Hasil Survei Ganjar Pranowo Tinggi Untuk Pilpres 2021, Begini Kata Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto
Pasalnya, sudah banyak tantangan-tantangan di masa depan yang akan menjadi tanggung jawab pemimpin yang akan datang.
"Kami telah menegaskan bahwa berkaitan siapa capres dan cawapres berdasarkan Kongres V di Bali, Ibu Megawati lah yang akan mengambil keputusan," kata Hasto di sela-sela acara sunatan massal di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu 23 Oktober 2021.
Hasto kemudian membocorkan beberapa nama kandidat calon presiden pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di antaranya Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, Abdullah Azwar Anas, hingga Oli Dondokambey.
Sementara, dari internal partai antara lain Prananda Prabowo dan Ahmad Basarah.
• PILPRES 2024 : Berbagai Lembaga Survei Jagokan Sosok Menteri Jokowi Ini Punya Peluang Jadi Presiden
"Partai terus menyiapkan langkah-langkah kaderisasi bagi hadirnya pemimpin untuk bangsa dan negara termasuk di dalamnya ada Mbak Puan, ada Pak Ganjar Pranowo, dari kalangan pemerintahan ada Bu Risma, kemudian ada Pak Anas dari Banyuwangi, ada Pak Oli," terang Hasto.
"Kalau dari jajaran internal partai yang tidak duduk di dalam pemerintahan, ada juga sosok seperti Mas Prananda Prabowo, Pak Ahmad Basarah, dan sebagainya," ucapnya.
Puan Punya Kapasitas
Dikesempatan berbeda sebelumnya, Pengamat politik Universitas Tanjungpura Pontianak Dr. Erdi menilai sosok Puan Maharani layak menjadi Presiden Republik Indonesia.
Dirinya menilai, politikus PDI Perjuangan itu punya kemampuan mumpuni dan memiliki sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki oleh figur lain.
Menurut Erdi, keunggulan pertama Puan ialah memiliki rekam jejak yang lengkap di dunia politik. Seperti diketahui, Puan pernah duduk di eksekutif sebagai Menko PMK di periode pertama Presiden Jokowi dan sudah beberapa periode menjadi anggota legislatif.
Di partai tempatnya bernaung (PDI Perjuangan), Puan juga tercatat sebagai Ketua DPP selama beberapa periode kepengurusan.
"Track record Puan Maharani dalam panggung politik sudah sangat lengkap. Popularitas Puan Maharani dimulai tahun 2009; setelah ia terpilih sebagai anggota legislatif Pemilu 2009 dari Dapil Jawa Tengah V dengan perolehan suara terbanyak kedua tingkat nasional. Sebelumnya, Puan Maharani menjadi Ketua Bidang Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat pada DPP-PDIP periode 2005-2010. Pertama kali “nyaleg” tahun 2009 itu, Puan Maharani langsung mendapat suara terbanyak kedua dengan perolehan sebanyak 242.505 suara," katanya saat dijumpai di Pontianak, Selasa 8 Juni 2021.
"Kemudian, tahun 2014, saat kepemimpinan Presiden Jokowi, Puan Maharani dipercaya sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Selama 5 tahun berkarir di Kabinet Kerja, ia meninggalkan jabatan strategis di DPP PDI Perjuangan dan putusan ini dicatat sebagai sikap kenegarawanan dari seorang Puan Maharani. Tahun 2019 yang lalu, Puan tidak lagi mencalonkan diri sebagai menteri karena ikut kontentasi di Pileg. Hasilnya, lewat dapil yang sama, dirinya terpilih sebagai Caleg dengan suara tertinggi, yakni 404.034 suara dan pada hari Senin, 30 September 2019, PDI Perjuangan sebagai partai pemenang Pileg 2019 memutuskan Puan Maharani menjadi Ketua DPR RI tahun 2019-2024," sambungnya.
• Pilpres 2024 : Airlangga Disarankan Gandeng Cawapres Muhammadiyah atau NU
Keunggulan kedua, lanjut Erdi, ialah disokong oleh partai besar dengan militansi dan loyalitas kader yang luar biasa. Menurut Erdi, belum ada parpol di Indonesia yang loyalitas dan militansi kadernya mengalahkan PDI Perjuangan.
Hal itu dibuktikan dengan gerakan masif dari seluruh perangkat partai di semua tingkatan dalam memenangkan tiga kali Pemilu (1999, 2014, dan 2019).