Sekda Sintang Yosepha Hasnah Ungkap 3 Permintaan Terakhir Istri Almarhum Wabup Sudiyanto
Dari Pontianak, jenazah dibawa ke Kabupaten Sintang, dengan mobil ambulance menempuh jarak sekitar 7 jam perjalanan.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Jenazah Wakil Bupati Sintang, Sudiyanto tiba di Bandara International Supadio Pontianak, pada Minggu 19 September 2021, pukul 07.30 wib.
Jenazah diterbangkan menggunakan Pesawat Lion Air, pada pukul 06.00 wib dari Bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Sebelum diberangkatkan ke tanah kelahiran, jenazah Sudiyanto disemayamkan di di rumah duka Heaven Funreal Home di Pluit Jakarta.
Dari Pontianak, jenazah dibawa ke Kabupaten Sintang, dengan mobil ambulance menempuh jarak sekitar 7 jam perjalanan.
“Saya sudah berupaya keras agar kepulangan jenazah dari Pontianak menggunakan pesawat udara. Saya sudah hubungi Kepala Bandara Tebelian, ternyata sejak pandemi pesawat ke Sintang tidak ada yang beroperasi. Saya coba mau sewa helikopter Polda juga tidak bisa," ungkap Yosepha, Minggu 19 September 2021.
Pemkab Sintang sebenarnya sudah menyiapkan Katedral Sintang untuk tempat pelaksanaan misa requiem. Namun keluarga almarhum meminta supaya Misa Requiem digelar di Gereja Katolik Maria Ratu Semesta Alam karena almarhum pernah dua periode sebagai Ketua Dewan Pastoral Paroki di sana.
• Gubernur Kalbar dan Bupati Sintang Sambut Kedatangan Jenazah Wabup Sintang Sudiyanto di Supadio
Sekda menegaskan, bukan Pemkab Sintang tidak mau atau tidak menyiapkan rumah dinas jabatan wakil bupati untuk tempat persemayaman, tetapi ini permintaan keluarga almarhum, agar disemayamkan di rumah duka.
Pemakaman juga atas permintaan keluarga, agar dimakamkan di Pemakaman Katolik Teluk Menyurai.
"Ada tiga permintaan istri almarhum, yakni tidak dibawa ke rumah dinas, misa requiem di Gereja Katolik Maria Ratu Semesta Alam Sungai Durian, dan dimakamkan di Teluk Menyurai. Pemkab Sintang mengikuti saja seluruh permintaan keluarga almarhum. Masyarakat harus tahu, Pemkab Sintang menyiapkan dan menginginkan jenazah almarhum diberangkatkan dan dinapkan dari rumah dinas, tetapi kami tidak sanggup untuk tidak memenuhi keinginan keluarga agar jenazah diberangkatkan dari rumah pribadi. Akhirnya kami mengikuti keinginan keluarga. Saya berharap masyarakat tidak bertanya mengapa jenazah Wakil Bupati Sintang tidak disemayamkan di rumah dinas. Bukan kita tidak tega ya, tetapi kita tidak tega dengan istri beliau yang sudah meminta di rumah pribadi. Karena ini permintaan terakhir ibu," jelas Yosepha. (*)
(Simak berita terbaru dari Sintang)