Gunakan Dua Teleskop Amati Gerhana Bulan Total, Kuncuro Wisnu: Akan Terjadi 19 Tahun Lagi
Untuk gerhana bulan dari peneliti itu terjadi dua kali dalam setahun, namun untuk gerhana bulan merah di prediksi terjadi 19 tahun sekali
Penulis: Ferryanto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Fenomena alam Gerhana Bulan total terjadi pada tanggal 26 Mei 2021.
Di Indonesia khususnya, Pontianak Kalimantan Barat, gerhana bulan total tersebut terjadi pada pukul 18.09 hingga 18.18 WIB.
Pada Fenomen gerhana bulan ini, Balai Pemantauan Antariksa dan Atmosfir Pontianak mengeluarkan dua unit teleskopnya untuk mengamati proses Gerhana bulan Total ini.
Sekira pukul 18.08 WIB, dari ufuk timur bulan menampakkan dirinya, tampak segaris berwarna merah orange yang secara perlahan membentuk sabit.
Baca juga: APA Pertanda Terjadinya Gerhana Menurut Islam? Sejarah Gerhana Dalam Islam & Perintah Sholat Khusuf
Disebabkan gumpalan awan, beberapa saat bulan tak terlihat namun kemudian bulan tersebut nampak kembali.
Kuncuro Wisnu, Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfir Pontianak (Lapan) menjelaskan, terdapat hal yang berbeda pada fenomena gerhana bulan total pada 2021 ini, dimana gerhana bulan ini membuat bulan tampak berwarna merah atau yang diberi nama Super Blood Moon.
"Bulan itu sejajar dengan bumi dan matahari, sedangkan sinar matahari itu terbiaskan oleh atmosfer Bumi yang akhirnya mengenai bulan kemudian membuat bulan tampak berwarna merah,"tuturnya.
Gerhana Bulan Total yang terjadi saat ini terjadi saat bulan berada di timur Indonesia dan bukan diatas Indonesia, sehingga bulan tampak di ufuk timur.
Diprediksi Fenomen gerhana bulan ditanggal dan waktu yang ini akan terjadi 19 tahun mendatang.
"Untuk gerhana bulan dari peneliti itu terjadi dua kali dalam setahun, namun untuk gerhana bulan merah di prediksi terjadi 19 tahun sekali untuk di tanggal dan waktu yang sama, tetapi untuk gerhana bulan biasa tidak,"tuturnya menjelaskan. (*)