Tim Tanggap Darurat Mulai Pasang Geotube-Geobag di Bantaran Sungai Melawi

Tanggul untuk menahan limpasan air sungai ini sifatnya sementara untuk menghadapi dan antisipasi terjadinya La Nina yang lebih tinggi dari sebelumnya

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/AGUS PUJIANTO
Tim Tanggap Darurat Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mulai memasang Geobag dan Geotube di bantaran sungai Melawi, tepatnya di Kelurahan Ladang, Kecamatan Sintang. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Tim Tanggap Darurat Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mulai memasang Geobag dan Geotube di bantaran sungai Melawi, tepatnya di Kelurahan Ladang, Kecamatan Sintang.

Tanggul untuk menahan limpasan air sungai ini sifatnya sementara untuk menghadapi dan antisipasi terjadinya La Nina yang lebih tinggi dari sebelumnya yang diprediksi BMKG terjadi pada Desember 2021 sampai Februari 2022 itu.

Berdasarkan pantauan Tribun Pontianak, sejumlah alat berat sudah bekerja melakukan pembersihan area pemasangan Geotube dan Geobag di Kelurahan Ladang.

Material geobag dan geotube berisi pasir juga sudah mulai diletakan di bantaran sungai jelang kedatangan Presiden Jokowi ke Kabupaten Sintang.

Lurah Ladang, Samsul Bahri mengatakan ada pro dan kontra soal pemasangan Geobag dan Geotube di masyarakat. Namun dirinya berupaya memberikan pemahaman pada masyarakat agar upaya pemerintah pusat membantu penanganan banjir berjalan lancar di Sintang.

Akan Diresmikan Presiden Jokowi, Bandara Tebelian Sintang Akan Dihiasi Ornamen Lokal

"Geobag dan geotube ini masyarakat memang sudah memahami sifatnya sementara. Pihak masyarakat ada yang memang belum tau, kita berikan pemahaman, bahwa niat baik pempus seperti ini. Ada pro dan kontra, memang tidak semua masyarakat memahami geotube dan geobag. Namun, ini adalah repson dari pusat dan kita menyambut baik. Tentu kita berikan pemahaman ini mengantisipasi bencana alam banjir selama tanggap daruat," kata Samsul kepada Tribun Pontianak, Minggu 5 Desember 2021.

Setelah pemerintah pusat membangun tanggul dari Geobag dan Geotube, masyarakat meminta agar dibangun pula barau dan normalisasi sungai.

"Masyarakat kita berharap dengan adanya kegiatan ini dibantu juga turap, atau barau baik di bantaran sungai melawi dan kapuas dilanjutkan dengan normalisasi sungai," kata Samsul.

Apa itu Geotube, Geobag dan bagaimana cara kerjanya!

Geotube secara konsep sama dengan Geobag. Fungsinya sama-sama sebagai tanggul untuk menahan limpasan air sungai masuk ke dalam kawasan. Geotube, terbuat dari geotekstil berkuatan tinggi. Jika sudah terisi dengan material pasir yang dipompa secara bentuknya memanjang seperti guling.

Ukuran geotube yang akan dipasang di bantaran sungai Kapuas dan melawi, tingginya 1,5 meter, dengan lebar 1,8 meter dan panjangnya 20 meter untuk satu geotube. Sementara geobag, ukurannya lebih kecil dipasang sebagai dudukan dari Geotube.

“Sederhananya, geotube yang bisa kerja dalam air saat air banjir. Geotube, panjang, lebar dan kuat, menahan limpasan sungai Kapuas dan melawi. Kalau pakai geobag hanya kombinasi untuk pelurusan atau pondasi,” kata Daniel Manajer Konstruksi Proyek Mega PT Wijaya Karya (WIKA).

Teknologi Geobag dan Geotube masih kurang familiar di masyarakat Sintang, termasuk pemerintah daerah. Sejak Mentri PUPR Basuki menyebut akan memasang Geobag sebagai langkah pencegahan banjir, ada banyak pro dan kontra.

Sebagian besar mayarakat berfikir, jika kawasan di bantaran sungai ditanggul, maka air terkepung dan tidak bisa keluar dari kawasan.

“Nanti akan dipasang pipa sebagai drainase satu arah. Pada salah satu ujung drainase dipasang katup yang hanya terbuka saat elevasi muka air banjir turun. Dan tertutup saat limpasan air naik. Selain itu, akan kita siapkan pompa air,” ujar Daniel.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved