Khazanah Islam

Apa Saja Rukun Shalat? Mengapa Rukun dalam Shalat Tidak Boleh Ditinggalkan?

Jika tidak bisa berdiri, karena sakit dan lain sebagainya, maka seseorang dibolehkan Shalat dengan duduk.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNNEWS
Ilustrasi Shalat Berjamaah. 

Setelah membaca Al Fatihah, lalu dilanjutkan dengan Ruku.

''Anda tak baca ayat lainnya tidak apa, langsung rukuk saja,'' kata Buya Yahya.

''Kalau bacaan ruku' tidak hafal tidak apa-apa. Ruku' saja sudah sah,'' kata Buya Yahya.

Demikian pula saat I'tidal, Sujud dan di antara dua sujud.

Lalau bagaimana dengan bacaan tasyahud akhir?

Buya Yahya mengatakan, bacaa tasyahud akhir adalah sebagai berikut:

Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah.

Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatulloohi wa barokaatuh.

Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. 

Asyhadu allaa ilaaha illallooh wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullooh.

''Cukup sampai situ. Jika tidak hafal, baca catatan,'' katanya.

Demikian pula untuk bacaan Sholawat dan Salam.

Bagaimana dengan orang yang tidak bisa membaca dan menghafal?

Buya Yahya menyatakan, cukup bacaan diganti dengan zikir.

''Baca zikir apa saja. Anda harus percaya diri bahwa itu sah,'' tegasnya.

Selain itu, bagi yang tidak hafal dan tidak bisa membaca, maka bisa juga melafazkan terjemahan dari bacaan Sholat yang wajib dibaca.

Namun demikian, bagi yang sudah tahu dan hafal bacaan Shalat, jangan meninggalkannya karena itu sunnah.

''Rugi. Kehilangan keutamaan baca tasbih-tasbih dan zikir di dalam Shalat,'' kata Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan, tata cara Shalat itu mudah.

Jika ada orang tidak bisa Shalat, maka yang salah gurunya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved