Khazanah Islam
Khutbah Jumat Pertama dan Kedua Lengkap Arab Latin Tema Keutamaan Bulan Dzulqaidah
Hari Jumat ini tepat pekan pertama di bulan Dzulqaidah tepat tanggal 7 Dzulqaidah Hijriah.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut ini contoh khutbah Jumat pertama dan kedua di bulan Dzulqaidah dengan tema Keutamaan Dzulqaidah.
Hari Jumat ini tepat pekan pertama di bulan Dzulqaidah tepat tanggal 7 Dzulqaidah Hijriah.
Hari Jumat bagi umat Islam merupakan hari yang paling agung dan merupakan waktu terbaik dalam melaksanakan ibadah.
Sholat Jumat juga disertai dengan Dua Khutbah, yang berisi nasehat untuk selalu bertakwa kepada Allah.
(Update Info Seputar Khazanah Islam)
• Khutbah Jumat Lengkap Arab dan Latin Khutbah Pertama dan Khutbah Kedua, Bacaan Niat Sholat Jumat
Bacaan Niat sholat Jumat untuk Makmum dan Imam
اُصَلِّيْ فَرْضَ الجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً مَاْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii fardhol jum'ati rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an ma-muuman lillaahi ta'aala.
Niat Sholat Jumat untuk imam
اُصَلِّيْ فَرْضَ الجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli fardhol jum'ati rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillaahi ta'aala.
Artinya : "Aku niat melakukan shalat jum'at 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, menjadi imam, karena Allah ta'ala."
Baca juga: Khutbah Jumat Tentang Keutamaan Bulan Ramadhan 1442 H, Contoh Khutbah Pertama dan Khutbah Kedua
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT, shalawat dan salam semoga selalu tercurah atas Rasulullah SAW.
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya.
Saat ini kita akan memasuki bulan Dzulqa’dah setelah melalui bulan Ramadhan dan bulan Syawal
Secara bahasa Dzulqa’dah terdiri dari dua kata, yaitu: Dzu, yang artinya: ‘sesuatu yang memiliki/menguasai’; dan Al Qa’dah, yang artinya ‘tempat yang diduduki’.
Bulan ini disebut Dzulqa’dah karena pada bulan ini kebiasaan masyarakat arab adalah duduk-duduk santai (tidak bepergian).
Orang Jawa menyebutnya dengan bulan Selo (longgar) karena pada bulan ini relatif longgar dari kegiatan setelah padatnya kegiatan di bulan Ramadhan dan bulan Syawal.
Setelah Dzulqa’dah juga akan padat lagi dengan kegiatan baik itu haji maupun qurban.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Bulan Dzulqa’dah termasuk satu dari empat bulan yang ditetapkan Allah SWT sebagai bulan suci (bulan haram).
Yaitu bulan di mana manusia dilarang keras untuk melakukan kemaksiatan dan kejahatan melebihi bulan-bulan selain bulan haram.
Secara umum penyebutan empat bulan haram ini terdapat dalam firman Allah SWT:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah [9]: 36)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Mengenai nama empat bulan yang dimaksud dalam ayat tersebut disebutkan dalam hadits Nabi SAW, beliau bersabda:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Di antara keutamaan yang terkandung dalam bulan-bulan haram ini, termasuk bulan Dzulqa’dah adalah pahala dan dosa dilipatgandakan. Ibnu Abbas RA dalam menafsirkan kalimat “Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan (haram) yang empat itu” dalam QS. At Taubah ayat 36 di atas mengatakan, “Allah juga menjadikan perbuatan dosa yang dilakukan di dalamnya lebih besar. Demikian pula, Allah pun menjadikan amalan shalih dan ganjaran yang didapatkan di dalamnya lebih besar pula.”
Artinya, seseorang yang beramal shalih di bulan Dzulqa’dah (dan bulan-bulan haram yang lain) dengan kuantitas amalan yang sama, dirinya akan mendapatkan pahala dari Allah SWT yang lebih besar daripada jika dilakukan di luar bulan-bulan haram. Sebaliknya, jika orang melakukan perbuatan dosa, maka dosanya pun juga akan dilipat gandakan oleh Allah SWT.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Lantas, adakah amalan khusus yang bisa dilakukan di bulan Dzulqa’dah ini? Rasulullah SAW bersabda:
صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ
“Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah. Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah. Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan tinggalkanlah.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Beberapa ulama menganggap hadits tersebut dhaif. Namun secara umum, kita bisa beramal dengan amalan apa saja di bulan Dzulqa’dah ini, termasuk dengan memperbanyak puasa. Karena Allah SWT akan melipatgandakan pahala amalan tersebut. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah SWT menguatkan kita untuk memaksimalkan amal dan meninggalkan dosa di bulan Dzulqa’dah ini. Aamiin...
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Allah SWT telah menjadikan sebagian tempat di muka bumi ini lebih utama dan mulia dari tempat-tempat lain pada umumnya, di antaranya: Makkah dan Madinah termasuk masjid di dalamnya (Masjidil Haram, Masjid Nabawi). Tempat tersebut dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk melipatgandakan pahala dalam beribadah kepada Allah SWT karena keutamaannya dibandingkan dengan tempat lain.
Demikian pula keutamaan waktu-waktu tertentu. Selain waktu sujud, sepertiga malam akhir, hari Jum’at, malam lailatul qadar, bulan Ramadhan, ada juga bulan yang mempunyai keutamaan dibandingkan dengan bulan lain, yang disebut dengan bulan-bulan haram.
Selayaknya kita sebagai kaum muslimin bisa memanfaatkan dengan maksimal waktu-waktu yang diberikan Allah SWT tersebut untuk melipatgandakan amalan-amalan kebaikan kita, dan menahan dengan sekuat tenaga agar tidak bermaksiat dan melakukan kedurhakaan kepada Allah SWT.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ اْلأَسْقَامِ
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Sebagian artikel tayang di Tablighmu.or.id by Ahmad Nasri
(*)