Sebut Kenaikan Harga Cabai Tak Bisa Dihindari, Yustinus Harap PPL Intensif Dampingi Petani

Terkait cabai petani di Desa Pakak yang gagal panen karena terserang hama, Yustinus meminta instansi terkait agar mengintensifkan peran PPL di lapanga

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/AGUS PUJIANTO
Marijan, pedagang di Pasar Junjung Buih, sedang berjualan di lapak dagangannya. Menjelang akhir tahun, harga komoditas pangan seperti cabai melejit di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. 

Sudirman menyebut, kebutuhan cabai di Kabupaten Sintang, cukup besar. Perharinya, bisa lebih dari 1 ton. Sementara, pasokan cabai lokal berkurang, pun dengan pasokan dari luar Sintang.

"Kebutuhan cabai di Sintang, cukup besar, lo. Karena ya selain kebutuhan masyarakat di sintang, juga menyuplai ke sepauk, ketungau. Komoditi cabai besar ni kan daerah kayan hulu, binjai, dedai sebagian. Karena pasokan kurang, menyebabkan harga tinggi, kebutugan tinggi, 1 hari bisa berton- ton," ujar Sudirman.

Berdasarkan pengalaman, harga cabai belum akan stabil kembali setelah alami lonjakan tinggi sekitar 2 bulan.

"Biasanya berdasarkan pengalaman, waktu untuk menstabilkan harga itu kita melihat kondisi produksi itu, kemudian dari titik wilayah penghasil cabai, berdasarkan itu paling sekitar 2 bulan maksimal, harganta ndak stabil, setelah itu turun. Tapi itu kembali pada potensi cabai yang ada, selama ini ya yang terjadi harga melonjak 1 sampai 2 bulan, setelah itu stabil," katanya. (*)

(Simak berita terbaru dari Sintang)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved