Khazanah Islam

Qunut Nazila Dibaca Selama Terjadi Musibah, Berikut Bacaan Qunut Nazila, Qunut Subuh dan Qunut Witir

Kedua Qunut nazila adalah doa qunut dikhususkan dibaca ketika terjadi musibah besar melanda, waktunya sama dengan Qunut Subuh.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Tribun Sumsel
Doa Qunut dan tata cara baca doa qunut 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dalam setiap Sholat Subuh dalam Mazhab Syafi'i dianjurkan untuk membaca doa qunut pada setiap rakaat kedua setelah i'tidal.

Hukum membacanya merupakan sunnah ab'ad yaitu sangat dianjurkan bahkan akan disayangkan jika sengaja ditinggalkan.

Malah sekalipun tidak hafal doa qunut bagi seorang Muslim diperbolehkan untuk menggantinya dengan doa lainnya, agar bisa tetap mendapatkan keutamaan qunut tersebut.

Bacaan qunut ternyata tidak hanya terdapat pada saat Sholat Subuh.

Setidaknya ada 3 jenis qunut yang kerap dibaca dalam sholat, tidak hanya pada Sholat Subuh.

Pertama adalah doa Qunut Subuh yang dibaca saat rakaat kedua pada sholat subuh setelah i'tidal.

Kedua Qunut nazila adalah doa qunut dikhususkan dibaca ketika terjadi musibah besar melanda, waktunya sama dengan Qunut Subuh.

Ketiga Qunut Witir adalah doa Qunut pada saat Sholat Tarawih di rakaat terakhi sholat witir di bulan ramadhan setelah memasuki malam 15.

Berbagai pandangan tentang qunut ini sendiri, secara umum doa qunut pelaksanaannya sunnah.

Doa Qunut Subuh Arab dan Latin Beserta Tata Cara Sholat Subuh Lengkap dengan Niat Sholat Subuh

Berikut bacaan Qunut

* Qunut Subuh

اَللّ هُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، وَاسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

“Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya‘izzu man ‘âdait, tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait, fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam.”

Artinya:

“Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan. Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan. Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved