Pelabuhan Dwikora Pontianak Ditutup Hingga 31 Juli 2021, Hanya Cargo dan Logistik yang Diperbolehkan
“Penutupan kegiatan pelayaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak ini untuk mencegah masuknya varian virus Delta yang saat ini merebak di Pulau Jawa,”ujarn
Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalbar telah mengeluarkan surat per 5 Juli 2021 tentang Pelarangan Kapal Penumpang Masuk dan bersandar di Pelabuhan Dwikora Pontianak sampai 31 Juli 2021.
Mengenai surat tersebut,Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Barat, Ignasius mengungkapkan pihaknya melakukan penutupan kegiatan pelayaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak untuk sementara waktu, mulai Rabu, 7 Juli 2021.
Semua kegiatan pelayaran dihentikan, terkecuali pengangkut cargo dan logistik, tetap berjalan. Penutupan pelabuhan tersebut dilakukan hingga 31 Juli 2021.
“Penutupan kegiatan pelayaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak ini untuk mencegah masuknya varian virus Delta yang saat ini merebak di Pulau Jawa,”ujarnya, Kamis 8 Juli 2021.
Mengingat varian baru Delta yang sudah ditemui di Jatim, Jateng, DIY dan DKI.
“Jadi kita berusaha jangan sampai virus itu masuk lewat jalur laut,” jelasnya.
Sementara itu, Kalimantan Barat masuk dalam provinsi tujuh provinsi di luar Pulau Jawa yang harus mewanti-wanti menyangkut penyebaran Virus Corona Varian Delta.
Kemenkes meminta untuk mengantisipasi penyebaran varian Delta yang begitu cepat, untuk segara dilakukan genome sequencing yang lebih ketat.
• Pelabuhan Dwikora Pontianak Tak Layani Penumpang Naik dan Turun hingga 31 Juli 2021
Hal tersebut untuk mengamati apakah memang penyebaran di daerah tersebut juga terjadi.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson mengatakan langkah yang diambil Pemprov Kalbar yakni dimana Laboratorium Untan telah mengirim 20 sampel ke Jakarta untuk dilakulan genome sequencing.
“Laboratorium Untan telah mengirim 20 smapel ke Jakarta untuk dilakukan genome sequencing,” ujarnya.
Harisson mengatakan dimana telah dicurigai adanya varian Delta di Kalbar seiring meningkatnya kasus konfirmasi Covid-19 dan meningkatnya Bor di Kalbar. Maka dari itu perlu dibuktikan dengan dilakukannya pemeriksaan sampel ke jakarta.
“Kita mencurigai varian delta sudah berada di Kalbar seiring meningkatnya kasus konfirmasi covid-19 dan meningkatnya BOR di RS, tapi kita perlu bukti dulu melalui pemeriksaan genome sequencing,”ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Konsultan Biologi Molekuler Lab Jejaring Pemeriksaan COVID 19 RS UNTAN dan Lab Jejaring Pemeriksaan COVID 19 Labkesda Kalbar di Pontianak, dr Andriani menjelaskan bahwa Laboratorium Universitas Tanjungpura mempersiapkan 96 sampel untuk dilakukan Whole Genom Sequencing ke Litbangkes, Jakarta.

Sampel ini rata-rata diambil dari seluruh kabupaten/kota agar datanya representatif karena mewakili semua populasi di Kalimantan Barat.
"Kami harapkan 96 sampel difasilitasi Litbangkes karena mengingat kapasitas untuk Whole Genom Sequencing di Litbangkes dan beberapa center lain sangat terbatas. Sementara antrian untuk surveilans untuk genome sangat banyak," jelasnya.
Sampel yang dikirim itu diambil atau cuplik dari masing-masing kabupaten/kota. Terutama pada kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan.
Andriani mengatakan hingga Maret 2021 belum ditemukan varian virus baru atau varian of concern maupun varian of interest di Kalimantan Barat.
"Baik itu Alpha, Beta dan Delta yang sudah ditemukan di daerah lain di Indonesia tapi belum menjadi varian of concern di Kalbar," ujarnya.
Sementara varian yang sudah terdeteksi di Kalimantan Barat saat ini adalah B.1.466.2 yang mengandung mutasi N439K.
Oleh WHO varian ini sudah ditandai untuk diwaspadai sebagai varian dengan penyebaran dan tingkat keparahan.
"Varian ini sudah menyebar di beberapa wilayah di dunia," ucap Andriani.
• Pelabuhan Dwikora Pontianak Resmi Hentikan Layanan Penumpang
Sementara 49 sampel yang sudah dikirim sebelumnya untuk dilakukan Whole Genom Sequencing, dianggap tidak relevan dengan kondisi dan situasi yang terjadi saat ini.
Sedangkan sampel yang sudah disiapkan untuk dikirim dianggap mewakili kondisi dan situasi pandemi Covid-19 di Kalimantan Barat saat ini.
Kriteria pengiriman itu adalah sampel dengan kriteria dua minggu ke belakang. Artinya sampel yang dalam dua minggu memenuhi kriteria inklusi yang kemudian untuk dilakukan Whole Genom Sequencing. OTermasuk sampel dari kabupaten/kota.
"Ini berdasarkan diskusi kami dengan tim peneliti surveilans untuk Genom Sars-Cov 2 Nasional," ungkap Andriani.
Ia menambahkan varian lokal di Indonesia, keberadaan pada mulai Mei-Juni sudah tertahan dengan varian Delta. Varian Delta mendominasi hasil Whole Genom Sequencing tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)