Kenapa Orang yang Sudah Vaksin Masih Bisa Positif Covid-19? Begini Penjelasan Kemenkes
Satu di antaranya seperti yang dialami Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI, Fadli Zon.
Sebagai gambaran situasi pandemi dan kondisi saat tidak lagi pandemi, Nadia mencontohkan saat terjadinya musim demam berdarah.
"Kenapa pada saat musim demam berdarah, orang lebih gampang kan kena demam berdarah. Nah, karena virusnya banyak pada saat itu," jelasnya.
"Karena nyamuk yang membawa virus pada saat perubahan dari musim panas ke musim hujan, atau musim hujan, itu banyak (populasinya)," kata Nadia.
Baca juga: Alasan Larissa Chou Gugat Cerai Alvin Faiz Setelah Lima Tahun Menikah
"Sehingga orang gampang sakit demam berdarah. Makanya muncul kejadian luar biasa (KLB) peningkatan kasus demam berdarah. Karena pada saat itu virusnya banyak, nyamuk pembawanya juga banyak," kata Nadia melanjutkan.
Namun, pada lain waktu, misalnya di musim kemarau, kasus-kasus demam berdarah jarang dijumpai.
Mengapa demikian? "Karena virusnya enggak banyak, nyamuknya juga enggak banyak," jelas Nadia.
Dia mengatakan, analogi penyakit demam berdarah yang dia sampaikan itu dapat digunakan untuk memahami perbedaan situasi pandemi dengan situasi tidak pandemi.
"Nah, ini sama. Kalau pandemi, kan berarti memang kondisi virus penyebab Covid-19 nya banyak, cuma dia enggak pakai nyamuk," kata Nadia.
Dengan situasi pandemi seperti saat ini, resiko tertular virus corona masih sangat besar, sehingga protokol pencegahan 3M harus selalu diterapkan.
"Kalau pun kita sudah 3M, kan 3M itu enggak 100 persen bisa melindungi, makanya tambah vaksin. Begitu dia (virus) masuk, langsung dilawan," kata Nadia.
Baca juga: Polisi Dikeroyok hingga Luka Setelah Menolak Berjoget di Acara Pernikahan Warga Kampung Prajurit
Manfaat vaksin
Nadia mengatakan, satu hal yang perlu dicermati dari efikasi vaksin Covid-19 adalah khasiatnya untuk mencegah timbulnya gejala sedang hingga berat pada pasien yang terinfeksi.
Efikasi vaksin Covid-19 dalam mencegah gejala sedang hingga sangat berat tercatat mencapai 89 persen.
Capaian itu berlaku untuk rata-rata vaksin yang saat ini beredar.
Selain capaian tersebut, vaksin juga diketahui menekan angka kematian akibat Covid-19.