Wagub Ria Norsan Sebut Kalbar Potensi Ekspor Ikan Arwana dan Sarang Burung Walet ke China
“Seperti di Riau ada arwana tapi tidak seindah punya kita seperti red super. Kanada juga ada arwana tapi tidak seperti milik kita,” jelasnya.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, H Ria Norsan mengatakan selain dari segi pertambangan, Kalimantan Barat juga mempunyai potensi kerjasama dengan China untuk Ikan Arwana dan Sarang burung walet.
Keduanya dikatakannya bahwa sangat dibutuhkan mereka (Negara China) yang dimana saat ini sarang walet masih menjadi primadona disana, dengan pengolahan yang sudah cukup baik sehingga harganya cukup mahal.
“China ini potensinya adalah perdagangan terbesar di dunia karena jumlah penduduknya banyak dan masyarakatnya giat serta dispilin untuk kemajuan perekonomian negara,”ujarnya.
Dikatakannya untuk Potensi arwana di Kalbar sendiri jangan diragukan lagi tidak ada lawannya.
“Seperti di Riau ada arwana tapi tidak seindah punya kita seperti red super. Kanada juga ada arwana tapi tidak seperti milik kita,” jelasnya.
Lanjutnya mengatakan Arwana dan walet merupakan satu potensi besar yang bisa di ekpor ke China atau negara lain.
Baca juga: Resmikan Masjid At-Taqwa, Wagub Ria Norsan Ceritakan Sejarah Berdirinya Masjid At-Taqwa
“Selain itu ada kratom bahkan kerupuk keladi juga ada yang di jual kesana. Tapi sejauh ini kita masih terkendala di kemasannya,”ujarnya.
Hak itu disampaikannya usai menghadiri Webinar internasional dengan tema “Menggali potensi ekonomi Kalbar - Tiongkok pasca pandemi “ yang diselenggarakan oleh Perum LKBN Antara Biro Kalbar bersama Biro Beijing secara virtual yang berlangsung dari Ruang DAR Kantor Gubernur, Jumat 16 April 2021.
Adapun narasumber yang dihadirkan diantaranya Dubes RI untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun.
Wagub Ria Norsan mengatakan adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk menjajaki bagaimana kerjasama ekpor dan impor antara Pemprov Kalbar dengan negara China.
“Kita di Kalbar ada 10 komiditi besar yang diekpor ke China diantara bouksit dan bahan tambang lainnya seperti CPO yang telah di ekpor ke China,”ujarnya.
Dalam giat ini Pemprov Kalbar juga memperkenalkan destinasi wisata maupun kuliner yang punya kesamaan dengan negara China dalam cita rasa selera.
“Setelah acara ini untuk kelanjutan kerjasama akan kita tindak lanjuti apa saja yang menjadi kendala ekpor dan impor. Kita minta terutama Dubes Indonesia yang ada di Beijing untuk bisa memfasilitasi dalam hal regulasi,” pungkasnya. (*)