Pola Hidup Sehat
UNTUK Mencegah Penyakit TBC Maka Diberikan Vaksin ? Terbukti Mampu Mencegah TBC Selama 15 Tahun
Penelitian mereka untuk menemukan vaksin ini telah dimulai sejak tahun 1906, ketika Guerin menemukan bahwa ketahanan terhadap penyakit TBC berkaitan..
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bacille Calmette-Guérin (BCG) adalah vaksin untuk tuberkulosis yang dibuat dari baksil tuberkulosis (Mycobacterium bovis) yang dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun.
Vaksin BCG 80% efektif dapat mencegah selama 15 tahun, tetapi efeknya bervariasi tergantung kepada kondisi geografis.
Dokter Albert Calmette dan seorang peneliti bernama Camille Guerin, berhasil menemukan vaksin untuk mencegah penyakit TBC, yang dinamakan vaksin Bacillus Calmette Guerin atau yang sering disebut BCG.
Penelitian mereka untuk menemukan vaksin ini telah dimulai sejak tahun 1906, ketika Guerin menemukan bahwa ketahanan terhadap penyakit TBC berkaitan dengan adanya virus tubercle bacili yang hidup di dalam darah.
Pada 1921, mereka berhasil mengembangkan jenis basil yang tidak brbahaya bagi manusia, setelah ditemukan vaksin ini mereka ujicobakan kepada bayi-bayi di Paris.
Namun, pada 1930, program vaksinasi BCG sempat menimbulkan bencana dengan meninggalnya sejumlah bayi di Jerman akibat TBC, justru setelah mereka divaksin.
• LETAK Jantung Manusia Yaitu di Dalam Rongga ? Kenali Ciri-Ciri Penyakit Jantung yang Khas
Pada 1950, University Illinois di Amerika Serikat mendapat lisensi untuk memproduksi vaksin ini dan menjualnya di AS.
Namun, karena masih kuatnya penentangan masyarakat AS, vaksin ini tidak digunakan secara rutin.
Apa Itu Penyakit TBC ?
Tuberkulosis atau TBC merupakan satu dari 10 penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya ada sekitar 1,5 juta orang di dunia meninggal akibat menderita TBC.
TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis.
Semenjak pandemi Covid-19, pemerintah fokus pada program pencegahan dan penanganan dari paparan virus Corona ini.
Begitu pula pada masyarakat. Padahal masih ada penyakit lain yang perlu difokuskan kembali keberadaannya.
Seperti tuberkolosis atau TBC. Penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Kondisi pandemi Covid-19 turut menyulitkan pelacakan kasus TBC.
Pasien penyakit kronis yang biasanya rutin kontrol ke rumah sakit.
• SEL DARAH yang Berguna untuk Mematikan Bibit Penyakit Adalah ? Tubuh Mudah Sakit Jika Kekurangannya
Namun menjadi takut lantaran khawatir terpapar oleh virus Corona.
Dilansir dari tribunnews.com, estimasi penderita TBC terdeteksi ada 845.000 kasus baru tiap tahun. Dan di antara angka tersebut, ada 24.000 yang mengalami resisten obat.
Resisten obat merupakan suatu kondisi yang terjadi bila kuman memiliki kemampuan membuat obat-obat menjadi tidak efektif lagi.
Selain itu permasalahan timbul bukan hanya di saat masa pandemi.
Dimana banyak kasus TBC yang belum terlacak.
Pada tahun sebelumnya, penemuan kasus baru TBC di Indonesia tidak sampai 80%. 2019 kita sudah bisa 67% menemukan kasus tbc baru.
Namun pada tahun 2020 di masa pandemi awal, persentase tersebut turun hingga 40%.
Padahal antara Covid-19 dengam TBC, keduanya bersifat sama-sama mematikan.
Oleh karenanya tidak boleh dipandang sebelah mata.
• TINGKATAN Stadium Pada Penyakit Cancer, Apa Itu Penyakit Cancer & Gejala Cancer?
Kondisi Paru-paru Penderita TBC
Dilansir dari kompas.com, studi menemukan bahwa pada pasien yang telah sembuh dari TBC mungkin mengalami disfungsi paru.
Gejala yang dirasakan bisa bervariasi dari gejala minor hingga gejala yang parah dan mengganggu pernapasan.
Kondisi ini disebut dengan pulmonary impairment after TB (PIAT).
• PENYAKIT Pernafasan Tak Menular dengan Tingkat Risiko Kematian Tinggi
Kondisi ini bisa bertahan hingga bertahun-tahun.
Bahkan, di Afrika Selatan ditemukan kasus PIAT 16 tahun setelah sembuh dari TBC.
Bagaimana sebenarnya kondisi paru-paru pada penderita tbc?
