“Passan Terakher” Film Karya Pemuda Singkawang Bercerita Perperangan Laskar Pemuda Melawan Belanda

Cerita di atas adalah satu di antara adegan dalam film Passan Terakhir. Film ini bersikah tentang perjuangan laskar pemuda di Singkawang menghadapi pe

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Komunitas Pecinta Pejuang Kota Singkawang memproduksi film Passan Teakher yang di produser oleh Hardin, Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-76. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Singkawang,1945-1949. Peperangan pecah antara tentara Belanda pimpinan Kapten Edwar dan Letnan Jojo dengan pasukan laskar pemuda yang dipimpin Komandan Ahmad.

Pertempuran antara tentara bersenjata lengkap dengan pasukan bambu runcing itu terlihat tak seimbang.

Dering mesiu terdengar dimana-mana. Ledakan demi ledakan bom tak terhindarkan.
Tak sedikit laskar pemuda yang gugur dalam pertempuran. Tertembus timah panas dan ledakan granat.

Cerita di atas adalah satu di antara adegan dalam film Passan Terakhir. Film ini bersikah tentang perjuangan laskar pemuda di Singkawang menghadapi penjajah belanda.

Achmad Hardin, sang produser mengungkapkan, kehadiran film ini diharap menggugah semangat perjuangan anak muda dalam mengisi perjuangan.

Mengambil latar tahun 1945 hingga 1949, Passan Terakher juga mengisahkan perjuangan yang telah ada di Kalbar seperti oleh Aliayang , bambang Ismoyo dan lainya. Termasuk cerita laskar pejuang di singkawang yang tidak tercatat dalam sejarah.

Berlatar Belakang dimasa tahun 1945 s/d 1949 film ini dibumbui adegan romantis, komedi, sosial, nasionalisme dan patriotismes.

Kado Kemerdekaan Indonesia Ke-76, Komunitas Pecinta Pejuang Singkawang Bikin Film Passan Teakher

Ada banyak pesan moral untuk mendidik serta meningkatkan rasa kecintaan kita terhadap para pahlawan bangsa yang telah berjasa terhadap bangsa dan negara Indonesia ini.

Hardin mengatakan, masuknya aksi komedi, menjadikan film ini lebih berwarna dan menarik.
Ratusan orang terlibat dallam proses pembuatan film.

Dalam mengisi karakter, Hardin mengakui terbantu komunitas-komunitas yang ada di Singkawang.

“Para pemainnya kita melibatkan dari komunitas yang ada di singkawang, anak-anak muda, orang tua dan bahkan Wakil Wali Kota Singkawang, Pak Irwan ikut serta bermain di film ini,” ungkapnya.

Untuk lokasi pengambilan gambar diakui Hardin hampir semuanya dilakukan di Kota Singkawang dengan memanfaatkan bangunan-bangunan klasik.

Menurutnya, dalam pembuatan film klasik setting tempat dan pengambilan gambar merupakan hal paling sulit.

“Untuk lokasi kita di rowosari, setapuk, simelagi, samudra indah, rumkit alverno, mess daerah, rumah yang dekat rumah sakit DKT yang cukup mendukung untuk film klasik," katanya.

Komunitas Pecinta Pejuang Kota Singkawang memproduksi film Passan Teakher yang di produser oleh Hardin, Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-76.
Komunitas Pecinta Pejuang Kota Singkawang memproduksi film Passan Teakher yang di produser oleh Hardin, Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-76. (TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA)

"Namun memang pengambilan gambar harus benar-benar teliti agar nuansa tempo dulu tetap terjaga,” paparnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved