Bagaimana Sunan Bonang Berdakwah Melalui Seni dan Karya Sastra?
Satu di antara karya Sunan Bonang yang terkenal adalah Naskah Primbon yang memuat ajaran tasawuf secara mendalam.
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sunan Bonang yang memiliki nama asli Mahdum Ibrahim adalah seorang Wali Songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Putra keempat Sunan Ampel ini dikenal sebagai ulama yang menguasai berbagai bidang ilmu seperti fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur dan ilmu bela diri atau silat.
Sebagai seorang dai, yang menyeru ajaran Islam, Sunan Bonang memanfaatkan seni dan karya sastra sebagai media dakwah.
Satu di antara karya Sunan Bonang yang terkenal adalah Naskah Primbon yang memuat ajaran tasawuf secara mendalam.
Tulisan ini merupakan hasil bacaannya yang bersumber dari kitab-kitab klasik, berisi ajaran Islam dan nasehat-nasehat para ulama yang merujuk tulisan ulama sebelumnya.
• Sunan Bonang dan Peran Pentingnya dalam Mengembangkan Islam di Indonesia
Seperti kitab Ihya’ Ulumuddin, karya Imam Al-Gozali, kitab Talkhis Al-Minhaj karangan Imam Nawawi, dan kitab-kitab lainnya.
Selain itu, Sunan Bonang juga menulis tentang pengetahuan taswuf yang lebih mendalam melalui karyanya berjudul Suluk Wujil, yang ditulis dalam sastra Jawa, berbentuk tembang.
Karya ini masih tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.
Kemampuan Sunan Bonang sebagai dalang pertunjukan wayang, memberikannya kesempatan menyisipkan dakwah Islam melalui seni yang digemari penduduk pada zamannya.
Ia mencoba menyempurnakan susunan musik gamelan dan menambahkan irama-irama lagu.
Selain sebagai tokoh penyebar Islam, Sunan Bonang juga dikenal sebagai orang yang sangat pandai mencari sumber air di tempat-tempat sulit air.
• Bagaimana Peran Penting Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia?
Masyarakat mengenalnya tokoh yang punya banyak kelebihan.
Sementara “kesaktian” yang ditunjukkan Sunan Bonang sebenarnya adalah karamah yang diberikan Allah SWT hidup tidak menikah atau membujang hingga akhir hayatnya.
Sunan Bonang diperkirakan wafat tahun 1525 M, di makamkan di Tuban, sebelah barat alun-alun kota Tuban.
Mengembangkan dakwah Islam lewat seni dan budaya
Alat musik bonang selalu digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang.
Alat ini juga digunakan oleh aparat desa untuk mengumpulkan warga jika ada informasi yang disampaiakan kepada masyarakat.
Kondisi masyarakat yang menyukai pertunjukan wayang dimanfaatkan Sunan Bonang untuk menarik simpati masyarakat memeluk Islam dengan memasukkan pesan-pesan dakwah Islam dalam pertunjukan.
Keahlian dan kemampuan Sunan Bonang memahami sastra jawa dan tampil sebagai dalang, turut berperan melakukan penyempurnaan dalam bertunjukan sebagai berikut:
• Bagaimana Perjalanan Sunan Ampel Datang ke Pulau Jawa dan Apa Saja Peninggalan dari Sunan Ampel?
a) meyempurnakan susunan gamelan
b) menambahkan lagu-lagu,
c) menambahkan ricikan, seperti ricikan kuda, gajah, harimau, garuda, kreta perang, dan rampongan)
d) menggubah tembang-tembang Jawa dan membuat berbagi jenis gending.
e) Penemu alat musik bonang
• Biografi Sunan Giri Wali Songo, Bagaimana Peran Sunan Giri dalam Mengembangkan Islam di Indonesia?
Memasukkan nilai-nilai keislaman pada tradisi masyarakat Jawa
Masyarakat Jawa mengenal ritual pancamakara dalam ajaran tantrayana, yaitu sebuah upacara yang dilakukan dengan duduk mengelilingi makanan.
Di tengah-tengah duduk seorang Cakreswara (imam) sebagai pemimpinya membacakan mantra-mantra.
Melihat tradisi yang dilakukan masyarakat saat itu, Sunan Bonang mengisi tradisi ini dengan upacara kenduri atau selamatan dengan doa-doa Islam.
Sebutan Anyakrawati (pemimpin lingkaran cakra) diberikan kepada Sunan Bonang karena ikut meneruskan tradisi dan mengubah isinya bernilai ajaran Islam.
• Bukti-bukti Sejarah Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Biodata Sunan Bonang
Nama asli: Raden Mahdum Ibrahim atau Raden Maulana Makdum Ibrahim
Tempat lahir: Surabaya, 1465
Meninggal: 1525 M Lasem, Kabupaten Rembang
Makam Sunan Bonang: Makam 1 di belakang Masjid Jami’ Tuban, Makam 2 di Pulau Bawean
Orangtua: Sunan Ampel (Ayah), Nyi Ageng Manila (Ibu)
Peninggalan Sunan Bonang dan Karya: Tembang Tombo Ati, Naskah Primbon, Suluk Wujil
Sumber Buku SKI Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah