Suntik Booster Covid-19 Akan Dimulai 12 Januari 2022, Berikut Penjelasan dr Andriani
Hal tersebut tentu saja sudah melewati kajian ilmiah dimana pada tahun 2021, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah melakukan survey serologi.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID PONTIANAK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memutuskan untuk penyuntikan booster vaksin Covid-19 (dosis ketiga) akan dimulai pada 12 Januari 2022.
Hal ini mendapat respon positif dari Konsultan Biologi Molekuler Lab Jejaring Pemeriksaan COVID 19 RS UNTAN dan Lab Jejaring Pemeriksaan COVID-19 Labkesda Kalbar di Pontianak, dr Andriani.
Menurutnya selama ini penelitan di dunia terhadap suntikan booster ketiga hasilnya cukup baik, efektif, dan terbukti meningkatkan kadar antibodi terhadap COVID-19 secara signifikan.
"Selama ini hasil penelitan terhadap suntikan booster ketiga hasilnya cukup baik," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Selasa 4 Januari 2021.
• Syarat Warga RI yang Bakal Disuntik Booster Vaksin Covid-19 Secara Gratis
"Dalam artian untuk meningkatkan kadar antibodi yang bekerja untuk menangkal infeksi dari covid-19 secara signifikan maupun jika terinfeksi gejala akan ringan," lanjutnya.
Selain itu dampaknya akan mengurangi angka hospitaly yang disebabkan covid-19.
Suntikan booster vaksin Covid-19 rencananya dimulai Januari 21, dimana Pemerintah akan melakukan suntikan booster terhadap populasi masyarakat usia diatas 18 tahun.
Hal tersebut tentu saja sudah melewati kajian ilmiah dimana pada tahun 2021, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah melakukan survey serologi.
Ini untuk menilai kadar neutralizing antibody terhadap COVID-19 yg dilakukan terhadap beberapa populasi yang sudah menerima dosis lengkap vaksin COVID-19.
Selain itu rekomendasi untuk vaksin booster dilakukan pada kelompok usia diatas 18 tahun.
“Kalau di Kalbar tentu saja harus menyesuaikan lebih dahulu karena terdapat beberapa daerah yang belum mencapai target vaksinasi dosis pertama minimal 70 persen, dan 60 persen untuk vaksin kedua,” jelasnya.
Dikatakannya terkait target booster usia 18 tahun tentu saja dengan asumsi bahwa kemungkinan nilai netralising antibody sudah menurun.
Karena kelompok umur ini menerima dosis vaksin paling awal dalam rangkaian program vaksinasi COVID-19.
Namun daerah harus mencapai target vaksinasi terlebih dulu untuk dosis satu sebanyak 70 persen, dan dosis dua 60 persen, karena untuk mencapai herd immunity minimal 70 persen dosis pertama.
"Jadi PR kita harus mencapai target vaksin satu dan dua terlebih dahulu, saat ini yang harus dilakukan fokus kembali pada capaian vaksinasi," katanya.
"Saya kira Dinkes Kab/Kota maupun Provinsi lebih berpengalaman dan bekerja keras dalam strategi pencapaian vaksin ini," jelasnya.
Lanjutnya menambahkan dengan booster diharapkan terjadi peningkatan kembali antibody, dimana pasca dosis lengkap vaksin COVID-19 kadar antibody semakin lama semakin menurun.
Maka dari itu diberikan vaksin dosis ketiga untuk meningkatkan kadar antibody pada masyarakat yang sudah tervaksin dosis lengkap sebelumnya.
"Manfaat booster vaksin ini jika terhadap individu yg masih memiliki kadar antibody COVID-19 justru akan meningkatkan antibody untuk menangkal COVID-19," katanya.
"Dan tidak akan terjadi efek negatif seperti Antibody-dependent Enhancement yang biasanya terjadi pada penyakit demam berdarah Dengue," lanjutnya lagi.
Ia mengimbau bagi masyarakat yang sudah vaksin satu dan dua silahkan untuk mulai mempersiapkan diri untuk suntikan dosis ketiga yang diselenggarakan oleh pemerintah.
“Jangan takut untuk melakukan booster vaksin karena peningkatan antibody akibat vaksin booster ini tidak terbukti memiliki efek antagonistik terhadap antibodi yang sudah terbentuk pada vaksin sebelumnya,” ujarnya.
Berdasarkan hasil penelitan, pemberian dosis ketiga selama ini aman dan sangat efektif dalam meningkatkan kadar antibody untuk covid-19.
Seperti diketahui bahwa dosis ketiga vaksin COVID-19, saat ini sudah diberikan terhadap tenaga kesehatan, dan berdasarkan hasil penelitian terbukti meningkatkan kadar antibodi secara signifikan.
"Saat ini kami peneliti dari UNTAN dan RS Sudarso juga telah selesai melakukan penelitian kadar antibodi pada tenaga kesehatan yang telah diberikan vaksin dosis ketiga," tuturnya.
"Dan hasilnya secara signifikan mampu meningkatkan kadar antibodi secara signifikan, kita tunggu publikasi penelitian kami." pungkasnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)