KISAH INSPIRATIF Ade Marheni Dewi, Lurah Muda Pontianak Berhasil Kembangkan Kampung Hijau Bang Jago
Ade adalah lulusan IPDN Jatinangor yang memulai perjalanan karirnya menjadi Kasubbag Keuangan dan Perencanaan Kecamatan di tahun 2010, dan kini telah
Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
“Jadi disitu lengkap kedepannya selain mengembangkan UMKM kita berusaha untuk memunculkan produk ciri khas disitu seperti bunga telang,”ujarnya.
Tak hanya itu saja sekarang ditambah lagi tanaman bambu yang awalnya hanya dalam bentuk hiasan lampu kini hadir bentuk tanaman pot tema Rustic bahkan lemari gantung dan pelaminan.

“Disini saya sebagai pembina pengembangan kawasan karena sebelumnya potensi mereka belum kelihatan seperti jualan bambu hanya lewat online setelah dirangkul, akhirnya di lirik Dekranasda dan lebih dikenal,” ujarnya.
Selain itu , ia juga mempunyai program kawasan kumuh kotaku. Dimana merangkul masyarakat yang ikut aktif berpartisipasi membersihkan saluran drainase secara berkelompok.
“Mereka diberi dana stimulan dan digaji untuk membersihkan drainase. Jadi partisipasi juga timbul sehingga lingkungan jadi bersih dan sehat,”ujarnya.
Dikatakannya walaupun dimaasa pandemi covid- 19 partisipasi masyaraka masih terlihat tinggi. Pada masa pandemi, dimana kantor pemerintah yang ia pimpin telah menerapkan kerja online.
Jadi ketika WFH semua masih bisa bekerja dari rumah dan menyiapkan pelayanan secara online untuk mempermudah masyarakat.
“Di saat pandemi seperti sekarang ini kita sedang kerja online,kita juga menyediakan sarana menggunakan barcode QR Pelayanan,”ujarnya.
• Pemkot Pontianak Tunda Terima CPNS Karena Anggaran Terbatas, Edi Kamtono Pastikan Pelayanan Maksimal
Dengan demikian masyarakat tak perlu kawatir dan bolak balik ketika berkas tidak lengkap, dan cukup gunakan pelayana publik kode QR untuk melihat syarat lengkap pelayanan.
“Sebelumnya kita memberikan buku saku kepada RT dan kini beralih menggunakan Barcode QR. Jadi masyarakat tau syaratnya tdak perlu bolak balik ke kantor, cukup datang sekali, serahkan data dan pulang,” ujarnya.
Ia mengatakan Kelurahan Tengah termasuk Jantung kota, namun masih terdapat satu dua kawasan yang masih perlu untuk diperhatikan. Hal itu lah jadi tantangan karena masih terdapat lingkungan yang mendekati kumuh. Hal itulah jadi tantangan karena sebagian besar masyarakat mendekati kumuh.
“Jadi kita harus berada diposisi tengah dengan tingkat pendidikan dan perekonomian masyaraka yang belum dikatakan cukup. Karena berada di lingkungan mendekati kumuh, tentu masih banyak masyarakat kota yang menengah kebawah,”ujarnya.
Ia mengatakan terus bersama untuk berusaha aktif dan persuasif menyampaikan kepada masyarakat apa yang ada di pemerintah ini.
“Kita mencoba hadir ditengah masyarakat,” ucapnya.
Menjadi seorang pemimpin tentu ada tantangannya, dimana harus bergelut ditengah masyarakat yang mungkin sebagian berpikir belum mampu, tapi ia terus mencoba bagaimana hadir untuk memberikan solusi.