Dilansir dari NCBI, TBC membuat dua kondisi utama pada paru-paru, yaitu obstruksi dan restriksi.
Kondisi pertama adalah obstruksi, yaitu kondisi yang menyebabkan berkurangnya kapasitas mengembuskan udara dari dalam paru-paru.
Hasilnya adalah menurunnya forced expiratory volume (FEV).
- Kondisi ini dipengaruhi beberapa hal sebagai berikut:
- Inflamasi berlebih
- Jalur udara menyempit
- Terbentuknya kavitas paru, atau kantung yang tidak normal di dalam paru
- Bronkioektasis atau rusaknya jaringan dinding bronkiolus sehingga menimbulkan lendir dan dahak yang menumpuk di paru-paru.
• PENYAKIT Liver Disebabkan Oleh? Waspadai Gejala Penyakit Liver
Kondisi yang kedua adalah restriksi. Kondisi ini adalah berkurangnya kapasitas paru-paru untuk menghirup udara.
Kondisi ini ditandai dengan menurunnya forced vital capacity (FVC).
Kondisi ini disebabkan hal-hal sebagai berikut:
- Fibrosis jaringan paru berlebih
- Jaringan parenkim paru menjadi kaku
- Distorsi bronkovaskular
- Jaringan pleura pelapis paru menebal.
Pada sebagian kasus tuberkulosis, kondisi rusaknya paru ini akan tetap ada.
Ini meningkatkan risiko pasien tersebut terkena chronic obstructive pulmonary disease (COPD) yang merupakan bagian dari PIAT.
Salah satu cara mencegah TBC adalah dengan menghentikan penularan TBC dari satu orang ke orang lain.
• PERAN Dari Kortikosteroid untuk Tubuh, Mampu Sembuhkan Banyak Penyakit Termasuk Asma
Dilansir dari halodoc.com, ini bisa dilakukan dengan mengidentifikasi penderita TBC, kemudian merawat, dan memberikan pengobatan.
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah tuberkulosis?
- Pemberian Vaksin BCG
Vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) efektif untuk mencegah TBC sampai seseorang berusia 35 tahun.
• KEKURANGAN Protein Secara Terus-Menerus Dapat Mengakibatkan Penyakit - Penyakit Ini
Efektivitas BCG bisa meningkat bila tidak ada pengidap TBC di lingkungan tempat tinggal kamu.
Vaksin ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1920-an dan paling banyak digunakan untuk memvaksin hampir 80% bayi baru lahir di seluruh dunia.
- Diagnosis Sejak Dini
Pencegahan penyebaran TBC akan efektif bila dilakukan diagnosis dan pengobatan sejak dini.
Seseorang dengan penyakit TBC dapat menularkan bakteri kepada 10-15 orang setiap tahunnya.
Bisa kamu bayangkan bagaimana penyebarannya bila tidak dilakukan pengobatan?
• GEJALA Penderita yang Mengalami Penyakit Tetanus, Penyakit Ini Sangat Mematikan
- Menjaga Lingkungan Tempat Tinggal
TBC adalah penyakit yang menular melalui udara saat penderita TBC bersin atau batuk.
Risiko infeksi bisa dikurangi dengan membuat sistem sirkulasi udara atau ventilasi yang bagus di rumah.
Bakteri TBC dapat mengendap lebih lama dalam rumah apabila sistem ventilasi tidak bagus.
Berikan juga pencahayaan yang cukup bagi rumah. Sinar UV dari matahari mampu membunuh bakteri TBC.
Jadi, pastikan rumah kamu mendapatkan pencahayaan yang cukup ya!
- Tingkatkan Sistem Imun
Sistem imun bisa ditingkatkan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan rutin berolahraga.
Sistem imun yang baik membantu kamu terhindar dari berbagai macam penyakit, termasuk bakteri penyebab TBC ini.
Penyakit TBC Bisa Sebabkan Kematian Jika Tak Ditangani
TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah.
Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau kelenjar.
Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin.
Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita HIV.
• PENYEBAB Penyakit OAT yang Memicu Pasangan Tak Kunjung Punya Anak
Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui orang yang telah mengidap TBC.
Kemudian, batuk atau bersin menyemburkan air liur yang telah terkontaminasi dan terhirup oleh orang sehat yang kekebalan tubuhnya lemah terhadap penyakit tuberkulosis.
Walaupun biasanya menyerang paru-paru, tetapi penyakit ini dapat memberi dampak juga pada tubuh lainnya, seperti sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah bening, dan lainnya.
Indonesia sendiri termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia Tenggara, dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada 2012.
Apabila tuberkulosis laten atau TBC tidak mendapat pengobatan, maka lebih dari 50 persen orang yang mengidap penyakit ini dapat meninggal.
