Apakah Micin Bikin Bodoh ? Cek Sejumlah Mitos-Mitos Micin atau MSG , Apakah Benar ?

Terkait dengan penggunaan micin, selama ini ada sejumlah mitos yang berkaitan dengan MSG. Apakah benar mitos-mitos tersebut ?

Editor: Jimmi Abraham
SHUTTERSTOCK/SURIYA YAPIN
Ilustrasi micin atau monosodium glutamat (MSG). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Siapa yang tidak kenal dengan Micin atau Monosodium Glutamat atau MSG ?

Tanpa MSG, terkadang masakan terasa ada hal yang kurang.

Micin atau MSG adalah satu diantara bahan yang kerap kali digunakan dalam bahan masakan.

MSG disebut memberikan cita rasa kelima selain rasa yang selama ini dikenal yakni manis, asin, pahit dan asam.

Adapun cita rasa tersebut dikenal dengan nama umami.

Sebenarnya, MSG juga terjadi secara alami yang terbentuk di beberapa makanan seperti pada wortel, kembang kol, kentang, kuning telur, kecap dan udang.

(Update berita kesehatan lainnya disini)

Selain Berguna untuk Masakan, Micin Juga Mampu Meningkatkan Kadar Air & Subur Pada Tanaman

Terkait dengan penggunaan micin, selama ini ada sejumlah mitos yang berkaitan dengan MSG. Apakah benar mitos-mitos tersebut ?

1. MSG tinggi garam

Salah satu mitos yang selama ini ada yakni MSG tinggi garam atau mengandung banyak natrium.

Dikutip dari MedicalNewsToday, faktanya MSG memang mengandung natrium.

Namun, tidak seperti garam meja yang biasanya mengandung 40 persen natrium.

MSG hanya mengandung natrium sebesar 12 persen. Jumlah ini sepertiga dari jumlah garam meja.

Para peneliti justru telah mengeksplorasi MSG untuk digunakan sebagai alternatif garam guna mengurangi asupan natrium dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

2. Jika label kemasan makanan tak memiliki MSG maka bukan berarti makanan itu bebas dari MSG

Ilustrasi monosodium glutamat (MSG) atau <a href='https://pontianak.tribunnews.com/tag/micin' title='micin'>micin</a>.

Ilustrasi monosodium glutamat (MSG) atau micin.(SHUTTERSTOCK/SURIYA YAPIN)

Faktanya tidak selalu demikian. Produsen makanan memang diharuskan mencantumkan pada kemasannya yang ditambahkan MSG dengan tambahan tulisan monosodium glutamate di keterangannya.

Namun bukan berarti makanan yang tidak mencantumkan itu sebagai makanan yang seratus persen bebas dari MSG.

Hal ini karena MSG sendiri terjadi secara alami pada bahan makanan nabati maupun hewani.

Sehingga FDA (BPOM Amerika) juga menyebut bahwa produk dalam bahan makanan yang mengandung MSG tak dapat diklaim bebas MSG.

RAHASIA Micin dan Garam Jadi Pupuk sehingga Cabai Tumbuh Subur dan Berbuah Lebat

3. Tubuh tak dapat memproses MSG secara efektif

Faktanya di dalam usus dan sistem saraf, terdapat banyak reseptor glutamate.

Tubuh akan memetabolisme glutamate yang dikonsumsi dari makanan alami dengan cara yang sama seperti memetabolisme glutamate dari bahan tambahan makanan.

Sebuah studi yang terbit pada 2013 juga menunjukkan bahwa konsumsi MSG bermanfaat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap glutamate dan meningkatkan jumlah reseptor di usus.

4. Makanan yang mengandung MSG juga mengandung gluten

Gluten adalah protein perekat yang ada dalam makanan berbasis gandum yang menyebabkan masalah kesehatan bagi orang-orang dengan penyakit Celiac atau gluten sensitive.

Sekitar 35 persen protein gluten terdiri dari asam aminoglutamin.

Namun glutamate pada MSG berbeda dengan gluten.

Glutamate merupakan asam amino utama dalam MSG ditemukan terutama dalam makanan kaya protein dan merupakan neurotransmitter penting yang merupakan bahan bakar sel-sel di usus.

5. MSG menyebabkan asma atau yang disebut "Sindrom Restorna China"

Dikutip dari laman Unilever Food Solution, tidak ada bukti konklusif yang menghubungkan MSG dengan asma atau 'Sindrom Restoran Cina' yang banyak dipercaya di Amerika Serikat.

Adalah hal yang wajar ketika sejumlah kecil orang mungkin mengalami sensitif terhadap makanan tertentu.

Terutama mereka yang mengalami asma, mungkin sensitif terhadap glutamat.

6. MSG adalah racun bagi tubuh kita

Menurut NSW Food Authority, tubuh manusia memperlakukan MSG sama alaminya dengan glutamat yang ditemukan dalam makanan.

Misalnya, tubuh tidak membedakan antara glutamat yang ada pada tomat, keju atau jamur dan glutamat dari MSG yang ditambahkan ke makanan.

FDA sendiri juga mengklasifikasikan MSG sebagai bahan yang aman.

Apakah Micin Bikin Bodoh ?

Jangan banyak-banyak micin, nanti jadi bodoh”, kalimat itu kerap kita dengar.

Namun, apakah benar Monosodium Glutamate (MSG) atau yang kita kenal sebagai micin bisa memengaruhi daya pikir manusia?

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com tanggal 07 Februari 2020 jam 07:18 WIB, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Prof. DR. Dr. Nurpudji A Taslim, MPH SpGK (K) memberikan penjelasannya.

Menurutnya, selama ini MSG selalu menjadi kambing hitam untuk semua hal negatif yang terjadi. Seperti sakit, kanker, bahkan kebodohan.

“Itu sebabnya mulai dari situ lanjut-lanjut gitu terus sampai sekarang. Jadi saya lihat sih memang kadang-kadang enggak fair ya,” ujar Nurpudji dalam jumpa pers ‘Penggunaan Bumbu Penyedap Rasa Tidak Membahayakan Kesehatan Jika Digunakan dengan Bijak’ Persembahan Sasa di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, saat itu.

Tuduhan-tuduhan itu baginya tidaklah beralasan.

Pasalnya sudah banyak penelitian yang dilakukan dan menunjukkan, bahwa MSG tidak berbahaya bagi tubuh, asalkan digunakan dalam takaran yang pas dan tidak berlebihan.

“Kalau memang bikin bodoh lihat orang Jepang, mereka enggak bodoh-bodoh ya kenyataannya. Padahal mereka makan lebih banyak (MSG) dari kita, bahkan konsumsinya tiga kali lipat dari kita,” kata Nurpudji.

Nurpudji menambahkan bahwa selama ini stigma yang berlaku di masyarakat membuat MSG menjadi bahan makanan yang paling bersalah bila seseorang melakukan suatu kesalahan, karena kurangnya konsentrasi.

“Jadi secara sains-nya enggak ada. Kayaknya hanya stigma,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbagai Mitos soal MSG, Apa Saja?"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "MSG Bikin Bodoh, Benarkah?"

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved