Suntik Vaksin Covid-19 Bagi Orang dengan HIV/AIDS Aman, Ini Pernyataan WHO
Ayu sangat mendorong orang yang hidup dengan HIV/AIDS untuk menerima vaksin Covid-19, karena sudah teruji keamanannya.
Dari data yang dipaparkan Ayu juga tampak bahwa masih ada 164 orang atau 14,4 persen responden yang belum vaksin karena khawatir dengan riwayat penyakit penyerta yang dimilikinya.
"Karena ini bentuknya survei, bukan fgd (forum group discussion) yang digali mendalam. Ada kekhawatiran dari teman-teman yang melakukan survei, teman-teman dengan HIV ini belum memahami bahwa HIV bukan penyakit penyerta," ungkapnya.
"Jadi ada kekhawatiran mereka belum memahami, sehingga mereka punya kekhawatiran tersebut."
Kemudian 110 orang atau 9,7 persen responden mengaku tidak menerima informasi jelas terkait pemberian vaksin Covid-19.
"Masih ada informasi simpang siur yang diterima, ada yang soal efek samping, ada yang bilang orang dengan HIV tidak boleh vaksin, dan lain sebagainya. Jadi memang masih simpang siur, sampai saat ini informasinya tidak clear," kata Ayu.
Sementara ODHA yang sudah divaksin, 354 atau 31,1 persen responden mengaku menerima vaksin karena kesadaran diri.
• Dokter Ratih Sampaikan Bagaimana Cara Penularan Virus HIV Kepada Warga Binaan
Karena sudah terinfeksi HIV, di mana daya tahan tubuh melemah, membuat kesadaran diri meningkat untuk melindungi diri dari Covid-19.
Ayu sangat mendorong orang yang hidup dengan HIV/AIDS untuk menerima vaksin Covid-19, karena sudah teruji keamanannya.
Riset WHO
Dilansir dari laman resmi WHO, banyak penelitian vaksin Covid-19 telah memasukkan sejumlah kecil orang yang hidup dengan HIV dalam uji coba mereka.
Meskipun data terbatas, informasi yang tersedia menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang direkomendasikan WHO saat ini (AstraZeneca/Oxford, Johnson dan Johnson, Moderna, Pfizer/BionTech, Sinopharm, dan Sinovac) aman untuk orang yang hidup dengan HIV.
Produk vaksin yang tersedia saat ini bukanlah vaksin hidup, melainkan termasuk materi genetik dari SARS-CoV-2 yang tidak dapat direplikasi.
Oleh karena itu, vaksin ini diperkirakan aman pada orang yang kekebalannya terganggu.
Selain itu, tidak ada interaksi farmakologis yang dilaporkan antara vaksin Covid-19 dan obat antiretroviral (ARV) yang harus terus dikonsumsi oleh orang yang hidup dengan HIV setelah vaksinasi untuk menjaga kesehatan. (*)