CHINA Tingkatkan Kegiatan Militer ke Wilayah Taiwan, Amerika Serikat Respon Tingkah Agresif Tiongkok
Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan, Angkatan Udaranya telah mengirim jet tempur untuk memperingatkan pesawat militer China, sementara sistem
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - China berkeras dengan klaimnya, bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok.
Tak sekadar hanya cuap-cuap belaka
China atau yang di Indonesia dikenal sebagai Tiongkok itu menunjukkan keseriusannya dengan terus meningkatkan kegiatan militer menuju wilayah Taiwan
Terbaru, ada sekitar 52 pesawat militer yang diterbangkan dari Tiongkok menuju wilayah pertahanan udara Taiwan
Menjadi insiden penerobosan wilayah udara terbesar dari China yang pernah dicatat oleh pertahanan Taiwan
• CHINA Terancam Krisis? Kasus Gagal Bayar Utang Serupa Evergrande Group Kembali Terungkap di Tiongkok
Aksi Tiongkok yang terus bertingkah dengan memprovokasi Taiwan itun lantas mendapat respon dari Amerika Serikat
Amerika Serikat atau AS yang menjadi sekutu bagi Taiwan ini kemudian melayangkan desakan kepada China untuk menghentikan kegiatan militer "provokatif" di dekat Taiwan.
Desakan itu dikirimkan pada pada Minggu 3 Oktober 2021 setelah hampir 100 pesawat tempur China memasuki zona pertahanan udara Taiwan selama tiga hari terakhir !
• CHINA Vs Taiwan Kian Dekati Perang Terbuka? Terbaru, Tiongkok Kerahkan 52 Pesawat Tempur ke Taipei
Taiwan atau populer juga disebut Taipei yang diklaim oleh Beijing telah mengeluh selama lebih dari satu tahun terakhir atas misi berulang oleh Angkatan Udara Chin.
Seringkali di bagian Barat Daya zona pertahanan udaranya dekat dengan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taipe.
Pada Jumat, Sabtu, dan Minggu kemarin, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan, Angkatan Udara China telah mengirim pesawat tempur ke zona tersebut, dengan 39 unit pada hari Sabtu saja, jumlah tertinggi yang dilaporkan hingga saat ini.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan aktivitas militer provokatif Republik Rakyat China di dekat Taiwan, yang membuat tidak stabil, berisiko salah perhitungan, dan merusak perdamaian dan stabilitas regional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price.
"Kami mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan dan paksaan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan," tegasnya dalam sebuah pernyataan, sepeti dikutip dari laman Kontan.co.id yang merangkum laman Reuters.
Amerika Serikat memiliki kepentingan abadi dalam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan akan terus membantu Taiwan dalam mempertahankan "kemampuan pertahanan diri yang memadai", Ned Price mengaskan.
• CHINA Krisis Listrik & Pelabuhan di Tiongkok Banyak Tutup, Kok Bisa? | Pasokan Global Bisa Terganggu
"Komitmen AS untuk Taiwan sangat kuat dan berkontribusi pada pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di dalam kawasan," imbuh Ned Price.
Menlansir Kontan.co.id dari laman Reuters, Kementerian Luar Negeri Taiwan berterima kasih kepada Amerika Serikat atas perhatiannya, dan mengatakan China meningkatkan ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.
"Dalam menghadapi tantangan China, pemerintah negara kami selalu berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan pertahanan diri kami dan dengan tegas menjaga demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran Taiwan," kata Kementerian Luar Negeri Taiwan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan, Angkatan Udaranya telah mengirim jet tempur untuk memperingatkan pesawat militer China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka.
• Profil Natuna yang Ramai Dibicarakan Setelah Kapal Perang China Disebut Mondar-mandir
Pesawat militer yang masuk ke zona pertahanan Taiwan adalah jet tempur J-16 dan Su-30 serta pesawat anti-kapal selam dan peringatan dini.
Termasuk, pembom H-6 berkemampuan nuklir.
Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang pada Sabtu 2 September 2021 mengutuk China atas tindakannya.
Su Tseng-chang menyatakan negeri tembok raksasa terlibat dalam agresi militer dan merusak perdamaian regional. (*)
Materi di artikel ini juga telah tayang di Kontan.co.id dengan judul AS desak China untuk hentikan kegiatan militer provokatif di dekat Taiwan