Khutbah Idul Adha Selasa 20 Juli 2021, Tema Memaknai Hari Raya Idul Adha di Tengah Pandemi Covid-19
Berikut contoh teks naskah khutbah Idul Adha 1442 H/2021 berjudul Memaknai Hari Raya Idul Adha di Tengah Pandemi.
Penulis: Rizky Zulham | Editor: Rizky Zulham
Iman dan taqwa bukanlah sekedar kita berdiam diri sibuk beribadah di bilik-bilik rumah kita atau masjid-masjid kita tanpa melakukan upaya yang kongkret untuk menata kehidupan yang lebih baik. Karena, sesuai dengan sunatulloh, kita harus berusaha secara maksimal walaupun keputusan akhir ada di tangah Allah. Karena, Alloh yang Maha Kuasa, dan Alloh Yang Maha Mengatur.
Musibah seperti Covid-19 adalah kehendak Alloh Ta’ala sesuai dengan takdir yang ditetapkan-Nya dan kebijaksanaan-Nya. Dalam fikih kebencaan yang dirumuskan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada tahun 2015, musibah tidak selalu berkonotasi azab atau kemurkaan Alloh terhadap manusia. Di dalam Al-Qur’an, musibah digambarkan dan dikonspetualisasi dengan beragam cara yang berbeda. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 155-156 Alloh telah menjelaskan “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilahi raji’un”.
Musibah yang baik berasal dari Alloh, sedangkan musibah yan buruk merupakan hasil dari perbauatan mansuia, seperti ditegaskan dalam surat Annisa ayat 79. Musibah, seperti wabah Covid-19 menimpa siapa saja baik orang yang beriman atau pun orang yang kafir. Namun, bagi orang-orang beriman, semua musibah yang terjadi adalah ujian untuk memperkokoh keimanan. Selalu ada hikmah di balik musibah ini, karena keyakinan terhadap rahmat-Nya untuk alam semesta.
Mari kita tadabburi, secara global memang ekonomi terpuruk dan banyak bisnis yang ambruk, namun ada beberapa bidang usaha yang justru meraup untung besar di masa pendemi, seperti telekomunikasi, internet, market place, farmasi, herbal dan lain-lain. Contoh lainnya, udara makin bersih karena polusi menurun drastis. Bumi untuk sementara beristirahat dari polusi kendaraan bermotor, karena, mobilitas sosoal dibatasi, dan banyak orang bekerja dari rumah masing-masing.
Virus adalah ciptaan Alloh, sebagaimana makhluk-makhluk lainya. Mereka tunduk pada ketentuan Tuhan Pemilik alam semensta ini. Tak ada yang mengetahui pasti kapan wabah ini berakhir, tapi karena wabah merupakan kehendak Alloh, tak ada jalan lain kecuali kita kembali dan memasrahkan semuanya kepada Alloh.
Wabah Covid 19 bisa dianggap sebagai siksaan atau teguran bagi orang-orang yang selama ini mendustakan ayat-ayat Alloh. Namun, wabah ini pun bisa dianggap rahmat bagi orang-orang beriman. Karena, menurut para ulama, wabah covid yang disamakan dengan Thoun yang terjadi pada masa Rasululloh dan para sahabat nabi, bagi yang meninggal karena wabah ini mendapat pahala syahid.
Dalam perjalanan sejarah dunia, wabah terus terjadi dalam rentang waktu tertentu. Tentu ada rahasia dan hikmah Alloh dengan menurunkan wabah di muka bumi ini. Sayyid Hossen Nasr, profesor studi Islam dari George University, Amerika Serikat meyakini bahwa tragedi wabah Covid 19 akan segera berakhir. Jumlah kematian yang besar, akan menjadi kesempatan untuk kebangkitan spiritual setidaknya bagi mereka yang cukup cerdas untuk memahaminya.
Terbukti, selama pandemi Covid 19, banyak orang akhirnya mencari makna melalui jalan agama. Seperti survey yang dilakukan Jeanet Bentzen dari University of Copenhagen terhadap 95 negara dengan menggunakan data harian pencarian kata “doa” di Google search. Di akhir Maret 2020, menunjukkan angka tertinggi bahwa lebih dari separuh penduduk bumi telah melakukan doa agar wabah Covid-19 segera mereda.
Wabah menjadi momen untuk berefleksi lebih mendalam sehingga menemukan pemaknaan-pemaknaan baru. Di saat situasi PPKM darurat ini, kita dituntut untuk melakukan pencerahan spiritual dan mentransformasikan rasa takut menjadi energi positif dan membangun seluruh kesadaran baru kembali menjadi manusia yang menjalankan fungsi luhur sebagai khalifah di muka bumi. Terutama di moment Idul Kurban ini.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..
Khatib kembali mewasiatkan untuk diri sendiri dan jamaah semuanya untuk kembali meneladani jejak Nabi Ibrahim alaihissalam sebagai bapak para nabi. Pengorbanannya yang diabadikan dalam syariat ibadah kurban sesungguhnya untuk memperkokoh keimanan dan penghambaan kita kepada Alloh Azza wa jalla
Kisah penyembelihan Ismail, bukan sekedar kisah masa lalu tapi memiliki relevansi dan pemaknaan di masa kini. Kesabaran dan ketawakalan Ismail mengikuti perintah sang ayah untuk menyembelihnya, sesungguhnya karena keimanannya kepada Alloh, hingga ia pun berkata kepada Ibrahim, sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran,
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Isma’il menjawab: “Wahai ayahandaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS ash-Shaffat: 102)
Ujian yang maha berat ini berhasil dilalui oleh Nabi Ibrahim bersama putranya, sehingga Alloh memberikan jalan keluar, dengan mengganti Isma’il dengan seekor domba jantan yang besar dan berwarna putih yang dibawa malaikat Jibril dari surga. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ، وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus Isma’il dengan seekor sembelihan yang agung” (QS ash-Shaffat: 106-107).
Pengorbanan kita di hari raya Idul Adha ini menjadi bukti pengabdian ktia sebagaimana Nabi Ibrahim, sehingga kita terus bermunajat kepada Alloh untuk mengganti semua ujian yang kita hadapi, termasuk ujian wabah Covid-19 dengan kehidupan yang lebih baik dan pahala yang besar di akhirat kelak.
Semua kesabaran dan tawakkal kita insya Alloh akan berbuah kebaikan tidak hanya di dunia juga di akhirat. Semua kesulitan hidup ini hanya bisa dihadapi dengan sikap bertaqwa dan bertawakkal kepada Alloh, “……Barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan membukan jalan keluar dan memberi rezeki yang tidak disangka-sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Q.s. At-Thalaaq : 2-3).
Akhirnya, marilah kita akhiri ibadah shalat Idul Adha pada hari ini dengan berdoa:
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami orang tua yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Shahbihi wa sallam.. wal hamdu lillahi Rabbi al-‘Alamiin.
Selengkapnya simak disini