Pilih Bertahan Maupun Berhenti Berjualan, PKL di Sekadau Harap Pandemi Covid-19 Segera Berakhir

Suryanto (43) yang merupakan satu dari beberapa pedagang di pasar Lawang Kuari mengaku meski sepi pengunjung, dirinya tidak ingin menyerah terhadap ke

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Suryanto (43) Pedagang di pasar Lawang Kuari, komplek pasar baru Sekadau. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU - Masih bertahan berjualan meski akui sepi pelanggan, Suryanto PKL yang berjualan di pasar Lawang Kuari, kompleks Pasar Baru Sekadau harap pandemi Covid-19 segera berakhir, Senin 11 Oktober 2021.

Suryanto (43) yang merupakan satu dari beberapa pedagang di pasar Lawang Kuari mengaku meski sepi pengunjung, dirinya tidak ingin menyerah terhadap keadaan, dan akan terus bersabar berjualan walaupun terkadang hasil yang didapat tidak sesuai modal yang dikeluarkan.

"Menyerah sih tidak ya, kita bersabar dulu. Tapi Kalau keluhan pedagang ini secara langsung mau minta bantuan ke pemerintah kan ya tidak mungkin. Tapi kalau ada ya syukur juga. Yang jelas pendapatan sampai berhasil benar tidak lah, tapi menutupi sedikit-sedikit," ujar Suryanto.

Daya Beli Masyarakat Sekadau Menurun, DKUKMP Sekadau Paparkan Penyebabnya

Pria yang sudah berjualan sejak 8 bulan terakhir itu mengaku, meski serba kekurangan, baik segi fasilitas hingga pengunjung, dirinya tetap bersyukur karena Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUMP) Kabupaten Sekadau telah memberikan bantuan gerobak bagi para PKL.

"Sudah ngasi bantuan gerobak kaya gini sudah syukur Alhamdulillah, cuma kan kalau dipermak, ditata lebih menarik lagi ya kita tidak khawatir. Kalau kaya gini kemarin angin kencang atapnya terbang, harapannya lokasi jualan ini bisa dibuat permanen," ungkapnya.

Suryanto mengatakan, sejak pertama kali berjualan di pasar Lawang Kuari memang para pedagang cukup sering mengalami kerugian akibat sepi pengunjung.

Hal itu menurutnya diakibatkan beberapa faktor, mulai dari lokasi pasar yang berada di dalam kompleks pasar baru, kurangnya penerangan di lokasi berjualan, parkiran yang kecil dan sempit, hingga dampak pandemi Covid-19 yang membuat daya beli masyarakat menurun.

"Gara-gara Covid-19 makin sepi, kadang kita jualan modal 200-300 ribu. Kadang yang didapat hanya 100 ribu. Ya nda balik modal, apalagi jualan makanan, kalau bisa kita tidak usah kenal Covid-19," ujarnya.

Sementara itu, satu di antara pedagang yang memilih beralih tempat jualan adalah Mayang (40), Ia mengaku memilih kembali berjualan kue keliling dibandingkan berjualan di pasar.

Menurutnya berjualan secara keliling lebih cepat mendapatkan pelanggan dan makanan yang ia jual lebih cepat habis dibandingkan harus menunggu gerobak di pasar.

"Karena musim pandemi gini orang biasanya takut keluar, ada juga yang malas. Jadi saya coba kejar pembeli dengan jualan keliling, ya walaupun lebih capek dan modal untuk bensin bertambah, tapi jualan lebih cepat laku," ungkapnya.

Dirinya juga memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dagangannya. Seperti melalui media sosial Facebook. "Kadang kalau ada yang pesan baru saya buat, biar tidak mubazir dan tidak rugi," ujarnya.

Ia pun berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga aktivitas sehari-hari dapat kembali berjalan seperti biasanya. "Ya semoga Corona cepat hilang, biar jualan pun tidak was-was lagi, kalau keliling was-was karena takut kena virus, kalau buka lapak takut kena Rajia," tandasnya.  (*)

Update Informasi Seputar Kabupaten Sekadau

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved