Pola Hidup Sehat
PENYAKIT Hipotiroid Menyerang Semua Usia, Gejala Hipotiroid Pada Bayi Beda dengan Orang Dewasa
Meski lebih sering dialami oleh wanita berusia lanjut, namun hipotiroid dapat diderita oleh siapa saja, termasuk bayi baru lahir....
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hipotiroid atau hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak dapat memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi hingga lansia.
Akan tetapi, hipotiroid lebih banyak dialami oleh wanita berusia di atas 60 tahun.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher.
Kelenjar ini berfungsi memproduksi hormon tiroid yang bermanfaat untuk mengatur metabolisme tubuh, menjaga suhu tubuh tetap hangat, serta menunjang kinerja organ-organ tubuh seperti otak, jantung, dan otot.
• INILAH PENYAKIT yang Dapat Diturunkan Pada Keturunannya, Penyakit Tak Bisa Disembuhkan
Namun, kelenjar tiroid terkadang bisa bermasalah sehingga tidak dapat menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah yang cukup bagi tubuh.
Kondisi inilah yang disebut sebagai hipotiroid.
Gejala Hipotiroidisme
Gejala hipotirodisme bervariasi, tergantung seberapa rendah kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Gejala tersebut meliputi:
- Mudah lelah dan pusing.
- Sembelit atau susah buang air besar.
- Otot-otot terasa lemah, nyeri, dan kaku.
- Lebih sensitif pada cuaca dingin.
- Kulit kering, kasar, mudah mengelupas, dan keriput.
- Berat badan naik tanpa penyebab yang jelas.
- Wajah bengkak dan suara menjadi parau.
- Rambut rontok dan tipis.
- Kuku rapuh.
- Mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.
- Denyut jantung lambat (bradikardia).
Gejala-gejala di atas berkembang cukup lambat, bahkan hingga hitungan tahun.
• PENYAKIT Pada Sistem Reproduksi yang Dapat Mengakibatkan Menurunnya Kekebalan Tubuh
Hal ini membuat gejala hipotiroidisme tidak langsung disadari.
Meski lebih sering dialami oleh wanita berusia lanjut, namun hipotiroid dapat diderita oleh siapa saja, termasuk bayi baru lahir (hipotiroidisme kongenital).
Meski begitu, gejala hipotiroid pada bayi sedikit berbeda dengan orang dewasa, yaitu:
- Sering kentut atau bersendawa (perut kembung).
- Tidak mau makan dan jarang buang air besar (sembelit).
- Tidur terlalu lama.
- Tangan dan kaki terasa dingin.
- Lebih rewel dan suara tangisannya parau.
- Lidah bengkak dan menjulur keluar.
- Penyakit kuning.
- Sulit bernapas.
- Pertumbuhannya terhambat, berat badan rendah, dan terlambat berjalan.
Penyebab Penyakit Hipotiroid
Dilansir dari alodokter.com, ada beberapa hal atau kondisi yang bisa menjadi penyebab hipotiroid, antara lain:
1. Efek samping obat-obatan tertentu
Hipotiroid bisa disebabkan oleh efek samping obat-obatan, seperti obat kemoterapi untuk kanker, obat jantung amiodarone, dan obat antikejang atau obat untuk mengatasi gangguan saraf seperti gabapentin, fenobarbital, dan fenitoin.
• PENYAKIT yang Menyerang Sel Darah Merah, Sakit Kepala Salah Satu Gejalanya
Selain itu, obat-obatan lain seperti litium dan obat antituberkulosis rifampicine juga bisa menimbulkan efek samping berupa berkurangnya produksi hormon tiroid.
2. Pengobatan hipertiroid
Pada kondisi hipertiroid, kelenjar tiroid Anda justru terlalu aktif sehingga Anda perlu mendapatkan pengobatan untuk menurunkan aktivitas kelenjar tiroid.
Misalnya, dengan mengonsumsi obat hipertiroid atau melakukan terapi radioaktif.
Akan tetapi, pengobatan tersebut bisa menyebabkan produksi hormon tiroid berkurang drastis. Akibatnya, tiroid akan menjadi kurang aktif dan memicu terjadinya hipotiroidisme.
3. Kehamilan
Alasan kenapa kehamilan bisa menyebabkan hipotiroid masih belum diketahui secara pasti.
Namun, pada saat hamil, kelenjar tiroid terkadang mengalami peradangan, sehingga terjadi peningkatan kadar hormon tiroid.
Namun setelah itu, akan terjadi penurunan kadar hormon tiroid secara drastis. Pada tahap inilah hipotiroidisme terjadi.
Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir, karena umumnya kondisi ini akan kembali normal dengan sendirinya.
4. Terapi radiasi di bagian leher
Jenis kanker tertentu memerlukan pengobatan berupa radiasi di daerah leher.
Radiasi di daerah ini membuat sel-sel di kelenjar tiroid menjadi rusak, sehingga mengganggu produksi hormon tiroid.
Akibatnya, tubuh pun kekurangan hormon tersebut.
5. Operasi tiroid
Operasi tiroid merupakan tindakan pengangkatan kelenjar tiroid.
Jika sebagian kelenjar masih ada, hormon tiroid masih bisa diproduksi.
Namun, jika seluruh jaringan kelenjar tiroid sudah diangkat, tidak ada lagi hormon tiroid yang bisa diproduksi.
Akibatnya, tubuh akan kekurangan hormon ini.
• BAKTERI yang Menyebabkan Penyakit Sifilis Adalah ? Tak Diobati Bisa Sebabkan Kerusakan Otak
6. Gangguan tiroid sejak lahir
Sebagian bayi ada yang terlahir dengan kelainan pada kelenjar tiroid, sehingga produksi hormon tiroid dalam tubuh rendah.
Kondisi ini disebut dengan hipotiroidisme kongenital.
Pada kondisi ini, kelenjar tiroid tidak berkembang dengan semestinya.
Sekalipun berkembang, kemampuan produksi hormon tiroid tidak sempurna.
Bayi atau orang dewasa yang sudah memiliki masalah tiroid sejak lahir sangat mungkin mengalami hipotiroid.
7. Kekurangan atau kelebihan yodium
Asupan yodium dalam jumlah yang tepat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan produksi hormon tiroid.
Terlalu banyak mengonsumsi yodium dapat menyebabkan atau memperburuk hipotiroid.
Agar Anda tidak kekurangan yodium, cukupilah kebutuhan tubuh akan zat tersebut dengan mengonsumsi berbagai sumber yodium, seperti ikan, produk susu, kerang, dan garam meja beryodium.
Jika Anda mengalami berbagai gejala hipotiroid di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.
Jika tidak kunjung diobati, hipotiroid dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti nyeri sendi, penyakit jantung, obesitas, hingga infertilitas.
Untuk memastikan apakah Anda mengalami hipotiroid atau tidak, dokter dapat melakukan pemeriksaan fungsi tiroid.
Apabila hasil tes menunjukkan bahwa Anda benar-benar mengalami hipotiroidisme, dokter dapat memberikan pengobatan berupa hormon tiroid sintetis atau obat untuk merangsang produksi hormon tiroid.
Cara Mengobati Hipotiroid
Dipercaya bahwa penanganan standar untuk hipotiroid meliputi penggunaan hormon tiroid buatan, levothyroxine.
Pengobatan oral ini mengembalikan level hormon yang cukup, memperbaiki gejala-gejala hipotiroid.
Untuk menentukan dosis yang tepat terhadap penggunaan levothyroxine, dokter akan memeriksa kadar TSH setelah 2-3 bulan.
Dilansir dari hellosehat.com, jumlah hormon yang berlebih dapat menyebabkan efek samping, seperti:
- Meningkatnya napsu makan
- Insomnia
- Palpitasi jantung
- Gemetar
Apabila Anda memiliki penyakit arteri koroner atau hipotiroid parah, dokter akan memulai pengobatan dengan jumlah kecil dan meningkatkannya secara bertahap.
Penggantian hormon progresif membantu jantung menyesuaikan diri terhadap peningkatan metabolisme.
Obat-obatan, suplemen, dan beberapa makanan tertentu dapat memengaruhi kemampuan menyerap levothyroxine.
Bicarakan dengan dokter apabila Anda mengonsumsi produk kedelai atau pola makan berserat tinggi dalam jumlah besar, atau obat-obatan lain, seperti:
- Suplemen zat besi atau multivitamin yang mengandung zat besi
- Cholestyramine
- Aluminum hydroxide, yang ditemukan dalam beberapa antacid
- Suplemen kalsium
Apabila Anda memiliki hipotiroidisme subklinis, diskusikan perawatan yang bisa Anda gunakan dengan dokter.
Untuk peningkatan TSH yang relatif ringan, Anda mungkin tidak mendapatkan manfaat dari terapi hormon tiroid, justru perawatan dapat berbahaya.
Untuk kadar TSH yang lebih tinggi, hormon tiroid dapat meningkatkan kadar kolestrol, kemampuan memompa jantung, dan level tenaga. (*)