Peran Penting Sunan Kudus dalam Mengembangkan Islam di Indonesia
Di awal dakwahnya ke Kudus, Sunan Kudus mementingkan persatuan masyarakat lokal dengan menghormati pemeluk agama lain.
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Misalnya, suatu hari Sunan Kudus membeli sapi yang disebut kebo Gumiran kepada pedagang asing, sapi tersebut ia tambatkan di halaman.
Warga Hindu-Budha yang penasaran dengan apa yang akan dilakukan Sunan Kudus, akhirnya berkumpul.
Sunan Kudus pun bercerita tentang sapi waktu masih kecil.
Ia nyaris mati karena haus, lalu, dalam kehausannya datanglah seekor sapi yang kemudian menyusuinya hingga segar lagi.
Saat dewasa, demi hormatnya kepada sapi ia melarang masyarakat untuk menyakiti sapi.
Pengetahuan Sunan Kudus tentang budaya lokal membuatnya melakukan inovasiinovasi dalam menyampaikan dakwah lewat budaya yang membuatnya dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat kudus pada zamannya.
• Sunan Bonang dan Peran Pentingnya dalam Mengembangkan Islam di Indonesia
2. Melakukan Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Lokal
Dalam usahanya menarik simpati agama lain memeluk Islam, Sunan Kudus melakukan akulturasi budayadalam arsitektur masjid yang mengkompromikan arsitektur Islam dan Hindu-Budha, yaitu:
a) Membangun Masjid dan Menara Kudus
Sejak meninggalkan Demak, dan tinggal di Kudus, Ja’far Shadiq memulai dakwahnya dengan membangun masjid Agung Kudus yang besar dan indah, sebuah tulisan berbahasa Arab menyebutkan bahwa masjid itu dibangun tahun 956 H/1549.
Arsitektur menara kudus yang unik menggambarkan kompromi Islam dengan arsitektur setempat yang bercirikan Hindu sebagai upaya pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang sudah mapan dalam budayanya.
Bangunan Menara mempunyai tinggi 18 meter, dengan ukuran dasar persegi 10x10 meter.
Dihiasi dengan piring keramik bergambar yang berjumlah 32 buah.
Dua puluh buah berwarna biru berlukiskan masjid, manusia, unta dan kurma.
Sedangkan 12 buah lainnya berwarna putih berlukiskan kembang.