BPS Provinsi Kalbar Berikan Penghargaan Kepada Pemkot Pontianak atas Capaian IPM Tertinggi
"Ada beberapa indikator penilaian IPM, diantaranya komponen kesehatan, pendidikan dan capaian tertinggi terkait intervensi Pemkot Pontianak untuk menj
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak atas capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di Kalimantan Barat pada tahun 2021 dengan nilai 79,93, Selasa 30 November.
Kepala BPS Provinsi Kalbar, Mohammad Wahyu Yulianto menyampaikan, bahwa IPM Kota Pontianak memang tertinggi di Provinsi Kalbar dengan nilai 79,93.
Ia pun berharap agar nilai IPM tersebut bisa mencapai angkaw 80.
"Ada beberapa indikator penilaian IPM, diantaranya komponen kesehatan, pendidikan dan capaian tertinggi terkait intervensi Pemkot Pontianak untuk menjaga tingkat pengeluaran masyarakat terutama ditengah pandemi Covid-19, " katanya usai silaturahmi sekaligus memberikan penghargaan kepada Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono.
"Dengan intervensi untuk menjaga konsumsi masyarakat cukup baik sehingga IPM untuk indikator pengeluaran masyarakat baik," timpalnya.
Ia menyebut, adanya pandemi Covid-19 juha berdampak terhadap ketenagakerjaan seperti pengangguran sehingga pengangguran sekarang bukan hanya dari sisi yang menganggur karena terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
• IPM Kota Pontianak Tahun 2021 Meningkat Menjadi 79,93
Namun melainkan juga dilihat dari sisi seberapa besar jam kerjanya.
"Dahulu sepekan normalnya 35 jam, ternyata dengan ada pembatasan jam kerja menjadi berkurang. Dengan kondisi yang semakin baik kita harapkan pekerja bisa aktif kembali dan kedepan indikator seperti pertumbuhan ekonomi akan berimbas pada penurunan pengangguran," jelasnya.
"Terkait statistik angka kemiskinan, untuk tingkat kemiskinan yang dihitung BPS yakni kemiskinan makro. Artinya tidak merujuk pada by name by address, tetapi hanya melihat seberapa besar persentase dari tingkat kemiskinan yang ada, " ungkapnya.
Ia menyebut, untuk di Kota Pontianak tingkat kemiskinan makro mengalami penurunan lantaran pendekatannya pada pengeluaran konsumsi masyarakat.
Penurunan tersebut, lanjutnya, akibat intervensi Pemerintah Kota Pontianak dalam menjaga konsumsi masyarakat.
"Sehingga tingkat kemiskinannya menurun karena konsumsi masyarakat terjaga. Sekarang yang tengah digalakkan Pemkot Pontianak yakni terkait kemiskinan mikro," tutupnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)