Tidur, Simulasi Kematian dan Pembelajarannya
Sehingga dari doa sebelum tidur tersebut seakan kita diminta oleh nabi untuk menyadari serta mempersiapkan diri menuju kematian (kecil).
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Try Juliansyah
Dr Arthur J Alson sebagai salah seorang ilmuan barat pernah melakukan penelitian melalui alat elektronik tentang fenomena tidur dan mati. Hasil peneletian selama beberapa tahun tersebut menjelaskan bahwa memang ada sesuatu yang keluar dari tubuh manusia ketika tidur dan masuk kembali ketika terbangun.
Dalam sebuah hadits yang cukup populer, Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan umat islam doa yang dibaca sebelum dan sesudah tidur.
Hadis tersebut berbunyi “Dari Hudzaifah dan Abu Dzar radiyallahu anhu, mereka berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak tidur, beliau mengucapkan, ‘Bismika Allahumma Ahyaa Wa Bismika Amuutu,' (dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku hidup dan aku mati).
Dan apabila bangun dari tidur, beliau mengucapkan, Alhamdulillahilladzi Ba'da Maa Amaatana Wa Ilaihin Nusyuur,’ (segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya kami kembali)” (HR. Bukhari).
Jika kita cermati doa sebelum dan sesudah tidur yang diajarkan Nabi diatas, ternyata tidak ada lafadz yang menunjukan tentang tidur tetapi yang kita lihat adalah kata yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan kematian.
Sehingga dari doa sebelum tidur tersebut seakan kita diminta oleh nabi untuk menyadari serta mempersiapkan diri menuju kematian (kecil).
Kemudian saat kita terbangun dari tidur, kita diminta untuk bersyukur kepada Allah SWT karena Allah telah mengembalikan ruh kita kembali pada jasad kita.
Tidur sebagai simulasi kematian tidak hanya bisa kita lihat dari doa yang nabi ajarkan saja tetapi juga di hadits yang lain Nabi mengajarkan posisi tidur yang mirip sekali dengan posisi mayat saat dikubur yaitu menghadapkan kepala ke arah kiblat dan memiringkan tubuh ke sebelah kanan.
Hadits tersebut berbunyi “Dari al Barra bin Azib, bahwa Rasululah bersabda,”Jika engkau hendak menuju pembaringanmu, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlahlah di rusukmu sebelah kanan lalu ucapkanlah doa:
"Ya Allah sesungguhnya aku menyerahkan jiwaku hanya kepadamu, kuhadapkan wajahku kepadamu, kuserahkan segala urusanku hanya kepadamu, kusandarkan punggungku kepadamu semata, dengan harap dan cemas kepadamu, aku beriman kepada kitab yang engkau turunkan dan kepada nabi yang engkau utus,".
"Dan hendaklah engkau jadikan doa tadi sebagai penutup dari pembicaranmu malam itu. Maka jika enkau meninggal pada malam itu niscaya engkau meninggal di atas fitrah”.
Begitulah islam mengurusi setiap lini kehidupan manusia mulai dari hal-hal Mahdhah (hubungan spiritual) dan ghairu Mahdhah (hubungan sosial). Sehingga umat islam yang menjalankan ajaran agama secara kaffah akan mendapatkan manfaat yang bisa dirasakan saat di dunia terutama di akhirat.
Semoga Ramadan kali ini bisa kita jadikan sebagai bulan evaluasi, pelatihan, introspeksi, refleksi diri sendiri khususnya sehingga saat menghadapi bulan setelahnya kita lebih siap dan menjadi pribadi yang lebih baik. Amin. (*)