Ustadz Adi Hidayat Bicara Polemik Sumbangan Rp 2 Triliun, Sampaikan Seruan untuk Bersatu
Saya katakan secara tegas, dengan bahasa yang mungkin selembut yang saya sampaikan....................................
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Adi Hidayat mengatakan, sampai dengan saat ini, detik ini kita semua tanpa kecuali masih berjuangan mengatasi pandemi Covid-19.
"Sampai detik ini kita meyakini Covid nyata adanya. Sekalipun boleh jadi setiap kita berbeda pendapat tentang latar belakang virus ini muncul sampai menjadi pandemi," ungkap Ustadz Adi Hidayat dikuti dari Youtube miliknya, Sabtu 7 Agustus 2021.
"Tapi kenyataan yang kita hadapi bahwa sampai saat ini kita merasakan itu semua. Kita tengah menghadapinya," lanjutnya.
Oleh karena itu Ustadz Adi Hidayat mengajak semua kalangan tanpa terkecuali.
• Beda dengan Keluarga Akidi Tio, Pengusaha di Pontianak Tepati Janji Bantu Warga Terdampak Covid
Baik stakeholder di pemerintahan apapun kedudukannya, dari pusat sampai daerah pada masyarakat dengan apapun profesinya.
"Saya katakan secara tegas, dengan bahasa yang mungkin selembut yang saya sampaikan, mari kita bersatu. Bersinergi bersama-sama mengatasi pandemi Covid yang tengah melanda dunia saat ini," katanya.
"Kita bebaskan setidaknya negeri kita dari kungkungan pandemi ini," paparnya.
UAH mengatakan, tidak mungkin kita bisa mengatasi semua, kecuali dengan penyatuan kita semua.
"Kita bersinergi dengan sudut pandang yang sama. Mencintai bangsa, mencintai negara dan nilai kemanusiaan yang tinggi," katanya.
"Mohon tepikan kepentingan-kepentingan politik, kepentingan bisnis yang tidak manusiawi," pinta UAH.
Selain itu juga kepentingan lain yang bisa setidaknya menghambat usaha kita bersama menghadirkan kenyamanan dan ketentraman dan bebas dari pandemi ini.
• Ustadz Adi Hidayat Ungkap 4 Janji Allah SWT untuk Orang yang Konsisten Melaksanakan Shalat Tahajud
UAH menegaskan, terkait hal-hal yang banyak kita dapatkan, berita-berita yang disiarkan yang tidak bermutu, tidak bermanfaat, dirinya mengajak untuk bisa mengarahkan berita-berita positif.
"Hal-hal viral seperti banyak dikisahkan soal bantuan Rp 2 triliun yang masih dipolemikkan sampai saat ini sudah 10 hari saya kira cukup. Hentikan," tegasnya.
"Juga berita-berita lain. Sikapi dengan proporsional saja," paparnya.
UAH menyatakan, kalau hal itu adalah masalah internal, maka selesaikan internal saja di instansinya.
"Kalau masalah luas, cukup diselesaikan, tutup dan kita kembalikan kepada apa-apa yang produktif, yang positif saja," katanya.
"Saya ingin mengajak, setidaknya untuk bisa mengatasi sisi kesenjangan dalam perekonomian," jelasnya.
UAH mengatakan, kita bisa mengambil hikmah dalam Al Quran Surah 59 Al Hasyr ayat 9-10 dalam peristiwa Anshor dan Muhajirin.
Ketika itu, kaum Muhajirin kesulitan luar biasa, melebihi pandemi yang kita hadapi saat ini.
• 2 Amalan Mulia Waktu Sahur dan Catat Jam Terbaik Makan Sahur Dijelaskan UAS dan Ustadz Adi Hidayat
Maka datang orang Anshor yang bisa dipersaudarakan oleh Nabi SAW.
"Dan dengan persaudaraan ini terciptalah persaudaraan Anshor Muhajirin (AMIN) yang saling membantu sehingga bisa melepaskan kesulitan yang dialami. Dan itu terkenang dan diabadikan sampai saat ini," katanya.
UAH mengatakan, kita mungkin bisa mengadopsi itu menjadi bagian dari tatatanan kehidupan kita untuk mengatasi kesenjangan yang dimaksudkan.
"Kami telah memulai sedikit banyak dari masa awal pandemi dengan cara mempersatukan. Dengan sebagai muslim kita bisa mengambil masjid atau teman-teman setanah air bisa mengambil tempat lain lagi yang bisa menyatukan kita semua," katanya.
Dirinya mencontohkan hal positif yang bisa dilakukan di kelurahan atau bahkan RT/RW.
"Siapa tetangga kita yang punya kelebihan dan siapa yang mungkin ada keterbatasan. Boleh jadi setiap satu orang bisa menanggung satu, dua atau yang lainnya dan saling berbagi di luar apa yang mungkin telah disiapkan pemerintah atau pihak yang lainnya," kata UAH.
• Doa Agar Terbebas dari Lilitan Hutang, Disampaikan Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Abdul Somad
"Saya kira dengan ini, Insya Allah setidaknya kalau kita saling melihat tetangga kita, kerabat kita, memperhatikan itu semua, berbagi dengan ketulusan, tidak mengambil keuntungan semata dan melihat serta berdiri di atas penderitaan orang lain, insya Allah setidaknya kesulitan-kesulitan, keterbatasan dari sisi ekonomi kita bisa saling bantu satu dengan lainnya," katanya.
UAH menegaskan persoalan yang tengah kita hadapi tidak cukup diselesaikan dengan satu, dua orang.
Tidak cukup satu ormas lembaga saja.
"Muhammadiyah sudah lebih dari 1 Triliun, Baznas, ZIS umat Islam sudah lebih dari pada Rp 1,5 Triliun dikeluarkan," katanya.
"Dari banyak hal. Orang-orang tertentu yang mungkin tidak terungkap, banyak pula manfaatnya," paparnya.
Tapi kalau kita jadikan sebagai program semesta, berbangsa, bernegara, dibawa skala kecil, setiap RT/RW saling melihat satu dengan lainnya, insya Allah Anshor-Muhajirin akan menginspirasi kita melahirkan masyarakat madani yang baik, berkebangsaan, dengan dasa-dasar kekuatan bernegara yang baik dan hidup dalam kedamaian dan ketenteraman seperti yang kita harapkan.
"Semoga ini menjadi trigger yang baik yang bisa kita atasi bersama," katanya.
"Sekali lagi, hentikan polemik. Saatnya kita bersatu dengan semua energi yang bisa kita satukan bersama. Semoga Allah SWT mengabulkan dan bisa mengentaskan pandemi Covid-19 yang sekarang tengah kita hadapi," paparnya.
Para dokter bersatu. Nakes bersatu.
"Berikan bimbingan kebaikan yang kuat. Satgas bekerja dengan benar. Stakeholder juga saling berkoordinasi," lanjutnya.
"Kami para ulama, agamawan, tokoh-tokoh masyarakat juga kita sama-sama memberikan ketenangan kepada masyaakat dengan satu koordinasi yang baik. Sudut pandang yang baik dan dengan itu Allah Yang Maha Baik mudah-mudahan memberikan kebaikan kepada kita semua," pungkasnya.(*)