Pengamat Politik Ingatkan Beberapa Hal Penting Jika Pilkada 2024 Tidak Menggunakan Hasil Pileg 2019
Selain itu, Ireng juga mengingatkan pentingnya persiapan yang kalkulatif untuk memastian perolehan jumlah kursi hari ini akan bertahan untuk pileg
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Politik Kalbar, Ireng Maulana MA mengingatkan pentingnya sosok leadership di parpol Kalbar mengingat hasil pileg 2019 tidak berlaku untuk pilkada 2024. Untuk pilkada 2024 akan menggunakan hasil dari pileg 2024 pula.
Selain itu, Ireng juga mengingatkan pentingnya persiapan yang kalkulatif untuk memastian perolehan jumlah kursi hari ini akan bertahan untuk pileg mendatang.
Berikut penuturannya.
Jika benar terjadi bahwa hasil pileg 2024 untuk pilkada 2024, maka elite parpol didaerah harus menerima fakta bahwa pencapaian jumlah kursi mereka di parlemen provinsi dan kabupaten hasil pemilu 2019 tidak dapat digunakan sebagai bahtera kandidat kepala daerah (bupati/walikota dan gubernur) untuk Pilkada serentak 2024, dan akan menggunakan kursi parlemen dari hasil pileg ditahun Pemilihan berikutnya.
• Gubernur Sutarmidji Harap Pontianak Secepatnya Keluar Dari PPKM Darurat
Wacana ini apabila benar akan menstimulus beberapa peristiwa politik yakni pertama parpol manapun didaerah belum dapat menjamin mampu mengusung calon kandidat manapun karena jumlah kursi mereka masih bersifat prediktif dan bahkan spekulatif untuk dapat dipergunakan dalam pilkada walaupun mungkin parpol bersangkutan hari ini memiliki jumlah kursi di parlemen provinsi dan kabupaten/kota.
Eksistensi kursi parpol di parlemen daerah hari ini tidak lagi memiliki arti dan nilai strategis untuk mengatur komposisi kepala daerah apalagi untuk membangun koalisi.
Konstalasi perpolitikan dalam proses perekrutan calon kepala daerah akan sepi, dan semua hanya akan menunggu.
Semua parpol didaerah dengan baseline sama-sama tidak memiliki kekuatan kursi untuk pilkada mendatang.
Mereka yang sudah terlanjur melemparkan nama-nama bakal calon hanya akan berguna untuk mempertahankan optimisme internal bahwa partai mereka akan komit dengan kandidat dari dalam organisasi, kader sendiri.
Upaya ini baik, namun juga harus realistis dengan persiapan yang kalkulatif untuk memastian perolehan jumlah kursi hari ini akan bertahan untuk pileg mendatang. Jika jumlahnya jauh lebih kecil kelak, maka semua perencanaan tentu saja akan berubah.
Parpol didaerah harus siap membuat kalkulasi ulang perolehan kursi parlemen di daerah bahkan dengan perencanaan mitigasi hasil terendah sekalipun.
Para calon kandidat yang belum mendapatkan atensi parpol pun masih akan punya peluang untuk memposisikan dirinya karena parpol yang potensial untuk mengusung siapapun masih misteri.
Komunikasi politik antara kandidat dan parpol menemukan babak pembicaraan yang sama sekali baru dan benar-benar dimulai dari titik nol.
Menghadapi ini semua, diperlukan leadership yang mumpuni bagi semua ketua puncak parpol didaerah termasuk kepengurusan intinya untuk menyusun kerja politik yang efektif supaya parpol paling tidak mengulang prestasi yang telah dihasilkan di pileg 2019 bagi mereka yang menang dominan, dan masih ade kesempatan untuk memperbesar perolehan kursi bagi parpol yang perolehan kursi diparlemen didaerah masih sedikit.
Situasi ini menguji kemampuan politik elektoral parpol untuk memastikan stamina mereka cukup kuat untuk kompetisi baru yang menentukan setelah modal politik yang telah dihasilkan hari ini sedikit sekali dapat berkontribusi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/ireng-maulana-ma_20181005_194428.jpg)