Cerita Kombes Pol Raymond Masengi Empat Bulan Bertugas Sebagai Dansatgas FPU MINUSCA 3 di Afrika
Komandan Satgas (Dansatgas) FPU MINUSCA 3 yang bertugas di Republik Afrika Tengah, Kombes Pol Raymond M Masengi SIK MH menceritakan pengalaman selama
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Komandan Satgas (Dansatgas) FPU MINUSCA 3 yang bertugas di Republik Afrika Tengah, Kombes Pol Raymond M Masengi SIK MH menceritakan pengalaman selama kurang lebih empat bulan bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB di Afrika Tengah.
"Tugas disini mulai dari kedatangan 14 september 2021 dan menjalani 14 hari karantina. Satgas Garuda Bhayangkara FPU 3 Minusca terdiri dari jumlah personil 140 orang termasuk 18 polwan," ujar Kombes Pol Raymond M Masengi melalui telpon selulernya, Minggu 2 Januari 2022.
"Tugas mulai dari 14 September 2021 sampai 1 tahun kedepan dibawah kendali Divisi Hubungan International Polri," imbuhnya.
Sebelum melaksanakan tugas kontingen FPU Indonesia diberikan pelatihan dengan nama induction training dari UN Minusca agar pelaksanaan tugas di misi sesuai standar PBB.
• 69,73 Persen Orang di Kabupaten Sanggau yang Sudah Divaksin Dosis Pertama
Mantan Kapolres Sanggau itu juga menyampaikan pengalaman selama bertugas di Afrika Tengah, Diantaranya adalah bekerja sama dengan semua Personel-personel PBB dari berbagai negara yang tergabung dalam UNpol di bawah Pimpinan Police Commisioner.
"Kita bekerja sama dengan FPU negara lain. Antara lain Rwanda FPU1 dan Rwanda PSU, Kamerun FPU, Senegal FPU, Mauritania FPU dan Mesir FPU. Disini ada juga Satgas Kizi dari TNI yang melaksanakan tugas tergabung dalam Militer Komponen,"jelasnya.
Disini lanjut Raymond, melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan antara lain Patroli di Area Of Responbility (AOR), pengamanan static, pengawalan personil dan logistik UN, pendistribusian Air dan penugasan Tim Swat Indo FPU.
"Bertugas disini kita harus bekerja sesuai standart PBB dan menjadi tantangan tersendiri untuk menyelesaikan tugas sampai misi selesai,"ujarnya.
Raymond menambahkan, Misi perdamaian PBB sesuai mandat PBB untuk hadir di Republik Afrika Tengah karena ada konflik kemanusiaan yang terjadi di negara ini, dan membuat Rakyat Republik Afrika Tengah menjadi korban dan hidup menderita.
"Jadi ada baiknya kita di Indonesia menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang sudah ada sekarang ini agar tetap hidup aman, damai sejahtera dan tentram," pungkasnya. (*)
[Update informasi Seputar Kabupaten Sanggau]