Makanan Khas Pontianak Bingke Putri Sari Sudah Gunakan Resep Turun Temurun Sejak 30 Tahun

Kue Bingka sendiri juga cocok menjadi oleh-oleh atau buah tangan untuk sanak-saudara, tak hanya digemari oleh orang tua untuk teman minum kopi dan san

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ANGGITA PUTRI
Owner Bingke Putri Sari, Syari Verawati (39) saat menunjukan bingke berendam buatannya. 

“Jadi sudah kemana-mana yang order tidak hanya di Pontianak saja. Kalau untuk sekarang saya jualannya masih dirumah dan ada beberapa reseller, tapi karena pandemi menjadi berkurang. Namun masih ada satu pondok ramadhan yang menjual saat ini,” jelasnya.

Dikatakannya karena masih bentuk home industri bagi yang ingin pesan dapat langsung datang kerumahnya.

“Jadi biasanya kalau sistem beli dan jual sendiri. Mereka pesan langsung kerumah untuk di jual lagi,”ucapnya.

Menjadi makanan Khas Pontianak, bingke sendiri sangat mudah ditemui. Syari mengatakan yang menjadi ciri khas bingke yang ia jual adalah pada bingke berendam yang masih menggunakan resep asli.

“Bedanya bingke yang saya jual adalah pada bingke berendam asli. Dimana air pada bingka keluar langsung tidak disiram pakai air gula, dan kalau bingke durian memang gunakan durian asli, kalau yang kacang hijau juga gitu,”jelasnya.

Ia mengatakan tidak pernah menggunakan air pewangi. Ada lima jenis bingke yang is jual yakni bingke berendam, keju, durian, ubi rambat dan kacang hijau. Namun yang paling best seller adalah bingke telur dan berendam.

“Saat jelang ramadhan Alhamdulillah pendapat bisa meningkat, tapi saat sudah satu minggu ramadhan menjadi menurun tapi tidak terlalu jauh menurunnya,”ungkapnya.

Ia mengatatakan bHan inti untuk pembuatan bingke tidaklah sulit seperti santan, telur tepung, gula dan susu.

“Kalau untuk prosses pembakarannya tidak sampai 10 menit. Jadi kalau permintaan ramai dalam satu hari bisa membuat bingke sampai 500 cetak, tapi hari normal 200 lebih,”ujarnya.

Dijelakannua mengapa nama bingke nya adalah Putri Sari. Dimana Putri sendiri adalah nama anaknya, dan Sari adalah nama dirinya yakni Syari Verawati.

“Kalau dulu nama awalnya Nila Sari yang sudah ada Hak Patennya setelah itu diganti namanya menjadi Putri Sari,”ucapnya.

Ditengah pandemi Covid-19 diakuinya tidak terlalu pengaruh karena memang dirinya hanya menjual makanan yang memang tidak terlalu berpengaruh ditengah pandemi.

“Jadi hasil penjualannya masih bisa untuk kebutuhan dan pendidikan anak saya. Dulu Saya sempat buka cabang tapi keteteran tidak ada yang jaga. Jadi rukonya saya kontrakan,” ujarnya.

Ia mengatakan selama 30 tahun bingka yang ia jual saat ini tidak pernah merubah rasa dari resep yang asli.

“Jadi kalau kita jualan kalau sudah laris rasanya jangan diubah harus dipertahankan. Disini sYa juga gunakan bahan asli. Resep ini juga merupakan resep turun temurun dari keluarga,”jelasnya.

Adapun harga untuk satu cetak bingke yang ia jual mulai dari harga Rp 14 -16 ribu. Saat ini masih berbentuk home industri yang dibantu lima orany karyawannya.

“Jadi kita buka dari pagi sampai magrib. Biasanya saya mulai adonan dari jam 6 jadi jam 10 an sudah selesai mengerjakan pesanan orang,”pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved