khazanah islam

SIAPA Saja yang Boleh Menjamak Sholat Dhuhur dengan Ashar & Magrib dengan Isya, Berikut Niat Lengkap

Seperti Sholat Dhuhur dan Ashar dikerjakan di waktu Dzuhur atau sebaliknya ke waktu Ashar begitu juga dengan Magrib dan Isya

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Endro
Ilustrasi - Gerakan dalam sholat 5 waktu bagi umat Islam. Sholat bisa di Jamak bagi orang dalam kondisi tertentu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setiap Muslim punya kewajiban untuk menunaikan sholat wajib 5 waktu setiap harinya secara sempurna tepat waktu.

Kecuali dalam kondisi tertentu sholat wajib bisa di Jamak atau digabungkan dalam satu waktu.

Menjamak sholat atau menggabung dibolehkan berdasarkan syariat Islam.

Seperti Sholat Dhuhur dan Ashar dikerjakan di waktu Dzuhur atau sebaliknya ke waktu Ashar begitu juga dengan Magrib dan Isya, hanya sholat Subuh yang tidak bisa digabung.

Jamak sholat terdiri dari dua, Jamak Taqdim dan Jamak Takhir.

Lantas siapa saja yang boleh menjamak sholat berikut ulasannya dalam artikel ini.

( Update seputar Khazanah Islam di sini )

Niat dan Cara Sholat Jamak Dzuhur dan Ashar, Berapakah Jarak Musafir Boleh Shalat Jama’?

NIAT SHOLAT JAMAK TAQDIM DAN TAKHIR

Sholat Jamak ada dua jenis Jamak Takdim dan Jamak Takhir.

Kerjakan kedua sholat yang dijamak dengan segera tanpa jeda lama, setelah menyelesaikan sholat Dzuhur yang dijamak selesai langsung kembali sholat Ashar.

Sedangkan jika Jamak Takhir maka musafir harus niat terlebih dahulu di waktu sholat awal, seperti masuk Dzuhur harus niat akan melaksanakan jamat takhir.

Niat shalat Jamak Takdim :

1. Dzhuhur dengan Ashar dilakukan di waktu Dzuhur

- Niat Sholat Dzuhur

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

Usholli Fardo Dzuhri Arba'a Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bil 'Asri Jam'an Taqdimin Lillahi Ta'ala

“Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”

- Niat sholat ’Ashar

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

Usholli Fardo 'Asri Arba'a Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bidzuhri Jam'an Taqdimin Lillahi Ta'ala

“Sengaja aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”

3. Maghrib dengan ‘Isya dikerjakan di waktu Magrib

- Niat shalat maghrib

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

Usholli Fardo Maghribi Tsalasa Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bil'isyai Jam'an Taqdimin Lillahi Ta'ala

“Sengaja aku shalat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan ‘Isya karena Allah Ta’ala.”

- Niat shalat ‘Isya

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالَى

Usholli Fardo Maghribi Arb'a Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bil'isyai Jam'an Taqdimin Lillahi Ta'ala

“Sengaja aku shalat ‘Isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takdim dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”

Niat Sholat Jamak Takhir

1. Dzuhur dengan ‘Ashar dikerjakan di waktu 'Ashar

- Niat shalat zhuhur

أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

Usholli Fardo Dzuhri Arba'a Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bil'Asri Jam'an Takhiran Lillahi Ta'ala

“Sengaja aku shalat zhuhur empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘ashar karena Allah Ta’ala.”

- Niat shalat ’ashar

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

Usholli Fardo 'Ashri Arba'a Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bildzuhri Jam'an Takhiran Lillahi Ta'ala

“Sengaja aku shalat ‘ashar empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan zhuhur karena Allah Ta’ala.”

2. Maghrib dengan ‘Isya

- Niat shalat maghrib

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

Usholli Fardo Maghribi Tsala Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an Bil'Isyai Jam'an Takhiran Lillahi Ta'ala

“Sengaja aku shalat maghrib empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan ‘isya karena Allah Ta’ala.”

- Niat shalat ‘Isya

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ للهِ تَعَالَى

Usholli Fardo 'Isyai Arba'a Rak'ataini Mustaqbilal Qiblati Majmu'an BilMagribi Jam'an Takhiran Lillahi Ta'ala

“Sengaja aku shalat ‘isya empat raka’at menghadap kiblat, dijamak takhir dengan maghrib karena Allah Ta’ala.”

Praktek Sholat Jamak 

Menjamak shalat zhuhur dengan ‘ashar, maka yang harus dikerjakan shalat zhuhur terlebih dahulu sebagaimana mestinya dengan lafazh niat yang telah disampaikan di atas.

Setelah selesai shalat zhuhur kerjakan shalat ‘ashar secara langsung tanpa harus diselingi oleh kegiatan lainnya, seperti dzikir maupun shalat sunat.

Bacaan Sholat Jamak

Bacaan sholat jamak sama seperti sholat wajib pada umumnya tidak ada yang berubah hanya waktunya saja maju atau dimundurkan.

SIAPA SAJA YANG BOLEH MENJAMAK SHOLAT

1. Sedang Arafah dan Muzdalifah.

Bagi kaum muslimin yang sedang melaksanakan ibadah haji, disyari’atkan untuk menjamak shalat fardu ketika berada di Arafah dan di Muzdalifah.

2. Musafir

Seorang musafir (perjalanan jauh ) atau hendak melaksanakan musafir diizinkan untuk menjamak shalatnya.

3. Darurat atau Ada Halangan

Seseorang berada dalam keadaan yang berhalangan untuk mengerjakan shalat pada waktunya, seperti karena suatu keperluan yang sangat mendesak, menjaga orang sakit, seorang dokter yang melakukan tindakan darurat, operasi, atau terjebak macet di jalan tol. Di perkenankan untuk menjamak shalatnya.

4. Lupa Sholat

Ketika seseorang lupa mengerjakan satu shalat dia ingat setelah waktunya berlalu. Maka dia wajib mengerjakan (mengqadha ) shalat itu.

5.  Wanita Haid

Manakala seorang wanita merasa bahwa haid sudah kering (sudah berhenti) di penghujung waktu ashar, maka wanita ini diperintahkan untuk bersuci dari hadats besar.

Kemudian bersegeralah untuk melaksanakan shalat zuhur dan ashar yang belum dikerjakan itu, artinya bahwa shalat zuhurnya dijamak ke ashar (jamak ta’khir).

Begitu pula ketika wanita ini merasa (mengetahui) bahwa darah haidnya sudah berhenti (kering) di waktu larut malam (belum waktu subuh), maka dia dapat bersegera bersuci dari hadats besar (haid)nya, apakah dengan cara mandi atau dengan tayamum.

Kemudian bersegeralah mengerjakan shalat magrib dan isya dengan cara jamak ta’khir.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved