Sutarmidji Desak Bupati dan Wali Kota Berlakukan PPKM dengan Ketat, Warkop Tutup Pukul 21.00 WIB

Kota Pontianak hari ini untuk tambahan kasus positif Covid-19 tertinggi dan bisa masuk zona oranye

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/Anggita Putri
Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bupati dan wali kota di Kalbar didesak oleh Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro dengan ketat.

Pemberlakuan terutama dalam pembatasan operasional pusat perbelanjaan seperti mal, warung kopi, restoran, dan tempat umum hingga pukul 21.00 WIB dan penerapan prokes ketat.

Apapun alasannya, Gubernur Sutarmidji meminta agar usaha seperti warkop harus ditutup pukul 21.00.

“Di Jalan Reformasi Pontianak itu bisa jadi sumber virus juga, harusnya tutup saja pukul 21.00. Kenapa takut benar, jangan terpengaruh ini itu. Plaza MTQ dan Alun Kapuas sudah saya suruh tutup,” ujar Sutarmidji ditemui di Ruang DAR Kantor Gubernur Kalbar, Jumat 23 April 2021.

Ia mengimbau seluruh kepala daerah tak lagi takut dan berpikiran kalau melakukan kegiatan testing dan tracing menyebabkan daerahnya tergambar positif akibatnya kegiatan adanya tambahan kasus, karena memang begitulah cara kerjanya.

Baca juga: Pontianak PPKM  Mikro, Personel Gabungan Bakal Razia dan Jaga Tiap Pintu Masuk Kota Jelang Lebaran

“Seperti Sekadau beberapa waktu lalu takut banyak yang positif, contoh saja Bengkayang saat Plt yang bertugas kemarin hampir zona merah, Landak juga pernah kasusnya tinggi, tapi itu tidak masalah. Memang begitulah penangannya namun sekarang sudah mulai landai,” ujarnya.

Sutarmidji juga mencontohkan Ketapang saat diminta mengirim sampel swab PCR dengan jumlah banyak, kasus sempat meningkat sangat drastis. Namun, saat ini kasus di Ketapang dan Bengkayang mulai landai.

“Pak Edi juga sudah mulai lengah. Kota Pontianak hari ini untuk tambahan kasus positif Covid-19 tertinggi dan bisa masuk zona oranye,” ujarnya.

Ia meminta, para bupati serius dalam menangani Covid-19. Jika daerah tidak bisa membeli perlengkapan antigen, jelas gubernur, bisa mengajukan dana ke provinsi. Ia juga meminta kepala dinas kesehatakan provinsi, kabupaten dan kota memerintah kepala Puskesmas untuk terlibat.

“Semuanya tinggal kalau mau saja. Saya menilai swab yang kendor bupatinya tidak mampu mengendalikan jajaran dinas kesehatan untuk kegiatan swab,” ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini daerah yang paling rawan penyebaran Covid-19 adalah Kabupaten Sintang, Sanggau dan Melawi.

“Saya juga khawatir Kubu Raya dan Kayong Utara karena tingkat testingnya sangat rendah. Saya bigung. Daerah ini hanya menyampaikan swab saja, yang memeriksanya laboratorium kita di provinsi,” ujarnya.

Ia mengatakan, yang membuat susah saat ini adalah ketakutan mereka apabila banyak positif akhirnya kasus meningkat.

“Seharusnya yang namanya virus semakin banyak kita bisa melakukan testing dan tracing cepat tahu orang yang terjangkit kita bisa cepat mengobatinya. Sehingga tingkat fatalnya rendah dan kematian rendah, orang bisa sembuh,” ujarnya.

Ia mengatakan, menangani virus dan membuat keterjangkitan virus nol sangat sulit dan tidak mungkin.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved