Masalah Debit Air dan Sampah Kerap Jadi Persoalan di PLTMH Merasap
Tak hanya musim kemarau, tapi ketika musim banjir juga kita tidak bisa maksimal daya. Karena pintu air tidak bisa kita buka sampai 100 persen
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BENGKAYANG - Kalimantan Barat yang kaya potensi alamnya terutama dari riam, telah dimanfaatkan untuk menjadi energi terbarukan.
PT PLN (Persero) lewat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Merasap juga ikut menopang Sistem Kelistrikan Khatulistiwa.
Operator PLTMH Merasap, Iswan Dinata, menjelaskan untuk mengontrol PLTMH Merasap Bengkayang ini ada 6 orang tenaga operator.
• Kini PLTMH Merasap Bengkayang Dukung Kelistrikan Sistem Khatulistiwa
Menurutnya selalu ada tantangan dalam pengoprasian PLTMH Merasap. Satu di antaranya masalah sampah yang bisa menganggu jalan operasinya Riam.
“Di sini sampah paling banyak dari daun-daunan, ranting pohon. Maka kami harus membersihkan sampah-sampah tersebut terlebih dahulu,” ujarnya.
Bahkan jika berkunjung ke ruang operator, terkait pengeruk sampah sudah tertera SOP-nya untuk selalu mengingatkan petugas dalam mengamankan pasokan listrik.
• Potensi Energi Terbarukan di Balik Pesona Riam Merasap
Supervisor Pengelolaan Unit Tersebar Sanggau Ledo ULP Bengkayang, Rahmad Mulyadi, turut menambahkan tantangan lainnya yang mesti mereka hadapi adalah masalah debit air.
Oleh karena pasti ada musim kemarau yang menyebabkan pasokan atau debit air menurut. Ini sering terjadi Bulan Agustus.
Lanjutnya, jika demikian, mereka akan melakukan penurunan jumlah pasokan daya yang dioperasikan.
Bila biasanya 750 Kw maka akan diturunkan menjadi 250 Kw.
“Tak hanya musim kemarau, tapi ketika musim banjir juga kita tidak bisa maksimal daya. Karena pintu air tidak bisa kita buka sampai 100 persen,” ujarnya.