Berikut Kenangan Momen Ramadhan yang Tidak Lagi Kita Rasakan, Pawai Obor dan Lainnya
Dirangkum Tribun Pontianak, beberapa tradisi Ramadhan kali ini membuat kita harus terus bersyukur dan bersabar karena tidak merasakan kemeriahan seper
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Pemerintah dan pihak yang berwenang tentu akan melarang adanya kerumunan apalagi jika mengabaikan protokol kesehatan termasuk pawai obor ini.
2. Buka Puasa Bersama

Hal ini merupakan tradisi yang sering kita lakukan Bersama bukan.
Buka bersama rekan-rekan sejawat, keluarga besar, dan hndai taulan adalah momen-momen yang tentu kita nantikan selama Ramadan.
Agenda saling silaturahmi, bertukar cerita, dan berbagi tentang berbagai hal tentu menjadi sebuah tradisi khas yang sayang untuk dilewatkan.
Tak lupa juga buka bersama ini biasanya dipadukan dengan pengajian serta santunan kepada orang-orang yang membutuhkan tentu menambah khidmat pemaknaan akan Ramadhan yang selalu kita nantikan.
Kita tentu mengingat momen-momen dimana tempat pusat perbelanjaan riuh dan paneuh menjelang momen berbuka puasa, restoran-restoran pun berlomba memberikan diskon khusus untuk buka bersama dengan tambahan gratis takjilnya.
Meski beberap pihak tidak melarang buka bersama dilakukan, namun tetap saja kekhawatiran serta pelaksanaan protokol kesehatan menjadi isu tersendiri yang mesti kita pikirkan.
Risiko penularan virus Covid-19 tentu bukan hanya isapan jempol semata. Berkumpul dengan orang-orang dalam jumlah yang cukup besar tentu adalah salah satu jalan risiko penularan akan semakin besar.
Ya tampaknya momen Buka Bersama baik bersama teman kantor, handai taulan ataupun keluarga besar akan sangat mungkin kita lewatkan di Ramadan kali ini.
Alternatifnya mungkin bisa kita lakukan dengan buka bersama secara virtual dari rumah kita masing-masing meski dapat dipastikan rasa kebersamaan dan keriuhannya akan terasa berbeda dan tidak sama dengan biasanya.
3. Ngabuburit Bersama

Momen-momen menantikan waktu berbuka puasa dengan berbagai kegiatan seperti olahraga bersama, berburu takjil bersama di pasar beduk, ataupun dengan kegiatan kajian keagamaan di masjid dan pusat-pusat keagamaan bersama-sama tahun ini akan sulit kita lakukan.
Aturan menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, dan lain sebagainya mungkin bisa saja kita usahakan, namun tentunya pihak penyelenggara ataupun panitia serta pihak terkait lainnya tidak ingin mengambil risiko besar. Jika pun ada kerumuman pihak berwajib akan turun menertibkan.
Sama seperti sebelumnya kebanyakan kajian dan diskusi akan dipindahkan pada platform daring. Jika pun ada yang dilakukan secara offline tentu rasanya akan berbeda di tengah pandemi.
Kita pasti merindukan pengajian yang penuh di bulan Ramadan, semua lapisan masyarakat berbondong-bondong juga membeli takjil di pusat penjualan ataupun memenuhi pusat-pusat keagamaan demi mendengarkan ceramah ustadz-ustadz kondang dan kenamaan.