Pengaruh Musik dan Kemampuan Berkomunikasi Virtual

Dengan musik manusia mengungkapkan rasa syukurnya kepada sang Khalik sekaligus meminta berkat baik untuk kehidupan di masa mendatang

Editor: Nina Soraya
Tribunpontianak.co.id/Istimewa
Guru Seni Budaya SMAN 5 Palopo, Ida Hotlin Sinaga Ssn 

Musik juga merupakan sarana bagi manusia untuk mengungkapkan perasaannya. Tema-tema lagu tentang perasaan sangat banyak di temui dalam kehidupan sehari-hari. Tema-tema tersebut di balut dalam berbagai irama, bentuk lagu maupun penampilan yang bervariasi.

Musik dan Kemampuan Berkomunikasi Virtual Pada dasarnya musik merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui musik, banyak hal yang tidak terwakilkan oleh kata-kata, dapat dinyatakan dalam musik. Karena fungsinya inilah maka musik tergolong dalam kategori bahasa.
Ragam variasi musik yang ada dalam masyarakat mempengaruhi selera musik seseorang.

Ada yang menyukai musik rock, ada yang suka musik balada atau menyukai musik keroncong. Ragam musik dengan karakteristiknya yang khas di yakini dapat mempengaruhi pola pikir dan karakter seseorang.

LINK TWIBBON Hari Musik Sedunia, Mengenal Sejarah Hari Musik Sedunia 21 Juni Mendatang

Namun bagian manakah dari musik tersebut yang dapat mempengaruhi karakter seseorang ? berdasarkan bentuknya, musik terdiri dari musik instrumentalia dan musik vocal. Pada musik instrumental tidak ada lirik yang di nyanyikan. Namun pada musik vocal lirik menjadi salah satu kekuatan lagu. Pada banyak kasus lirik lagu inilah yang sangat berpotensi kuat mempengaruhi karakter seseorang.

Pada masa orde lama presiden Soekarno melarang lagu – lagu Barat seperti The Beatles untuk dinyanyikan dengan alasan dapat menggeser keberadaan musik tradisional. Kemudian berlanjut di era Orde Baru, pemerintah melarang dinyanyikannya lagu – lagu balada karena di anggap melemahkan semangat juang kaum muda. Sedangkan di era reformasi, lagu-lagu yang sarat pemberontakan di ciptakan untuk memacu semangat kaum muda menggulingkan pemerintah yang otoriter. Semua fenomena ini dapat ditelusuri dengan mempelajari lirik-lirik lagu yang di pakai.

Bagaimana dengan lagu-lagu kekinian ? sesuai dengan masanya lagu-lagu tersebut merepresentasikan keadaan sekarang. Tidak jarang kita mendengar lagu-lagu dengan bahasa sehari-hari. Tidak lagi terikat pada keindahan puitis lirik. Semakin mudah di pahami maka akan akan semakin di terima. Hal ini menunjukkan sifat terbuka kaum milenial.

Aprindo Minta Pemerintah Kaji Ulang Penerapan Royalti Musik di Pertokoan dan Ritel Modern

Namun sifat terbuka ini tidak menutup celah negative yang ada. Dalam beberapa kasus, ada lagu – lagu yang liriknya terlalu vulgar.

Beberapa waktu yang lalu Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ) melarang 21 lagu yang liriknya mengajak melakukan seks bebas, gaya hidup bebas dan kekerasan verbal. Lagu – lagu jenis seperti ini jika menjadi konsumsi sesehari akan mempengaruhi cara berpikir seseorang. Tidak mengherankan jika seseorang yang senang berkata kasar pada orang lain cenderung menyukai musik yang mengajarkan kekerasan.

Sebagai warga dunia kemampuan literasi digital dan literasi budaya menjadi kemutlakan. Seseorang yang tidak peka dan tidak mampu menyaring secara selektif berbagai pilihan akan menjadi korban zaman.

Band Indie Pontianak, VIEVV Warnai Belantika Musik Tanah Air

Pendampingan remaja dalam memilah data dan memilih ideologi yang baik menjadi harga mati bagi para orang dewasa masa kini. Jika tidak mau peduli, suatu bangsa akan kehilangan satu generasi yang baik.

Menjalin komunikasi berbasis kerendahan hati dan memperluas wawasan menjadi kunci untuk dapat memahami berbagai pilhan di abad 21. Sesuai dengan semangat 5.0 manusia kembali menjadi pusat dalam mengambil semua keputusan bagi kehidupannya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved