Viral Fenomena Mirip Aurora di Langit Yogyakarta, Cek Fakta Sebenarnya Menurut Lapan
Foto fenomena langit mirip aurora borealis di langit Tumpeng Menoreh, Yogyakarta Viral Media Sosial Twitter pada Sabtu 2 Oktober 2021.
Baca juga: Hari Tanpa Bayangan Mulai 6 September-21 Oktober, Ini Penjelasan Lapan
Fenomena airglow
Andi mengatakan, fenomena yang mirip dengan aurora borealis adalah airglow.
Fenomena airglow umumnya disaksikan dari ketinggian 200-300 kilometer di atas permukaan Bumi, di mana kelengkungan/kurvatur Bumi terlihat.
Namun, Andi mengatakan, fenomena langit yang di Yogyakarta bukan airglow maupun aurora.
"Yang di Jogja tidak bisa disebut airglow juga, karena airglow lebih 'tipis' dibandingkan dengan aurora dan hanya terlihat di ketinggian 200-300 kilometer di atas permukaan Bumi," ujar Andi.
Airglow, lanjut dia, tak terjadi di eksosfer seperti aurora, melainkan di ionosfer (lapisan atmosfer yang terionisasi).
Selain airglow, di lapisan ionosfer juga terjadi gelembung plasma (plasma bubble).
Andi mengatakan, gelembung plasma terjadi karena mekanisme Invarian Waktu Rayleigh.
Sederhananya, pada lapisan ionosfer ada bagian yang terionisasi, yakni bagian yang lebih ringan dan bagian yang tidak terionisasi, yakni bagian yang lebih berat.
"Ketika bagian atmosfer yang lebih padat berada di atas bagian atmosfer yang lebih renggang," ujar Andi.
"Bagian yang renggang ini akan bergerak ke atas karena lebih ringan sehingga mendorong bagian yang ringan ini menerobos ke bagian yang lebih padat. Kemudian, memunculkan gelembung plasma," kata dia.
Gelembung plasma ini hanya terlihat secara visual setelah diolah terlebih dulu citranya. Untuk mengamatinya menggunakan kamera all-sky yang medan pandangnya omnidireksional (ke segala arah atau 360 derajat).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Foto Aurora di Langit Yogyakarta, Ini Penjelasan Lapan"