Walau begitu, hanya satu banding sepuluh kasus yang berkembang menjadi penyakit aktif.
Untuk kasus TBC laten, bakteri yang menyebabkan penyakit tuberkulosis belum aktif secara klinis dan hanya berada di dalam tubuh.
• SIAPA yang Berisiko Besar Terkena Penyakit Kanker Paru-paru?
Jika sudah aktif, akan terjadi gejala pada periode tertentu bisa dalam hitungan minggu maupun tahun.
Durasi tersebut tentu saja tergantung dari kondisi kesehatan dan daya tahan dari pengidap.
KAPAN Penyakit TBC Bisa Menular ?
Masa ketika penyakit masuk ke tubuh sampai muncul gejala TBC bisa berlangsung antara dua sampai 12 minggu.
Risiko untuk mengembangkan penyakit ini paling tinggi dalam kurun waktu dua tahun sejak terinfeksi.
Penyakit TBC bisa menular apabila tidak diobati.
Beberapa pasien TBC sudah tidak menularkan penyakitnya setelah dua minggu menjalani pengobatan intensif.
Tapi ada juga penderita yang butuh waktu berbulan-bulan minum obat TBC sampai kuman penyebab TBC sudah tidak aktif di dalam tubuh dan mereka tidak bisa menularkan penyakitnya.
Terapi obat TBC baik untuk infeksi aktif maupun infeksi laten umumnya berlangsung selama enam bulan sampai sembilan bulan.
Lewat pemeriksaan medis, dokter dapat memantau kemajuan pengobatan TBC.
Termasuk kapan perlu ganti obat, melanjutkan terapi obat, atau menyatakan pengobatan sudah tuntas dan penderita sudah tidak lagi menularkan penyakitnya.
Penyebab Tuberkulosis
Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB.
Nama bakteri TB adalah Mycobacterium tuberculosis.
Berikut ini beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi tertular TB:
- Orang yang sistem kebebalan tubuhnya menurun. Contohnya, pengidap diabetes, orang yang menjalani rangkaian kemoterapi, atau pengidap HIV/AIDS.
- Orang yang mengalami malanutrisi atau kekurangan gizi.
- Pecandu narkoba.
- Para perokok.
- Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.
• APA Penyebab Penyakit Flu, Apakah Boleh Vaksin Saat Flu?
Gejala Tuberkulosis
Walaupun tubuh dapat mengandung bakteri yang menyebabkan tuberkulosis, sistem daya tahan tubuh umumnya bisa mencegah seseorang menjadi sakit.
Oleh sebab itu, dokter umumnya membedakan antara tuberkulosis laten dan tuberkulosis aktif.
Pada tuberkulosis laten, seseorang memiliki infeksi tuberkulosis, namun bakteri menetap di dalam tubuh pada kondisi yang inaktif dan tidak mengalami gejala.
Tuberkulosis laten, yang juga disebut sebagai tuberkulosis inaktif atau infeksi tuberkulosis, bukan merupakan kondisi yang menular.
Namun, kondisi ini dapat berubah menjadi tuberkulosis aktif, yang membuat penanganan menjadi penting bagi individu dengan kondisi ini, selain juga untuk mencegah penyebaran tuberkulosis.
Pada tuberkulosis aktif, individu menunjukkan tanda dan gejala serta dapat menularkan kuman yang ada di dalam tubuhnya.
Kondisi ini dapat terjadi setelah beberapa minggu terinfeksi oleh bakteri tuberkulosis, maupun bertahun-tahun setelahnya.
• Telapak Tangan dan Kaki Berkeringat Tanda Penyakit Apa? Pengidapnya Rasakan Gejala Seperti Ini
Tanda dan gejala dari tuberkulosis aktif adalah:
- Batuk-batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih
- Batuk darah
- Nyeri dada, atau nyeri yang timbul saat bernapas atau batuk
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja
- Kelelahan
- Demam
- Keringat malam
- Menggigil
- Penurunan nafsu makan
Tuberkulosis juga dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya, termasuk ginjal, tulang belakang, atau otak.
Saat tuberkulosis terjadi di paru-paru, tanda dan gejala dapat bervariasi sesuai dengan organ yang terlibat.
Misalnya, tuberkulosis yang terjadi pada tulang belakang dapat menyebabkan nyeri punggung, dan tuberkulosis yang terjadi pada ginjal dapat menyebabkan terdapatnya darah pada urine.
Pengobatan Tuberkulosis
TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak.
Beberapa tes lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto Rontgen dada, tes darah, atau tes kulit (Mantoux).
TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai dengan resep dokter.
Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum beberapa jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu umumnya berupa:
- Isoniazid
- Rifampicin
- Pyrazinamide
- Ethambutol
Pengobatan penyakit TBC membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit. (*)