Apa itu Molnupiravir Merck Hingga Luhut Binsar Pandjaitan & Budi Gunadi Sadikin ke Amerika Serikat ?
Luhut bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ini berada di Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan dengan pabrik farmasi Merck mengenai
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Akhir-akhir ini, obat Molnupiravir menjadi pembicaraan publik. Pasalnya, obat ini digadang-gadang jadi obat Covid-19.
Baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah terus menjajaki beberapa alternatif obat Covid-19.
Luhut bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ini berada di Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan dengan pabrik farmasi Merck mengenai Molnupiravir.
“Saya bersama dengan Menteri Kesehatan sedang berada di Amerika Serikat untuk melakukan pertemuan dengan Merck mengenai obat Molnupiravir,” ujar dia dalam siaran pers 18 Oktober 2021.
(Update berita nasional, internasional dan regional menarik lainnya disini)
• Jubir Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi Ingatkan Waspada Lonjakan Kasus Covid Akhir Tahun 2021
Apa itu Molnupiravir?
Melansir dari CNN, Molnupiravir diproduksi oleh perusahaan farmasi AS Merck yang disebut-sebut berpotensi sebagai pengubah permainan pandemi, terutama bagi mereka yang tidak dapat divaksinasi.
Merck saat ini tengah mencari otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk Molnupiravir.
Nantinya, jika izin tersebut diberikan maka kapsul Molnupiravir akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk melawan Covid-19.
Saat ini, setidaknya telah ada delapan negara atau wilayah di wilayah Asia-Pasifik yang menandatangani kesepakatan ataupun sedang melakukan pembicaraan untuk mendapat obat tersebut.
Negara tersebut termasuk Selandia Baru, Australia, dan Korea Selatan.

• Pemerintah Ingatkan Sanksi Tegas Pelanggar Protokol Kesehatan Covid-19! Menkominfo Pesan Saling Jaga
Diklaim mengurangi risiko kematian dan rawat inap
Dikutip dari Washington Post, Molnupiravir diklaim merupakan obat yang bertujuan untuk mencegah kasus Covid-19 ringan hingga sedang menjadi parah.
Adapun penggunaannya disebut digunakan untuk terapi selama lima hari dengan diminum sebanyak dua kali sehari.
Molnupiravir telah dilakukan uji klinis terhadap 775 orang yang berisiko tinggi jika divaksin.