Khutbah Idul Adha Selasa 20 Juli 2021, Tema Memaknai Hari Raya Idul Adha di Tengah Pandemi Covid-19

Berikut contoh teks naskah khutbah Idul Adha 1442 H/2021 berjudul Memaknai Hari Raya Idul Adha di Tengah Pandemi.

Penulis: Rizky Zulham | Editor: Rizky Zulham
freepik.com/pikisuperstar
Ilustrasi Idul Adha. 

الله اكبر الله أكبر, لا اله الا الله, الله أكبر الله أكبر, ولله الحمد. الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. وصلي الله علي محمد وعلي آله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. الله اكبر الله أكبر, لا اله الا الله, الله أكبر الله أكبر, ولله الحمد, أما بعد:

معاشر المسلمين رحمكم الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم ترحمون. وافهموا ما قال ربكم في كتابه الكريم بسم الله الرحمن الرحيم : إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَـرُ

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu

Takbir terus berkumandang menggetarkan jagad raya ini, walaupun sebagian besar umat Islam melaksanakan shalat id di rumah masing-masing atau di lapangan dengan prokes yang ketat. Alloh Yang Maha Besar, Tidak ada tuhan selain-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Tak ada tandingan bagi-Nya. Karena, Dia hanya Yang Maha Besar. Semuanya kecil di hadapan-Nya. Sebesar apa pun persoalan yang kita hadapi, termasuk wabah Covid-19 yang melanda semua belahan dunia ini, tak ada artinya bagi-Nya. Karena, semua yang ada di langit dan bumi, termasuk jasad renik yang bernama virus corona bertasbih kepada-Nya.

Tata Cara Sholat Idul Adha Sendiri di Rumah Beserta Bacaan Niat Sholat Idul Adha

Karena itu, marilah di hari raya ini, kita hiasi lisan-lisan kita dengan takbir, tahmid, tasbih dan tahlil sehingga menggetarkan jiwa kita untuk selalu tunduk dan patuh kepada-Nya. karena, setiap musibah yang Alloh turunkan kepada kita sesungguhnya untuk mengingatkan agar kita kembali kepada-Nya, untuk selalu berharap dan meminta pertolongan-Nya.

Mari kita doakan kerabat kita, sahabat-sahabat ktia, tetangga kita dan para ulama yang telah dulu wafat baik karena wabah Covid-19 atau yang lainnya, Alloh ampuni dosa mereka dan merahmati mereka. Semoga kematian mereka menjadi pengingat untuk kita semua, karena semuanya akan menghadap kembali kepada-Nya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..

Idul Adha tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnnya. Pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan berbagai ormas Islam, seperti Muhammadiyah menyerukan untuk melaksanakan shalat id di rumah masing-masing. Pelaksanaan penyembelihan hewan qurban pun dianjurkan untuk diserahkan ke Rumah Pemotongan Hewan, atau kalau pun terpaksa dilakukan di lapangan masjid, kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Sebagai ikhtiar untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19, karena lonjakan kasus positif Covid-19 terus meningkat. Sementara, ketersediaan rumah sakit dan tenaga medis begitu terbatas.

Maka, sebagai wujud kepedulian marilah kita jaga kesehatan kita salah satunya dengan menjaga pola hidup sehat dan mengikuti 5 M, yaitu selalu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas sosial kita. Selain berikhtiar maksimal, yang terpenting bagi orang-orang beriman tak pernah melupakan untuk berzikir di pagi hari dan sore hari, seraya memohon penjagaan dari Alloh Azza wa Jalla.

Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam telah menegaskan bahwa seorang mukmin yang kuat lebih disukai Alloh daripada mukmin yang lemah. Kuat dalam hadist ini bisa dimaknai kuat fisiknya dan daya tahan tubuhnya. Dalam hadist lain, nabi pun mengajari kita untuk mengkonsumsi tujuh butih kurma ajwa setiap pagi sebagai penangkal racun dan sihir. Inilah salah satu contoh sunnah nabi untuk membentengi diri dari dari berbagai penyakit dan upaya meningkatkan daya tahan tubuh kita.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengobatan modern, saat ini kita mengenal berbagai vitamin untuk menguatkan kesehatan tubuh kita. Untuk menambah imunitas tubuh terhadap serangan virus, salah satunya dengan vaksin. Ilmu vaksin atau vaksinologi sudah berkembang pesat dan selama dua abad ini, beragam jenis vaksin sudah banyak ditemukan. Inilah bagian dari eksplorasi manusia untuk mengungkap ayat-ayat Alloh (ayat-ayat kauniyyah).

25 Ucapan Idul Adha 2021 Bahasa Inggris dan Terjemahnya

Edward Jener disebut sebagai bapak penemu vaksin pada tahun 1796, dengan menemukan vaksin cacar. Saat itu, dunia tengah digemparkan dengan virus smallpox atau cacar tanah yang wabahnya telah menewaskan lebih dari 400 ribu orang setiap tahun. Namun, jika kita kembali membuka sejarah ilmu kedokteran, sesungguhnya jauh sebelum itu, pada abad ke-9, seorang ilmuwan muslim, Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi telah merintis penelitian tentang penyakit cacar dan campak, seperti dalam kitabnya Al-Judari wa Al-Hashbah. Pengembangan obat untuk penyakit ini pun terus berkembang hingga era Turki Usmani.

Sejarawan Alison Bashford dalam Imperial Hygiene (2004:17) menyatakan, vaksinasi dimulai dengan preseden sebuah proses bernama inokulasi, yaitu praktik mencampurkan material penyakit kepada orang yang masih sehat agar terjadi kekebalan. Inokulasi cacar yang dipraktikkan pada era Turki Usmani terhadap Lady Mary Montague, istri Duta Besar Inggris untuk Istanbul ini dikenalkan ke Inggris dan negara-negara Eropa pada tahun 1700-an. Teknik ini yang nanti dikembangkan ilmuwan Inggris Edward Jenner pada 1796 dengan praktik inokulasi cacar sapi hingga berhasil lebih efektif (1798), hingga kita sekarang mengenalnya dengan istilah vaksin (Donald R. Hopkins, 2002).

Ketika vaksin diperkenalkan pertama kali di masyarakat barat, menimbulkan banyak penentangan karena dianggap akan memperparah penularan penyakit. Namun, protes terhadap vaksin mereda seiring dengan data yang berhasil membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan angka kematian. Misalnya, ketika terjadi wabah cacar, program vaksisasi terhadap tentara Perancis tidak berhasil, menimbulkan korban kematian 23 ribu orang. Sementara, tentara Prusia yang program vaksinasinya lebih baik hanya kehilangan 500 prajurit. Vaksin campak yang diperkenalkan pada tahun 1960-an, juga membuktikan penurunan angka kematian. Padahal, sebelumnya setiap tahun sekitar 2,6 juta orang meninggal karena penyakit campak. Inilah salah satu bukti vaksinasi memberi banyak manfaatnya untuk mencegah penularan penyakit dan melawan infeksi yang mematikan.

Keberhasilan program vaksinasi tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan para tokoh dan para ulama untuk memberikan penyadaran terhadap masayrakat tentang pentingnya vaksin untuk menanggulangi wabah penyakit, termasuk wabah Covid-19 yang saat ini tengah kita hadapi. Sebagian masyarakat kita yang tidak percaya dengan vaksin harus dihadapi dengan menunjukan berbagai bukti ilmiah tentang keampuhan vaksin bukan sekedar propaganda. Bahkan, Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, harusnya terdepan mengembangkan industri vaksin ini, dan jangan hanya menjadi importir produsen vaksin dunia. Muhammadiyah dengan potensi besarnya juga dituntut kiprahnya untuk membangun industri strategis seperti oksigen dan farmasi agar Gerakan Islam Berkemajuan ini menjadi rahmatan lil-‘alamin (https://pwmu.co/199923/07/15/saatnya-muhammadiyah-bangun-pabrik-oksigen/)

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved