Vaksin Tanpa Jarum Suntik, Ahli Swedia Kembangkan Vaksin Covid-19 Berbentuk Bubuk atau Pil

Di laboratorium yang serba putih dan lapang di Medicon Village, salah satu fasilitas sains terbesar di Swedia bagian selatan, ahli kimia Ingemo Anders

INSTAGRAM thinkstockphotos Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Salah, Ternyata Begini Aturan Minum Obat 2 Kali Sehari", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2020/04/12/060100068/jangan-salah-ternyata-begini-aturan-
Teknologi berbasis bubuk juga dapat membantu mereka yang takut dengan jarum suntik, serta menawarkan alternatif "yang lebih ramah lingkungan" atas vaksin cair, dengan memangkas kebutuhan listrik untuk menghidupan lemari pendingin yang dibutuhkan untuk menyimpan vaksin itu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Vaksin sangat diperlukan untuk pembentukan antibodi baru dalam tubuh dalam melawan virus corona. 

Saat ini, perlindungan untuk Covid-19 baru bisa didapat melalui vaksin lewat jarum suntik.

Namun, di masa datang, vaksin itu bisa berbentuk inhaler atau bisa juga berupa pil.

Di laboratorium yang serba putih dan lapang di Medicon Village, salah satu fasilitas sains terbesar di Swedia bagian selatan, ahli kimia Ingemo Andersson mengangkat inhaler plastik tipis, setengah ukuran kotak korek api.

Timnya berharap produk kecil ini akan bisa memainkan peran besar dalam perang global melawan virus corona, memungkinkan orang-orang untuk menerima vaksin berbentuk bubuk secara praktis di rumah.

[Update Informasi Lainnya Disini]

Viral ! Perbandingan Foto Rontgen Paru-paru Pasien Covid-19 yang Vaksin dan Tidak

"Mudah dan benar-benar murah untuk diproduksi," kata Johan Waborg, CEO perusahaan farmasi itu, yang biasa membuat inhaler bagi pasien asma.

"Anda tinggal melepas bungkus plastik kecil, kemudian inhaler vaksin itu bisa digunakan. Taruh di mulut, lalu dihirup."

Perusahaan bernama Iconovo itu berkolaborasi dengan perusahaan rintisan yang bergerak di bidang penelitian imunologi di Stockholm, ISR, yang membuat vaksin covid berupa bubuk.

Vaksin itu menggunakan protein virus covid buatan (tidak seperti Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca yang menggunakan RNA atau DNA yang mengkode protein-protein itu) dan bisa bertahan dalam suhu hingga 40 derajat Celsius.

Ini jelas berbeda sekali dengan vaksin-vaksin covid yang saat ini digunakan dan telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang semuanya berbentuk cair atau vial suntikan.

Menunda Vaksin Kedua, Respon Imun Pada Tubuh Akan Melemah, Mengapa?

Vaksin-vaksin yang sudah beredar itu harus disimpan di dalam tabung kaca dengan temperatur sangat rendah hingga -70 derajat Celsius sebelum dipindahkan ke lemari pendingin agar tidak berkurang kemanjurannya. Proses itu disebut sebagai "rantai dingin" (cold chain).

"Yang membedakannya adalah Anda bisa mendistribusikan vaksin (bubuk) dengan sangat mudah tanpa harus lewat proses rantai dingin dan bisa dipakai tanpa bantuan petugas layanan kesehatan," kata pendiri ISR, Ola Winquist.

Dia juga seorang profesor imunologi di Karolinska Institute, salah satu universitas kedokteran terkemuka di Swedia.

Mirip makanan yang dibekukan

Perusahaan itu tengah menguji vaksinnya atas varian Covid Beta (Afrika Selatan) dan Alpha (Inggris).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved