Nakes Vaksin Ketiga Pakai Moderna Mulai Pekan Depan ! Moderna Vaksin dari Mana ?
Pada pekan depan, pemerintah akan segera menggelar program vaksinasi tahap ketiga untuk tenaga kesehatan yang bekerja di garis terdepan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pada pekan depan, pemerintah akan segera menggelar program vaksinasi tahap ketiga untuk tenaga kesehatan yang bekerja di garis terdepan dalam penanganan Covid-19.
Hal ini dilakukan, mengingat besar risiko nakes karena setiap hari bertemu dengan berbagai virus mutasi Covid-19 saat menangani pasien.
Pemerintah melalui Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan vaksin Moderna asal produsen Amerika Serikat akan tiba di Tanah Air pada Minggu 11 Juli 2021.
(Update berita nasional menarik, internasional dan lainnya disini)
Dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu 10 Juli 2021, untuk itu, Menkes Budi berharap para nakes mendapatkan perlindungan ekstra.
"Karena tenaga kesehatan kita itu yang setiap hari bertemu dengan virus yang tinggi sekali kadarnya dan mereka harus kita lindungi mati-matian agar bisa konsentrasi bekerja. agar mereka bisa konsentrasi bekerja," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat 9 Juli 2021.
Rencananya, vaksinasi ketiga atau booster akan mulai dilakukan pekan depan untuk 1,47 juta tenaga kesehatan.
Mengingat kemungkinan tidak semua vaksin Moderna tiba di Indonesia di hari yang sama, maka vaksinasi akan dilakukan secara bertahap.
Mengutip Tribunnews.com, jumlah vaksin jenis Moderna yang akan didatangkan dari AS berjumlah empat juta dosis.
Perlu diketahui pula, Menkes sebelumnya telah berdiskusi terlebih dahulu dengan Badan POM dan ITAGI terkait penyelenggaraan vaksinasi ketiga khusus nakes dengan menggunakan vaksin Moderna.
"Kami juga sudah berdiskusi dengan BPOM dan ITAGI sebagai penasehat independen mengenai program vaksinasi ini dan sudah menyetujui vaksin ketiga akan diberikan menggunakan vaksin Moderna sehingga bisa memberikan kekebalan maksimal terhadap variasi-variasi mutasi yang ada," jelas Menkes.

Sementara untuk masyarakat, pemerintah belum bisa memutuskan karena keterbatasan vaksin.
"Karena memang kondisi vaksin kita masih belum mencakup untuk seluruh target vaksinasi, maka penting untuk kita pahami vaksinasi ketiga ini hanya diberikan kepada nakes," ujar Budi.
• Apa itu KIPI ? KIPI adalah ? Apa Gejala KIPI ? Apa yang Harus Dilakukan ketika Mengalami KIPI ?
Penggunaan Vaksin Beda Merek
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu 10 Juli 2021, Direktur Utama (Dirut) PT Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan suntikan vaksin dosis ketiga boleh menggunakan merek vaksin yang berbeda dari dosis pertama dan kedua.
Namun demikian, menurut Honesti, orang yang bersangkutan harus menyelesaikan vaksinasi tahap dua terlebih dahulu sebelum melakukan penyuntikan dengan vaksin yang berbeda pada tahap ketiga.
Honesti mengatakan, berdasarkan hasil uji klinis dan hasil pemantauan WHO, jika vaksin tersebut harus diberikan dalam dua dosis, misalnya Sinovac atau AstraZeneca, maka harus dilengkapi dulu.
Setelahnya, bisa berganti merek.
"Beda lagi nanti dengan vaksin ketiga yang sifatnya booster, sebagai penguat. Itu boleh berbeda."
"Tapi vaksin pertama dan vaksin kedua sebagai kewajiban itu harus sama," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan Dirut PT Bio Farma, PT Kimia Farma, Indo Farma, dan Phapros, Rabu 7 Juli 2021.
• Kriteria Penerima Vaksin Covid 19 sesuai Syarat Medis dan Standar WHO
Komite Keamanan Obat Eropa Ungkap Gejala Moderna
Komite Keamanan Obat Eropa (EMA) di Belanda pada Jumat 9 Juli 2021 waktu setempat, memperingatkan bahwa vaksin virus corona dengan menggunakan platform mRNA yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna, dapat dikaitkan dengan 321 kasus langka peradangan jantung.
Dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu 10 Juli 2021, EMA menyampaikan dalam rilis resminya bahwa mereka telah melakukan peninjauan pada penggunaan dua vaksin mRNA.
Yakni, 164 kasus radang otot jantung (miokarditis) dan 157 kasus radang lapisan luar jantung (perikarditis).
Dari peninjauannya tersebut, gejala dari kedua kondisi tersebut diantaranya termasuk sesak napas, nyeri dada, dan jantung berdebar.
EMA mengatakan bahwa 145 kasus miokarditis telah diamati pada individu yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech.
Sementara 19 kasus lainnya diantara orang yang menerima vaksin Moderna.
Dan 138 kasus perikarditis diamati pada individu yang telah menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech, bersama dengan 19 kasus yang terlihat setelah divaksinasi menggunakan vaksin Moderna.
"Komite merekomendasikan untuk mencantumkan miokarditis dan perikarditis sebagai efek samping baru dalam informasi produk untuk vaksin ini, bersama dengan peringatan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan profesional kesehatan dan orang yang menggunakan vaksin ini," sebut rilis resmi EMA.
(*)