Warung Mulai Tutup, Harga Sembako Naik Imbas Jalan Sintang-Binjai Lumpuh Akibat Banjir

Banjir menyebabkan mobilisasi kendaraan lumpuh total. Sementara mobilisasi hanya bisa menggunakan speead boat atau perahu dengan biaya terlampau mahal

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Banjir hampir merata merendam ruas jalan Sintang-Binjai. Mobilisasi warga, hanya bisa menggunakan sampan atau speedboat. Banjir menyebabkan mobilisasi kendaraan lumpuh total. Sementara mobilisasi hanya bisa menggunakan speead boat atau perahu dengan biaya terlampau mahal. Akibatnya, komoditas harga pangan naik, warung kecil tutup, dan BBM sulit diperoleh. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik di Binjai Hulu, imbas dari lumpuhnya akses jalan darat Sintang-Binjai akibat terendam banjir.

Kenaikan sejumlah komoditas pangan dipengaruhi oleh tingginya biaya transportasi, yang disebabkan banjir melanda hampir 1 bulan di ruas jalan tersebut.

Banjir menyebabkan mobilisasi kendaraan lumpuh total. Sementara mobilisasi hanya bisa menggunakan speead boat atau perahu dengan biaya terlampau mahal. Akibatnya, komoditas harga pangan naik, warung kecil tutup, dan BBM sulit diperoleh.

Plh Bupati Sintang Yosepha Hasnah Tekankan Panitia MTQ Tidak Boleh Berhutang

"Saat ini harga sudah mulao naik semua gara-gara banjir. Beras, gula, sayuran dan daging pokoknya yang menyangkut kebutuhan dapur hampir rata-rata semuanya naik. BBM pun mulai jarang ditemukan, soal harga masih bertahan di kisaran 10 ribu per liternya dari para pengecer khusus pertalit, sekarang banyak warung yang mulai kosong, Bang," kata Bambang, warga Desa Mensiku, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, kepada Tribun Pontianak, Senin 1 November 2021.

Menurut Bambang, hampir satu bulan jalan Sintang-Binjai tidak bisa di lewati kendaraan pada umumnya akibat banjir. Kondisi ini yang menyebabkan komoditas pangan naik.

"Sebenarnya harga barang normal namun yang buat naik yaitu biaya transportasi yang lumayan tinggi. Sekarang susah cari uang, Bang, mana kebutuhan pokok pada naik semua, banjir pun tak henti-hentinya pasang," ungkapnya.

Kelangkaan dan kenaikan harga sembako tidak hanya terjadi di Menski, tapi juga di wikayah Binjai Hulu, pada umumnya. Bahkan, Bambang menjumpai ad warung kecil yang memilih tutup, apalagi pedagang sayur.

"Kondisi ini tidak hanya di Mensiku tapi untuk wilayah binjai. Pas saya jalan kemarin memang banyak yang tutup khususnya warung-warung kecil, kecuali warung besar. Pas saya tanya kenapa tutup warungnya, mereka lebih memilih tutup untuk sementara banjir ini karena bingung mau jual barang di atas harga normal," ujarnya.

"Apalagi yang pedagang sayur kalau gak laku karena mahal mereka rugi besar. Udah gak sayur mahal transportasinya juga lumayan mahal, jadi sebagian masyarakat mengemukakan susahnya untuk mendapatkan penghasilan di musim banjir seperti saat ini," beber Bambang.

Banjir hampir merata merendam ruas jalan Sintang-Binjai. Mobilisasi warga, hanya bisa menggunakam sampan atau speedboat.

"Air bukan bertahan, malah naik sekarang. Ongkos dari Simba-Sintang per orang Rp 80 ribu, kalau bawa motor Rp 250 ribu," kata Haryanto (*)

Update Informasi Seputar Kabupaten Sintang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved