Pola Hidup Sehat

CIRI - CIRI Virus, Dari Susunan Tubuh Virus Hingga Bentuk & Ukuran Virus

Virus akan memanfaatkan sel makhluk hidup berproduksi di dalam material hidup. Karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi....

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ YOUTUBE
Ilustrasi virus. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Virus adalah mikroorganisme patogen yang hanya dapat bereplikasi di dalam sel makhluk hidup karena mereka tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri.

Kata lain dari virus adalah racun.

Semua bentuk kehidupan dapat diinfeksi oleh virus, mulai dari hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea.

Istilah virus biasanya digunakan untuk menyebut jenis virus yang menginfeksi sel-sel eukariota, sementara virus yang menginfeksi sel prokariota (seperti bakteri dan arkea) dikenal sebagai bakteriofag.

Keberadaan virus pertama kali diketahui melalui tulisan ilmiah Dmitri Ivanovsky pada 1892 yang menguraikan patogen non-bakteri yang menginfeksi tanaman tembakau dan penemuan virus mosaik tembakau oleh Martinus Beijerinck pada tahun 1898.

Hingga tahun 2019, lebih dari 6.000 spesies virus telah dideskripsikan secara rinci, dari total jutaan jenis virus di lingkungan.

Virus ditemukan di hampir setiap ekosistem di Bumi dan merupakan entitas biologis yang paling banyak jumlahnya.

Ilmu yang mempelajari tentang virus dikenal sebagai virologi, sebuah subspesialisasi mikrobiologi.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), virus merupakan agen infeksius yang berukuran kecil dan komposisi sederhana.

Di mana hanya dapat berkembang biak di sel hewan, tumbuhan, atau bakteri. Virus berasal dari kata latin yang berati "cairan berlendir" atau "racun".

Virus bergantung pada sel inang untuk hampir semua fungsi mempertahankan hidup.

Tidak seperti organisme sejati, virus tidak dapat mensintesi protein.

Karena tidak memiliki organel sel untuk messenger RNA atau salinan pelengkap asam nukleat dari nukleus yang terkait dengan ribosoma dan mengarahkan sintesis protein.

Ciri-ciri virus Virus memiliki ciri-ciri sesuai ukuran, bentuk dan struktur, yakni:

Ukuran virus

Ukuran virus sangat kecil yakni sekitar 10 hingga 300 milimikron).

Virus terkecil memiliki diameter hanya 20 nanometer, lebih kecil dari ribosom.

Ukuran virus tersebut sangat kecil.

Sehingga untuk melihat bisa dengan berbagai, yakni:

  • Observasi langsung menggunakan mikrosko elektron dengan ekstra atau sayatan ultratipis dari jaringan makhluk hidup yang terinfeksi.
  • Filtrasi melalui selaput kolodion yang memiliki porositas bertingkat. Virus dilewati melalui serangkaian selaput yang ukuranya berbeda-beda. Ukuran virus dapat diperkiarakan melalui selaput yang dilewati.
  • Sedimentasi dalam ultrasentrifugasi. Partikel virus disuspensikan ke dalam suatu cairan, kemudian partikel akan mengendap.
  • Pengukuran perbandingan.

Bentuk Tubuh Virus

Bentuk virus bermacam-macam.

Ada yang berbentuk batang, oval, filame, persegi banyak, dan seperti huruf T. Virus yang berbentuk batang, Tobacco Mozaic Virus (TMV).

  • Virus yang berbentuk oval, seperti Rhabdovirus.
  • Virus berbentuk bulat, seperti human immunodeficiency virus (HIV).
  • Virus berbentuk seperti huruf T, misalnya bakteriofag atau disingkat fage.

Struktur tubuh virus

Tubuh virus bukan merupakan suatu sel, karena tidak memiliki dinding sel, membran sel, sitoplasma, inti sel, dan organ sel lainnya.

Virus berupa partikel yang disebut virion.

Selain berukuran sangat kecil, virus juga memiliki sifat seperti benda mati.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tubuh virus diisi oleh materi genetik yang dapat diturunkan dalam bentuk DNA atau RNA.

Sementara itu, ekor berfungsi sebagai alat kontak menuju tubuh organisme yang diserangnya.

Bagian kepala virus dibungkus selubung protein yang biasa disebut kapsid berbentuk polihedral. Kapsid berfungsi pemberi bentuk tubuh virus.

