Awal Tahun 2022, Tercatat 3 Kasus Pasien DBD di Puskemas Tanjungpuri Sintang, Didominasi Anak-anak

Tiga anak terserang DBD yang pernah dirawat di Puskemas Tanjungpuri antara lain satu perempuan dan dua laki-laki. Rentang usia 8 sampai dengan 11 tahu

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Foto Anwar
Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, gencar melakukan Fogging sebagai upaya antisipasi penyakit pasca banjir, seperti Demam Berdarah Dengoe (DBD). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Demam Berdarah Dengue (DBD) patut diwaspadai oleh masyarakat Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Apalagi, di sejumlah kawasan yang sempat terendam banjir besar pada akhir tahun 2021 lalu.

Usia anak, disebut Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, rentan terserang DBD. Terlebih, saat berada di lingkungan sekolah.

Tercatat, sejak pekan pertama tahun 2022, sudah ada satu kasus DBD yang meninggal dunia. Seorang anak, berusia 5 tahun di Kecamatan Ketungau Tengah.

Sementara, di Puskemas Wilayah Tanjungpuri, Kecamatan Sintang, tercatat sudah ada tiga kasus DBD yang pernah dirawat selama awal tahun 2022. Semuanya, dominasi anak-anak.

Dua Personel Purna Tugas Apter di Papua Disambut Hangat di Kodim Sintang

"(Kasus) Penderita DBD di Puskemas Tanjungpuri 3 orang. Semuanya sudah sembuh dan sudah pulang ke rumah masing-masing," kata Endi Juliansyah, Kepala Plt UPTD Puskesmas Tanjungpuri dikonfirmasi Tribun Pontianak, Selasa 11 Januari 2022.

Tiga anak terserang DBD yang pernah dirawat di Puskemas Tanjungpuri antara lain satu perempuan dan dua laki-laki. Rentang usia 8 sampai dengan 11 tahun.

Sejak pasca banjir, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, melalui sejumlah Puskesmas sudah gencar melakukan fogging sebagai pencegahan merebaknya nyamuk penyebab DBD, termasuk oleh Puskesmas Tanjungpuri.

"Kita sudah melaksanakan fogging di tempat umum, sekolah, fasilitas publik dan rumah warga yang rentan. Tahun ini kita laksanakan fogging lebih dulu, karena memasuki musim penghujan. Kalau tahun lalu, setelah ada kasus kita fogging di tempat, tahun ini sebelum ada kasus kita segera lakukan fogging," ujar Endi.

Endi meminta masyarakat lebih gencar menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya, terutama yang tinggal di kawasan sempit dan berawa.

Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Upaya paling utama, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.

"DBD disebabkan oleh karena ada genangan air bersih, bukan air kotor yang akan menjadi tempat bersarang dan bertelurnya nyamuk. Kami mohon pada warga untuk lebih peduli pada lingkungan tempat tinggalnya masing-masing, terutama yang tinggal di daerah sempit dan tempat yang sedikit rawa, yang etika hujan menjadi tempat penampungan air," imbaunya. (*)

(Simak berita terbaru dari Sintang)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved