Setelah Lasarus dan Menteri PUPR, SEMMI Kalbar Harap Jokowi Tinjau Banjir di Sintang

"Kita semua tidak menginginkan banjir di lima kabupaten tersebut menjadi bencana tahunan bahkan rutinan," ujar Abdur Rahman.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA/Dok. Pribadi Abdur Rahman
Ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kalimantan Barat Abdur Rahman. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kalimantan Barat sangat mengapresiasi kedatangan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ), Basuki Hadimuljono dan Ketua Komisi V DPR RI Lasarus. Namun juga berharap Presiden Joko Widodo dapat melakukan peninjauan langsung kondisi dan situasi banjir yang melanda lima kabupaten di Kalbar

"Kita sangat mengapresiasi atas kedatangan Menteri PUPR yang didampingi Ketua Komisi V DPR RI, telah melakukan peninjauan langsung kelokasi banjir di Kabupaten Sintang," kata Ketua SEMMI Kalbar Abdur Rahman, kepada Tribun Pontianak, Sabtu 20 November 2021.

Abdur Rahman menilai, kedatangan Lasarus sebagai wakil rakyat dari dapil Kalbar II sudah tepat karena titik banjir tersebut terjadi di daerah pemilihannya. Sedangkan kedatangan Menteri PUPR bisa membantu berikan solusi kepada masyarakat yang tertimpa bencana banjir yang sudah terjadi selama empat minggu di daerah tersebut. Ia menyebut, beberapa daerah tersebut saat ini menjadi langganan banjir yang tidak wajar.

"Kita semua tidak menginginkan banjir di lima kabupaten tersebut menjadi bencana tahunan bahkan rutinan," ujar Abdur Rahman.

Lanjutnya, banjir yang terjadi di Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Sanggau tersebut tentu ada penyebabnya. Hal tersebut bukan tidak mungkin disebabkan oleh faktor-faktor perusakan kawasan hutan dan daerah aliran sungai Kapuas secara brutal atau secara Ilegal.

"Ilegal logging atau penebangan hutan secara liar dan Pertambangan Emas Tanpa Izin ( PETI ) ini yang menurut saya yang menjadi faktor adanya banjir di lima Kabupaten Kalbar," ucapnya.

Baru 4 Hari Dilantik, Kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto Tinjau Banjir di Sintang, Kalbar

Oleh karena itu, SEMMI Kalbar sangat menyayangkan orang nomor satu di Indonesia ini, yaitu Presiden Republik Indonesia tidak hadir secara langsung. Kehadiran Bapak Ir. H. Joko Widodo tentu sangat diharapkan oleh masyarakat pada umumnya, agar dapat melihat kondisi dan situasi serta mendengarkan langsung keluhan masyarakat terkait penyebab banjir yang sering melanda kabupaten tersebut.

"Dan kami sangat menyayangkan Bapak Ir. H. Joko Widodo selaku orang No 1 di Indonesia yang awalnya diberitakan akan datang untuk meninjau langsung kejadian banjir di Kabupaten Sintang, tapi nyatanya beliau tidak datang ke Kalbar,” ucapnya.

Padahal menurutnya, dengan kedatangan Presiden bisa mendengarkan keluhan masyarakat terhadap faktor terjadinya banjir, dan mungkin dengan kedatangan Presiden bisa langsung mengambil kebijakan terhadap penyelesaian banjir.

Apalagi, lanjut dia, Presiden sudah mengetahui fakta eksploitasi sumber daya alam yang berbasis hutan dan lahan terdapat kerusakan selama berpuluh puluh tahun, tentu ini harus ada perbaikan perbaikan yang harus dilakukan oleh Negara.

Dia mengatakan penyelesaian banjir dan kerusakan lingkungan alam yang terjadi di Kalbar tidak cukup hanya melalui konferensi pers, ungkapan, tapi ini semua perlu tindakan dari Pemerintah Pusat bahkan sampai Pemerintah Daerah.

"Maka SEMMI Kalbar berharap Bapak Presiden Republik Indonesia bisa langsung meninjau banjir di Kalbar yang empat pekan tak kunjung surut tersebut," pungkasnya.

Sementara itu, berdasarkan investigasi langsung yang dilakukan di wilayah Kalbar sejak awal telah diketahui langsung aktivitas Ilegal logging dan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Dilakukan secara brutal di kawasan hutan dan daerah aliran sungai (DAS) Kapuas dengan menggunakan alat berat Excavator dan alat berat Puso.

“Sedangkan terkait Ilegal Logging berdasarkan pengakuan karyawan atau pekerja yang sempat melakukan obrolan, mengatakan bahwa kayu-kayu yang ditebang tersebut dijualnya kebeberapa negara, diantaranya yang paling banyak permintaan kayu yaitu India dalam bentuk kayu olahan dan Vietnam,” jelasnya.

Dia berujar, bukan hanya Emas dan Kayu, berdasarkan investigasi bahkan tanah merah pun dijual ke Korea dan Cina.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved