VAKSIN Merah Putih dan Vaksin Nusantara Apa Perberdaan dan Kesamaannya? Vaksin di Indonesia

Vaksin Merah Putih sendiri masih dalam tahap uji klinis, banyak anggota parlemen yang jadi relawan guna mendukung terwujudnya vaksin asal Indonesia

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Helath Kompas
Jenis vaksni di Indonesia dan tingkat efikasinya 

Sebagai ilustrasi, jika tadinya ada 9 juta orang yang bisa terinfeksi dan masuk rumah sakit karena COVID-19, setelah pemberian vaksin ini jumlahnya bisa berkurang menjadi hanya 3 juta orang. Sementara pada skala individu, risiko orang yang sudah divaksin akan menjadi 3 kali lebih rendah untuk mengalami sakit karena COVID-19.

Vaksin ini juga dinilai aman, sebab efek samping yang bisa muncul hanya bersifat ringan dan sementara, misalnya nyeri di lokasi penyuntikan, nyeri otot, dan sakit kepala. Efek samping yang paling banyak terjadi adalah nyeri di lokasi penyuntikan dan rata-rata hilang dalam 3 hari.

Inilah Alasan Mengapa Tenaga Medis Banyak Berguguran Walaupun Sudah Vaksin Sinovac

2. Vaksin Oxford-AstraZeneca

  • Nama vaksin: AZD1222
  • Negara asal: Inggris
  • Bahan dasar: virus hasil rekayasa genetika (viral vector)
  • Uji klinis: fase III (hampir selesai)

    • Lokasi: Inggris, Amerika, Afrika Selatan, Colombia, Peru, Argentina
    • Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
    • Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 4–12 minggu
    • Efikasi vaksin: 75%

Efikasi vaksin dari Oxford-AstraZeneca tidak jauh berbeda dengan vaksin Sinovac. Vaksin AstraZeneca terbukti aman dan efektif dalam mengurangi risiko terinfeksi Corona dan risiko terjadinya penyakit yang berat atau perlu dirawat di rumah sakit.

Vaksin ini mengandung virus yang tidak berbahaya. Setelah disuntikkan, virus ini akan masuk ke dalam sel tubuh, kemudian memicu sistem imun tubuh untuk menghasilkan antibodi dan mengaktifkan sel imun yang dapat melawan virus Corona.

Dalam uji klinisnya, sebagian besar efek samping vaksin hanya bersifat ringan hingga sedang dan bisa sembuh dalam beberapa hari. Gejala yang banyak dialami, yaitu >10%, antara lain nyeri otot, kemerahan, gatal, bengkak atau benjol di tempat suntikan, demam, lelah, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, radang tenggorokan, flu, dan batuk.

Sementara itu, gejala yang lebih jarang terjadi, yaitu hanya ≤1%, adalah pusing, nafsu makan turun, sakit perut, pembesaran kelenjar getah bening, keringat berlebihan, kulit gatal, dan muncul ruam.

3. Vaksin Sinopharm

  • Nama Vaksin: BBIBP-CorV
  • Negara asal: China
  • Bahan dasar: virus Corona yang dimatikan (inactivated virus)
  • Uji klinis: fase III (selesai)

    • Lokasi: China, Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Jordan, Pakistan, Peru, Argentina
    • Usia peserta: 18–85 tahun
    • Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari
    • Efikasi vaksin: 79,34% (di Uni Emirat Arab)

Cara kerja vaksin Sinopharm sama dengan vaksin Sinovac, yaitu memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi terhadap virus Corona menggunakan virus yang telah dimatikan.

Vaksin ini juga telah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan izin penggunaan darurat dari otoritas kesehatan di China dan Arab. Sejauh ini, pemberian vaksin Sinopharm aman dan tidak menimbulkan efek samping yang serius.

4. Vaksin Moderna

  • Nama Vaksin: mRNA-1273
  • Negara asal: Amerika Serikat
  • Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
  • Uji klinis: fase III (selesai)
    • Lokasi: Amerika Serikat
    • Usia peserta: >18 tahun hingga >55 tahun
    • Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 28 hari
    • Efikasi vaksin: 94,1%

Yang membedakan vaksin ini dengan ketiga vaksin di atas adalah bahan dasar yang digunakan. Vaksin Moderna menggunakan salah satu bahan genetik virus (mRNA).

Vaksin mRNA bekerja dengan cara mengarahkan sel tubuh untuk memproduksi protein yang berbentuk sama seperti protein pada virus Corona. Selanjutnya, sel-sel tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan protein tersebut. Antibodi inilah yang kemudian akan melindungi tubuh dari virus Corona.

Pada uji klinis, efek samping yang terjadi pada 50% peserta berupa kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi. Namun, efek samping ini hilang paling lama setelah 2 hari. Selain itu, nyeri di tempat suntikan, bengkak, kemerahan juga terjadi, tapi derajatnya ringan hingga sedang.

5. Vaksin Pfizer-BioNTech

  • Nama vaksin: BNT162b2
  • Negara asal: Amerika Serikat
  • Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
  • Uji klinis: fase III (selesai)

    • Lokasi: Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika Selatan, Brazil, Argentina
    • Usia peserta: >16 tahun hingga >55 tahun
    • Dosis: 2 dosis (0,3 ml per dosis) dengan jarak 3 minggu
    • Efikasi vaksin: 95%
Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved