WHO Sebut Varian Virus Baru R.1, Ini Fakta Tentang Varian R.1
Mutasi varian R.1 pertama kali ditemukan di Jepang pada 2020, dan kemudian menyebar ke negara lain termasuk AS.
Negara bagian Maryland ditemukan telah mencatat jumlah kasus tertinggi, dengan 399 terdeteksi sejak varian pertama kali diidentifikasi.
Varian R.1 yang dikhawatirkan lebih menular ini telah terdeteksi di 35 negara dan 2 wilayah AS.
Bahkan, virus juga telah teridentifikasi di Tiongkok, India, dan banyak negara di Eropa Barat.
Meski jumlah infeksi rendah, mutasi baru yang ditemukan pada varian ini bisa membuatnya lebih mudah menyebar.
• APA Itu Penyakit Collodion Baby ? Bayi dengan Penyakit Ini Berisiko Alami Komplikasi
3. Varian R.1 Disebut Lebih Kuat Terhadap Antibodi
Pertama kali teridentifikasi di Jepang, varian R.1 mengandung mutasi yang memungkinkannya menembus perlindungan antibodi pada orang yang telah divaksinasi lengkap.
Mantan Profesor Harvard Medical School William A. Haseltine menjelaskan, ada lima variasi dari varian R.1 ini.
Kelima variasi itu bisa membuat peningkatan kekuatan terhadap antibodi.
Dengan begitu varian ini bisa menembus kekebalan tubuh yang sudah dibentuk dengan vaksin.
4. Varian R.1 Berpotensi Menginfeksi Lebih Banyak Orang
Varian R.1 dapat memengaruhi orang secara berbeda dari virus versi asli.
Hingga kini perkembangan varian R.1 masih dianggap tidak lebih parah dari varian Delta yang merupakan varian terparah dari virus COVID-19.
Varian ini hanya akan berpotensi menginfeksi lebih banyak orang yang telah divaksinasi.
Banyaknya varian baru dari virus COVID-19 selama pandemi ini berlangsung.
Di Indonesia sendiri berbagai varian baru dari COVID-19 juga menyerang beberapa orang.