Presiden Jokowi Bentak Dirut Pertamina: Bu, Enggak, enggak, Saya Enggak Mau Cerita Itu Lagi
'Bu, enggak, enggak, saya enggak mau cerita itu lagi. Saya sudah dengar dari cerita dirut-dirut sebelumnya'
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah membentak Direktur Utama Pertamina karena dinilai lambat dalam mengeksekusi proyek kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
Cerita ini disampaikan Jokowi saat memberi pengarahan pada komisaris dan direksi Pertamina dan PT PLN (Persero), Sabtu 20 November 2021.
Pengarahan itu dihadiri pula Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati.
• Gubernur Sutarmidji Sayangkan Menteri PUPR ke Lokasi Banjir Tak Koordinasi Dengan Pemda
"TPPI investasinya 3,8 miliar dollar AS, ini sudah bertahun-tahun, sebelum kita ada (menjabat), kemudian ada masalah, tapi belum jalan-jalan juga," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, setelah dilantik menjadi Presiden RI pada periode awal masa jabatannya di 2014, dirinya langsung mendatangi TPPI untuk mendorong proyek tersebut berjalan.
"Karena saya tahu, kalau karena saya tahu barang (proyek) ini kalau jalan, itu bisa menyelesaikan banyak hal. Barang substitusi impor ada di situ semuanya. Semuanya. Turunannya banyak sekali, seperti petrokimia, petrochemical, ada di situ," ungkapnya.
Meski demikian, lanjut Jokowi, ketika dirinya terakhir kali ke TPPI, alasan yang sama dari terhambatnya proyek tersebut kembali mencuat.
• Setelah Lasarus dan Menteri PUPR, SEMMI Kalbar Harap Jokowi Tinjau Banjir di Sintang
Hal itulah yang pada akhirnya membuat dia membentak Dirut Pertamina.
"Sehingga waktu saya ke sana yang terakhir, Bu Dirut cerita itu (alasan yang sama), saya bentak. Ya karena memang benar, diceritain hal yang sama," kata dia.
"'Bu, enggak, enggak, saya enggak mau cerita itu lagi. Saya sudah dengar dari cerita dirut-dirut sebelumnya'. Saya blak-blakan memang, biasa," jelas Jokowi.
Ia bercerita, proyek kilang TPPI sudah dilakukan tender setidaknya dua kali, namun tak juga dikerjakan proyeknya.
Jokowi menegaskan, dirinya selalu memantau perkembangan proyek TPPI karena memiliki potensi yang besar bagi perekonomian nasional.
Menurutnya, proyek tersebut bisa mendukung cita-cita Indonesia untuk membuat neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan terjaga baik, tidak defisit.
Lantaran, proyek TPPI ketika beroperasi diyakini bisa mengurangi impor dalam jumlah besar, terutama petrokimia dan produk turunannya.
• Tinjau Progres Pembangunan Jembatan Melawi II, Basuki Hadimuljono : Percepat Progres Pembangunan
"Negara itu inginnya neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan kita berjalan baik, tidak banyak impor, karena kita bisa produksi sendiri, punya industrinya, mesinnya, dan bahan bakunya. Lho kok malah enggak kita lakukan dan malah impor. Itulah yang saya sedih," ungkap dia.