dosis Pfizer.
2. Sinovac-Sinovac maka vaksin booster setengah dosis AstraZeneca.
3. AstraZeneca-AstraZeneca maka vaksin booster setengah dosis Moderna.
Cara penyuntikan dilakukan secara intramuskular di lengan atas.
Penyuntikan half dose dilakukan dengan menggunakan jarum suntik sekali pakai 0,3 ml yang telah diberikan tanda ukuran dosis 0,15 ml dan 0,25 ml.
BPOM melakukan proses evaluasi penggunaan booster vaksin sesuai dengan pengajuan dan ketersediaan data uji klinik yang mendukung pengajuan booster tersebut.
"BPOM kembali mengeluarkan persetujuan penggunaan untuk 2 (dua) regimen booster heterolog pada vaksin Covid-19. Vaksin Pfizer dosis setengah/half dose untuk vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca.
Vaksin AstraZeneca dosis setengah/half dose untuk vaksin primer Sinovac atau dosis penuh/full dose untuk vaksin primer Pfizer (full booster dose)," ujar Kepala Badan POM, Penny K. Lukito dalam rilisnya yang diterima, Senin 17 Januari 2022.
Pada vaksin Pfizer sebagai booster heterolog (dosis setengah/half dose) untuk vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca menunjukan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi yang tinggi pada 6-9 bulan (31-38 kali) setelah pemberian dosis primer lengkap.
Di sisi lain, peningkatan antibodi setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap vaksin Sinovac menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (105,7 kali) dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.
“Secara umum pemberian dosis booster vaksin Pfizer dengan vaksin primer Sinovac dapat ditoleransi baik reaksi lokal maupun sistemik," tambah Penny, dikutip dari tribunnews.com.