Pola Hidup Sehat
10 PENYAKIT Gangguan Pernapasan yang Dapat Menular Melalui Udara, Ada yang Tak Bergejala
Penularan langsung terjadi apabila penderita atau sumber penularan menyebarkan partikel mikroorganisme penyebab penyakit melalui batuk atau....
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Penyakit menular melalui udara (airborne infectious disease) adalah penyakit menular yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung yang diperantarai oleh medium udara statis, udara mengalir, maupun permukaan barang.
Penularan langsung terjadi apabila penderita atau sumber penularan menyebarkan partikel mikroorganisme penyebab penyakit melalui batuk atau bersin yang langsung masuk melalui permukaan hidung, mulut, dan mata orang yang tertular.
Penularan tidak langsung terjadi apabila partikel virus tersebut berada di ruang dengan udara statis atau menempel di permukaan barang, kemudian mengalami kontak dengan orang yang tidak tertular menjadi tertular.
Dilansir dari berbagaia sumber, berikut 10 Penyakit menular melalui udara:
1. Rubella
Penyakit yang satu ini juga dikenal dengan campak Jerman.
Kata ahli, penyakit ini disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah.
• APA Itu Lordosis? Kenali Gejala Lordosis dan Penyebab Penyakit Lordosis
Penyakit ini kebanyakan menyerang anak-anak dan remaja.
Pada 2016 di negara kita sendiri, menurut WHO setidaknya ada lebih dari 800 kasus rubella yang sudah terkonfirmasi.
Menurut para ahli, penularan utama rubella bisa melalui butiran liur di udara yang dikeluarkan pengidapnya melalui batuk dan bersin.
Bagaimana dengan gejalanya? Penyakit ini akan menimbulkan ruam kemerahan pada kulit, tapi tak sama dengan campak.
Untungnya, rubella lebih ringan bila ketimbang campak. Namun, bila menyerang wanita hamil, lain lagi ceritanya.
Rubella yang menyerang wanita hamil dengan usia kehamilan lima bulan, berpotensi tinggi menyebabkan sindrom rubella kongenital.
Yang bikin resah lagi, juga bisa menyebabkan kematian bayi dalam kandungan.
Menurut data WHO, sekitar 100.000 bayi di dunia terlahir dengan sindrom ini tiap tahunnya.