Khazanah Islam
Niat Shalat Dhuha dan Cara Melaksanakannya Lengkap dengan Doa Setelah Sholat Dhuha
Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa. Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Shalat Dhuha adalah Sholat Sunnah Muakkad.
Sunnah Muakkad artinya adalah sangat dianjurkan. Perbuatan yang hukumnya sunnah muakkad adalah perbuatan yang hampir tidak pernah dilewatkan Rasulullah SAW.
Waktu mengerjakan Shalat Dhuha dimulai kira-kira 20 menit setelah matahari terbit hingga 10 atau 5 menit sebelum matahari bergeser ke barat.
Adapun waktu utama melaksanakan Shalat Dhuha adalah sekitar 15 menit setelah matahari terbit.
Hal itu sebagaimana dalil yang termuat dalam hadits riwayat Muslim.
• Bagaimana Cara Shalatnya Orang yang Sakit? Seperti Apa Posisi Badan Ketika Salat dengan Berbaring?
Rasulullah SAW bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (al-Awwabin) adalah pada waktu anak-anak unta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari” (HR. Muslim).
Hadits tersebut di atas menjelaskan bahwa waktu yang paling afdhal untuk melakukan shalat dhuha adalah ketika matahari sudah mulai meninggi, di mana anak-anak unta sudah bangun karena panas matahari (sekitar jam 08:00 atau 09:00 WIB).
Berikut adalah tata cara melaksanakan Shalat Dhuha:
1. Niat
Niat letaknya di dalam hati. Namun melafazkan Niat Shalat boleh dilakukan.
Adapun niat Shalat Dhuha bisa dilihat di bagian lain artikel ini.
• Apa Saja Alasan Diperbolehkan untuk Menjamak Shalat? Ketahui Perbedaan Jamak Takdim dan Jamak Takhir
2. Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram dilaksanakan dengan membaca Allahu Akbar bersamaan dengan Niat Shalat di dalam hati.
3. Membaca surah Al Fatihah dan surah pendek
Surah pendek yang dibaca boleh surat apa saja.
Namun demikian, dianjurkan membaca surah asy Syams pada rakaat pertama dan surah ad Dhuha pada rakaat kedua.
• Shalat Dhuha Berapa Rakaat dan Jam Berapa? Apakah Boleh Shalat Dhuha 4 Rakaat 1 Salam?
4. Ruku' dengan tuma'ninah
Posisi ruku' yang benar adalah punggung dan kepala harus lurus.
Setelah posisi badan dan kepala lurus, barulah membaca doa rukuk.
5. I'tidal dengan tumakninah
Saat tumakninah, membaca rabbana wa lakal hamdu.
6. Sujud pertama dengan tumakninah
Sujud dilaksanakan dengan menempelkan dahi, hidung, kedua telapak tangan serta ujung jari kedua kaki ke lantai.
Ketiga anggota sujud tersebut haruslah menempel di tempat shalat tanpa terhalang oleh benda yang bergerak bersama kita seperti mukena bagi wanita atau rambut/ peci bagi laki-laki.
7. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
Duduk di antara dua sujud dilaksanakan dengan cara duduk iftirasy.
Duduk iftirasy adalah duduk di atas kaki kiri sedangkan kaki kanan ditegakan.
8. Sujud yang kedua dengan tuma'ninah
Langkah-langkah ini diulang sampai dua rakaaat.
9. Membaca tasyahud akhir
10. Membaca shalawat atas Rasulullah Saw.
11. Salam
12. Tertib
Tertib artinya berurutan dari awal hingga akhir.
Tidak boleh mendahulukan rukun yang seharusnya berada di akhir dan sebaliknya.
Shalat Dhuha dianjurkan dilaksanakan dua rakaat sekali salam.
Namun demikina, tidak dilarang melaksanakan empat rakaat sekali salam.
Bacaan Niat Shalat Dhuha
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala”
Doa Setelah Shalat Dhuha
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَآءَ بَهَاؤُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اٰتِنِيْ مَااٰتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka wal bahaa'a bahaa'auka wal-jamaala jamaaluka wal-quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal-'ismata 'ismatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu
Wa in kaana mu'assiran fa yassirhu
Wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika
Wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita 'ibaadakash-shalihiin.
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu.
Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu.
Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Wahai Tuhanku, kalau rizkiku di langit, turunkanlah.
Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah.
Kalau haram, gantilah menjadi yang suci. Jika jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu.
Tuhanku, berikanlah aku apa yang Engkau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.
Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang.
Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku.
Anugerahkanlah taubat-Mu untukku. Sungguh Engkau Maha Penerima Tobat, lagi Maha Penyayang”.