JENIS Penyakit Pada Sistem Reproduksi yang Disebabkan oleh Virus

Virus bisa disebut virus DNA atau virus RNA, tergantung dari asam nukleat yang menyusun genomnya.

Asam nukleat, virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat yaitu DNA atau RNA. Virus yang mengandung DNA antara lain Parvovirus, Papovavirus, Adenovirus, Poliovirus, Herpes simplex virus, Paramyxovirus, virus Rubella.

Sementara virus yang mengandung RNA, antara lain Togovirus, Rhabdovirus, Reovirus, TMV, Myxovirus, Reovirus, Orthomyxovirus, Hepatitis virus.

Penyakit pada sistem reproduksi manusia disebabkan oleh banyak hal.

Salah satunya adalah akibat adanya gangguan hormon pada indung telur, testis, atau kelenjar endokrin yang lain seperti kelenjar di bawah otak, tiroid, atau adrenal.

Beberapa penyakit pada sistem reproduksi manusia juga bisa terjadi karena adanya kelainan genetik bawaan, infeksi, tumor, atau penyebab lain yang tidak diketahui.

Penyakit pada sistem reproduksi manusia ini terjadi ketika jaringan yang seharusnya terbentuk di dalam rahim malah tumbuh berkembang di tempat lain.

Bisa di indung telur, di belakang rahim, di usus, bahkan di belakang saluran kandung kemih.

PENYAKIT yang Timbul Akibat Kekurangan Vitamin D dan Sinar Matahari Pagi

Efek kesehatan dari kejadian ‘salah tempat’ ini cukup banyak dan mengganggu.

Mulai dari menimbulkan rasa nyeri hebat saat menstruasi, siklus dan perdarahan menstruasi yang sangat banyak dan tidak teratur, hingga kemandulan.

Penderita endometriosis juga biasanya merasakan sakit pada perut, punggung bagian bawah, dan tulang panggul.

Meski begitu ada juga perempuan yang tidak menunjukkan gejala apapun, dan baru mengetahui terkena penyakit ini setelah menikah dan memeriksakan diri karena kesulitan untuk hamil.

Deretan Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam.

Organ reproduksi wanita bagian dalam meliputi vagina, rahim, saluran telur (tuba falopi), dan indung telur (ovarium).

Sementara organ reproduksi wanita bagian luar terdiri dari vulva, kelenjar Bartholin, dan klitoris.

Beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:

1. Endometriosis

Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.

Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di kandung kemih.

Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.

TINGKATAN Stadium Pada Penyakit Cancer, Apa Itu Penyakit Cancer & Gejala Cancer?

2. Radang panggul

Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang panggul.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.

Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore.

Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas, dan kehamilan ektopik.

3. PCOS

PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon wanita.

Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon seks androgen dalam jumlah yang lebih banyak.

Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.

4. Miom

Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim.

Tumor pada miom terbentuk dari jaringan otot rahim.

Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering menyerang wanita di usia produktif.

Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat berhubungan seksual.

5. Kanker pada organ reproduksi wanita

Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi.

Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker ovarium, dan kanker vagina.

CIRI Orang yang Menderita Penyakit TBC, Bagaimana Cara Penularan TBC & Ini Obat Paru-paru TBC

Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria

Pria juga memiliki sistem reproduksi yang berada di luar dan di dalam tubuh.

Organ reproduksi pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum (kantong zakar), dan testis.

Sedangkan organ reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah epididimis, saluran vas deferens, saluran kemih, vesikula seminalis (kantung air mani), kelenjar prostat, dan kelenjar bulbourethral.

Dilansir dari alodokter.com, berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa mengintai sistem reproduksi pria:

1. Epididimitis

Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam skrotum yang menempel pada testis.

Saluran ini berperan untuk mengangkut serta menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.

Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan kesuburan.

2. Orchitis

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup sering terjadi.

Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya sekaligus.

Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri.

Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan produksi hormon testosteron.

3. Gangguan prostat

Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih atau uretra.

Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan melindungi sperma.

Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis), pembesaran prostat (BPH), atau kanker prostat.

4. Hipogonadisme

Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron yang cukup.

Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido, gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.

5. Masalah pada penis

Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria.

Beberapa penyakit yang bisa menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis, misalnya hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.

Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria dan wanita juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genital, HIV/AIDS, sifilis, dan gonorea.

Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.

Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan kemandulan.

Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan organ reproduksi dengan menjalani perilaku seks yang aman dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ciri-ciri Virus"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved